First to the End

570 86 10
                                    

Kata orang, jodoh itu tak akan lari kemana.
Namun mencoba tak munafik, banyak manusia yang juga akan khawatir tentang jodoh jika tak menemukan titik terang.

Pertanyaan-pertanyaan seperti ;
Siapa ya jodohku?
Bagaimana rupanya?
Bagaimana cara mengetahui bahwa dia jodohku?— dan banyak hal lainnya, Merupakan sesuatu yang sering kita pertanyakan pada diri sendiri.

Jodoh itu sering dikaitkan dengan takdir. Takdir yang misterius dan tak dapat ditebak oleh siapapun— ya mungkin bisa ditebak peramal sih. Tapi bahkan seorang Peramal sekalipun tidak akan pernah mengetahui takdirnya sendiri.

Ada sebuah kalimat yang mengatakan bahwa, mau seperti apapun kondisinya, mau sejauh apapun jaraknya, kalau memang jodoh pasti akan bertemu.

.
.
.
"JuuYon"
.
Diclaimer : Masashi Kishimoto

Warning : OS, Eyd, Typo,Gaje
.
.

"Membaca filosofi jodoh lagi?"

Lirikan bosan berhasil Hinata hadiahkan kepada sang sahabat. Netra sewarna batu kecubung yang teratensi penuh pada buku digenggaman, akhirnya melirik objek lain selain tulisan sebaris-dua baris yang terletak di atas meja tersebut.

"Urusi saja urusanmu Tenten."

Wanita keturunan Tionghoa itu mengerucutkan bibir mendengar  ucapan Hinata yang sedikit ketus.
Bola mata senada makanan yang identik dengan valentine tersebut bergerak kesembarang arah, hanya untuk mengobservasi Perpustakaan yang sedang sepi pengunjung.

Tentu saja bukan, Siapa pula yang memilih pergi mengurung diri di perpustakaan saat perayaan hari kasih sayang— aka Valentine day.

Hinata be like 'I did, what you gonna do about it.'

'Nothing!' Tenten menggelengkan kepalanya, membuyarkan lamunan absurd yang terlintas sekilas di benaknya.

Menarik nafas sekilas, Tenten kembali melirik takjub melihat Hinata yang sudah kembali tenggelam dengan buku Filosofi Percintaan atau Jodoh atau Takdir pasangan atau— ya pokoknya itulah itu.

Sebagai seseorang yang memiliki Ayang beb, mana mungkin Tenten mengerti perasaan Hinata. Wanita cantik yang sayangnya menggenggam gelar JONES selama 4 tahun ini.

"Aku lebih takjub melihatmu mau menemaniku disini Tenten," Hinata melirik sang sahabat yang sedari tadi menampilkan raut wajah bosan. "Pasti Neji-niisan sibuk lagi."

"Ya begitulah.." Tenten bergumam lirih. Sejujurnya, dia juga tidak akan mau berada di perpustakaan saat hari valentine.  Tapi mau bagaimana lagi, dia tidak mau merasa kesepian dan juga tidak buruk menemani Hinata sang sahabat yang juga 'Ehm!'— calon adik ipar.

"Percuma saja punya kekasih tapi serasa Jomblo," Dan pekikan tidak terima Hinata dapatkan tepat di telinganya.

"Bilang saja iri.."

Hinata memutar bola matanya bosan, melihat betapa kekanakannya wanita bercepol dua tersebut.
Memilih memberesken barang-barangnya di atas meja, Hinata juga menyusun buku-buku filosofi tersebut untuk dibawa kembali pada rak semula.

"Eh.. Sudah selesai?" Tanya Tenten merasa heran. Bagaimana bisa sahabatnya yang biasanya sangat hobi berlama-lama di perpustakaan sampai lupa waktu, tiba-tiba memecahkan rekor hanya bertahan tak lebih dari 2 jam disini.

JuuYonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang