27

46 1 0
                                    

"Hi Mbak."

Kikan tertegun di ambang pintu. "Lo beneran check in di kamar sebelah?"

Yeji mengangkat kedua bahunya. "Seperti yang lo lihat."

Kikan celingak-celinguk, seperti mencari-cari sesuatu, atau seseorang? Yang jelas Yeji menahan tawanya melihat Kikan seperti itu. "Cuma ada gue Mbak."

Kikan terdiam, jadi kagok sendiri karena ketahuan celingak-celinguk sama Yeji. "Gue kira check in sama Yuvin."

"Yang bener aja Mbak, gue tu baru tunangan, belom nikah sama dia."

"Kok bisa-bisanya sih lo sama Yuvin jadi kayak gini?"

"Hm.. gue boleh masuk aja gak?"

"Oh iya.. lupa gue. Ya udah, ayo masuk."

***

Yeji duduk di sofa panjang dekat jendela, sedangkan Kikan duduk bersila di atas kasur, menghadapnya.

"Lo kalo ada yang mau ditanyain, silahkan Mbak. Gue jawab sebisa gue."

Kikan tampak bingung. "Kok malah gue? Gue kira lo datang ke sini mau cerita apa gitu."

Yeji terdiam sesaat. "OK, gue mulai dari kenapa gue bisa jadi sama Yuvin."

Kikan tampak tertarik.

"Gue juga gak tahu sih persisnya kenapa."

Padahal tadi Kikan udah exited banget nunggunya, tapi rasa exited-nya hilang gitu aja setelah mendengar kalimat Yeji.

"Tapi gue rasa sih, karena kalian dulu sering nyumpahin gue jadian sama dia, eh kejadian beneran," Yeji tertawa, begitu juga dengan Kikan. "Apalagi si Hangyul tuh, paling aktif nyumpahin gue jadi sama Yuvin. Dasar bocah, dia malah minta fee Mbak."

Sumpah, enak banget rasanya cerita-cerita sambil ketawa-ketawa kayak gini sama orang dekat. Apalagi Kikan yang jarang banget punya moment kayak gini. Gimana mau ngobrol, temen deket aja gak ada. Sekalinya punya, dapetnya malah modelan Yuvin sama Hangyul. Itu pun karena mereka berdua adalah teman Yohan.

"Gue kira lo jadinya malah sama Donghyun?" tanya Kikan kemudian.

Yeji menggeleng. "Gak deh, track record-nya jelek."

Dan mereka tertawa lagi.

"Btw Donghyun ada dimana sekarang?" tanya Kikan.

"Di Singapore, nemenin Donghan. Karena Donghan gak kesini pas acara lamaran, jadi gue minta tolong Kak Donghyun buat nemenin dia sebentar. Nanti pas nikahan, baru deh semuanya hadir disini."

"Tapi lo kan, sepupunya Donghan nih. Yuvin gapapa tentang itu?"

"Gue pernah nanya tentang itu. Malah hal pertama yang gue tanya adalah tentang itu. Tapi kata Yuvin..." Yeji terdiam, seperti teringat sesuatu.

"Tapi kata Yuvin?" ulang Kikan.

Yeji seperti tersadar dari lamunannya. "Gak deh. Kata-kata Yuvin yang ini biar gue simpan untuk gue aja. Cringe banget sumpah," Yeji bergidik.

"Yuvin yang bacot itu bisa cringe juga?"

"Bisa donk Mbak. Pas berdua sama gue aja sih.." Yeji tampak malu-malu, dan Kikan tersenyum melihat itu.

"Iya deh iya. Rahasia perusahaan ya?"

Yeji gak jawab, dia cuma nyengir kaku.

"Sorry Mbak," kata Yeji tiba-tiba, membuat Kikan fokus padanya lagi. "Gue gak nyangka kalo efeknya bakal kayak gini."

To Reach YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang