Prolog

10 3 2
                                    

Sepasang netra bening itu menampakkan luasnya angkasa yang bertabur gemintang, Rambut panjangnya yang legam itupun berayun pelan di terpa angin malam

“Aku.. Ingin tetap di sini bersama kalian semua, kalian cantik meskipun di lahap gelapnya sang malam” Ujarnya pada puluhan kunang-kunang yang mengerubungi tubuhnya yang tengah terduduk di atas rumput hijau.

“Apa kalian senang? Kalian mempunyai teman baru di sini” Ucapnya tersenyum dan mengatakan “Datang, Pergi lalu..

“-Kembali,”

Gadis itupun tersentak kaget lantaran mendengar seseorang yang tengah menyahut kalimatnya di saat malam itu hanya dirinya seorang yang berada di sana.

“Tempatmu bukan di sini,”

Ia pun berdiri dan melihat kebelakang tepat dimana seseorang tengah berbicara, dan... Mereka pun-

💫

Malam itu mungkin akan menjadi malam yang akan di kenang oleh semua orang yang ada di sana, melihat gadis cantik yang tengah tertidur dengan keadaan yang kritis..

Para dokter dan perawat pun mulai beraksi demi seorang gadis yang sudah terhitung 4 bulan mendiami kamar yang bertuliskan VIP di pintunya.

“Tidakkah kau kasihan pada mereka? Setidaknya kau dapat membalas apapun yang mereka lakukan untukmu selama 4 bulan ini”

Ya, mereka.. Kakek, paman, sepupu dan ibunya tengah terdiam pasrah dengan mata yang sembab dan hidung yang memerah lantaran menangisi dan selalu berdoa agar ia tetap baik-baik saja di atas bangsalnya

“4 bulan itu bukan waktu yang singkat, kau bahkan melewati ujian semestermu, kau juga belum mengatakan perasaanmu pada laki-laki pecicilan itu” Ucapnya sembari menoleh pada seorang lelaki tampan yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu dengan napas yang tidak beraturan.

“D-dia..-

“Apa kau lupa? Kau harus mengetahui siapa ayahmu sebelum pergi. Kau selalu berdoa seperti itu di saat hari ulang tahunmu”

Gadis itupun menunduk tak tega melihat tubuhnya yang terbaring lemah dengan wajah pucat dan beberapa goresan luka di wajahnya.

“Kembalilah.., kau masih belum mengembalikan pena Jeongin yang beberapa bulan lalu kau pinjam. Setidaknya kau mengganti uang penanya jika kau menyukai pena dengan tinta yang tinggal setengah itu”

“Kau menyebalkan-!!”

......




“Huaaa kau tega, kau tega pada ku Suhaaa tolong sadarlahhh”

“Diamlah Hyunjin, kau bahkan tidak sadar ingusmu meleleh seperti itu”

Lelaki yang di panggil Hyunjin itu pun segera mengusap ingusnya dengan beberapa lembar tisu yang diberikan oleh adiknya, Jeongin.

“Jarinya bergerak, apa aku salah lihat?” Tanya Lee Know memastikan dan langsung mendapatkan perhatian dari yang lain

“Akhirnya masuk juga, kembalilah dengan tenang Jung Suhaa”

Yumi yang melihat itupun lantas berjalan mendekati sang putri dengan mata yang mulai berair lagi, setidaknya- setidaknya Suhaa mau memaafkannya meski hanya sekali.

Mata indah itupun terbuka perlahan dan menyapu semua pandangan yang ada di sana

“Suhaa.., i-ini ibu”

Ketika Yumi mengatakan itu, Ayah dan keponakannya pun berjalan mendekat

“Suhaa ini aku Hyunjin”Ucap Hyunjin pelan dan di ikuti oleh Sungchan

“Ini aku Sung-

Belum selesai kalimat Sungchan, sebias suara yang lembut namun tetap tegas itupun membuat semua orang yang ada di sana terpaku

“..Aku tidak mengenal kalian semua”




💫

23 Feb 21
By nbiixlaa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ASTROPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang