Matahari sangat terik di luar sana. Kakiku menjadi enggan untuk melangkah keluar dari cafe ini. Tapi, jika aku berlama-lama di sini, aku bisa ketinggalan bus. Aku mengambil minuman dingin yang ada di hadapanku dan segara meneguknya hingga habis.
Aku melihat jam tanganku. Tinggal 15 menit lagi sebelum bus yang mengantarkan aku pulang tiba. Aku melangkahkan kakiku dengan malas keluar dari cafe itu. Sangking panasnya, aku sampai menyipitkan mataku karena silau dan menutup kepalaku dengan buku tulis yang aku pegang.
Tidak lama setelah aku sampai di halte, bus tujuanku tiba. Aku segera naik dan duduk di kursi pojok paling belakang. Entah kenapa, tapi itu adalah tempat duduk favoritku.
Aku mengipasi badanku dengan buku yang masih aku pegang. Untung saja busnya tidak terlalu padat, sehingga tidak terlalu pengap di sini.
Sesaat sebelum bus berjalan, ada seorang pemuda yang naik. Dia duduk tidak jauh dariku. Melihat postur tubuhnya, sepertinya usianya sedikit lebih dewasa dariku. Dia juga cukup tampan. Dia memakai hoodie bewarna biru gelap, celana jeans hitam serta tas selempang bewarna coklat. Tunggu dulu, apakah dia sudah gila memakai hoodie di siang yang panas terik seperti ini? Melihat dia memakai itu saja aku sudah gerah.
Aku menatap keluar jendela sambil menikmati angin yang berlalu di wajahku. Sejuk sekali. Beberapa kali aku mencuri pandang untuk melihat pria itu. Dia masih tetap pada posisinya. Tidak bergerak. Aneh sekali, seperti patung saja. Aku kembali menatap jalanan dari jendela bus.
Beberapa menit berlalu dan akhirnya aku sampai di halte tujuanku. Aku keluar dari bus, dan pemuda itu juga ikut keluar. Aku berjalan menuju arah rumahku membeloki beberapa gang dan dia masih mengikutiku. Baiklah, sekarang aku takut. Aku mempercepat langkahku. Tepat beberapa rumah sebelum rumahku. Dia sudah berbelok dan masuk ke sebuah rumah yang sangat jarang aku lihat terbuka. Pemiliknya saja aku tidak tau. Apakah dia pemiliknya? Jika iya, berarti kami tetangga. Tapi, aku belum pernah melihatnya. Seharusnya kan aku mudah mengenalinya, sebab tidak banyak penghuni di sini. Huft. Sudahlah, aku sangat lelah sekarang. Mari pikirkan itu nanti atau besok saja.
Keesokan harinya, saat aku berangkat sekolah, aku melirik rumah itu. Pintunya tertutup rapat dan sangat hening. Seperti tidak berpenghuni. Aku melanjutkan langkahku menuju halte bus. Jika menatapi rumah itu terus aku akan terlambat.
Hari ini aku sedikit telat pulang sekolah. Sebab, aku lupa mengerjakan tugas matematika. Aku mendapat beberapa hukuman dari gurunya yang menyebabkan aku harus pulang terlambat. Sungguh menyebalkan.
Aku menatap langit. Sepertinya langit sedang bersedih sekarang. Setelah semalam langit tampak sangat gembira hingga panas terik. Sekarang, langit sepertinya sedang sedih sehingga tampak mendung di atas sana. Aku rasa, tidak lama lagi air matanya akan turun. Apalagi kalau bukan hujan.
Dengan cepat aku melangkahkan kakiku menuju halte bus. Sekitar 10 menit lagi bus itu akan tiba. Tidak lama kemudian, pemuda yang menghantui pikiranku beberapa saat ini muncul dan berdiri di sampingku. Jika semalam dia menggunakan hoodie bewarna biru gelap, sekarang dia menggunakan hoodie bewarna biru muda serta tas selempang yang sama dengan semalam. Sepertinya dia pecinta hoodie dan suka warna biru. Mulutku ingin sekali menyapa dan berbincang dengannya. Tapi, aku menahannya. Terlalu canggung untuk menyapanya sekarang. Tapi, aku sangat ingin. Baiklah. Mari kita menyapanya.
"Hai." Akhirnya aku mengizinkan mulutku untuk mengeluarkan kata itu. Dia menatapku. Astaga, ternyata dia bukan cukup tampan, tapi dia sangat tampan jika melihatnya dari dekat. Aku luluh. Aku terpesona.
Belum sempat dia merespon, bus sudah datang. Dia yang pertama kali naik, kemudian aku menyusulnya. Dia duduk di belakang, bersebelahan dengan tempat duduk favoritku. Aku langsung duduk di sebelahnya. Sepertinya dia agak heran. Tapi biarkan sajalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
About the Man on the Bus
Short StoryNamanya Carlo. Dia adalah pemuda yang aku temui ketika aku sedang berada di dalam bus. Dan sepertinya, aku menyukainya. Sial, sekarang aku berada dalam bahaya. Ini adalah kisah singkatku. Selamat membaca. [Publish 14/02/2021]