Holaa ... Billa come back , aku tripel up ternyata,wkwkwk. jangan lupa vote dan komennya ya.
selamat membaca cerita AlgaDinda😍.
Vote dulu sebelum baca!
Happy Reading❤
.
.
.
.
.Walaupun banyak rintangan yang kita lalui,dan kalau memang kita jodoh. Seberat apa pun rintangan itu pasti kita bisa menaklukkannya:)
~Leo Araksa Dewala
Dinda masih mencerna keadaan yang sangat membingungkan ini. Bagaimana bisa ia bertemu dengan sangat mantan di makam ini?
Inget cuyy!! Di Makam! Kan enggak etis banget. Ketemu di kafe kek, taman kek, lah ini? Masa iya di makam sih.
"Hey? Kok bengong aja sih, " rajuk Leo.
"Eh, ha? Ada apa? " tanya Dinda, gelagapan.
Leo terkekeh geli memandang Dinda yang sedang lola. Leo beralih menatap gundukan tanah di depannya itu dengan tawa tertahan.
"Lihat Lin! Sahabat lo dari dulu gak berubah, begonya gak ilang, " ucap Leo dengan kekehan diakhir kalimatnya.
Dinda yang sudah mulai sadar mengeplak lengan Leo dengan sedikit keras. Membuat empunya mengerang kesakitan.
"Bar-barnya juga gak ilang, Lin, " lanjutnya.
Mengacuhkan Leo, Dinda beralih menatap gundukan tanah di depannya itu dengan senyum yang mengembang.
"Lin, gue kangen sama lo ," Dinda menjeda sebentar ucapannya, "Gue kangen kita bertiga kayak dulu, main, mandi, dan bercanda bareng. Gak kayak sekarang ini ... kita jauh, " ucap Dinda, lirih.
Tanpa permisi buliran bening yang Dinda tahan dari tadi luruh membasahi pipi chubbynya.
"Maafin gue ya? Gue baru bisa datang lagi. Lo tau sendiri gue juga harus berobat supaya tetep hidup, " lanjutnya.
Leo menatap Dinda dengan sendu. Ia tau apa yang di rasakan oleh gadis itu. Kehilangan sahabat terbaik memang sangatlah menyedihkan.
Tangan Leo terulur mengusap punggung gadis di sebelahnya itu, "Udah ya? Sekarang kita doain Orlin supaya tenang di alam sana, " usul Leo diangguki oleh Dinda.
Leo dan Dinda mulai memanjatkan doa untuk mendiang sahabatnya itu. Setelah selesai mereka berdua beranjak dari sana.
Dinda masih diam di tempat begitu pula dengan Leo. Hening menyelimuti mereka. Sampai akhirnya Dinda bertanya kepada Leo.
"Kenapa lo kesini? Belom puas lo bikin gue sakit hati? " tanya Dinda.
"Gue kangen sama lo, Din, " jawab Leo.
"Dan gue mau ngelurusin semuanya, " lanjutnya.
Dinda diam sejenak, "ikut gue! Lo jelasin semuanya nanti, "setelah berucap seperti itu Dinda berjalan meninggalkan Leo yang masih diam di sana.
Langkah Dinda terhenti saat matanya tidak sengaja melihat anak kecil yang sedang menangis di hadapan salah satu gundukan tanah di sana.
Karena penasaran Dinda berjalan menuju anak kecil itu. Leo? Ia senantiasa mengikuti kemana pun Dinda pergi.
Sesampai didekat anak kecil yang Dinda maksud tadi ia sedikit terkejut. Gimana gak terkejut, orang tua mana yang tega meninggalkan dua anak kecil di kuburan yang sangat sepi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dinda [END]
TeenfikceDinda Clarence Jovita, salah seorang cewek bar-bar yang masih ada di muka bumi ini. Dari kecil Dinda tidak pernah dapat kasih sayang dari mamah dan papah. Tapi, untung saja masih ada nenek dan kakek yang mau ngerawatnya. Hidup Dinda perlahan beruba...