5. The Hurtful Memories

49 5 30
                                    

"Tadi di starbucks gue ngeliat Johnny..."

Kata-kata yang meluncur dari bibir Yuriko membuat mata Yuta seketika membulat. Ia berusaha untuk tetap fokus menyetir sampai rumah Yuriko, walaupun sekarang banyak hal yang mendadak ia pikirkan.

"Johnny...? Kenapa di antara banyak tempat di Jakarta dia harus muncul di depan Yuriko? Kalo misalnya abis ini traumanya makin parah, gua harus apa?" Yuta membatin.

Lantas ia melirik ke arah Yuriko yang sekarang tengah tertunduk sambil memilin ujung lengan jaketnya, atau lebih tepatnya jaket milik Yuta. Surai lurus, panjang, dan kecoklatan milik Yuriko yang terurai membuat sebagian wajah cantiknya tertutup.

"Yuta, malem ini nginep ya? Gue rasa malem ini gue gak boleh bengong sama sekali supaya gak keinget trus tiba-tiba malah nangis gak jelas."

"Iya, Ko. Tapi kita ke rumah gua dulu ya. Gua mau taro mobil di rumah trus kita nanti ke rumah lu pake motor aja."

Yuta merogoh kantong jaket untuk mengambil ponselnya, lalu mencari kontak Taeil.

"Gua kabarin Taeil dulu kalo malem ini gua nginep." Kata Yuta yang kemudian dibalas anggukan oleh Yuriko. Kemudian ia pun memasang airpod nya lalu menelepon Taeil.

"Halo. Kenapa Yut?" Terdengar suara Taeil dari seberang sana.

"Halo, Il. Ini Yuriko nyuruh gua nginep di tempat lu, gapapa? Nanti biar gua tidur di kamar lu kayak biasa."

"Oh iya gapapa Yut. Pas banget malem ini gua mau nginep dulu di tempat temen. Belom sempet ngechat buat nyuruh lu nemenin Yuriko malem ini, eh lu nya nelepon duluan."

"Yaudah kalo gitu gua minjem kamar lu dulu ya, Il. Tenang, ga gua acak-acak kok."

"Hahahaha santai ajaaa, yang penting lu jangan apa-apain adek gua. Kalo macem-macem abis lu sama gua!"

"Hahaha iya njir, tenang aja adek lu bakal gua jagain kayak anak sendiri."

"Eh tapi Yut, tumben Yuriko nyuruh lu nginep. Emang ada apa?"

Yuta terdiam agak lama saat mendengar pertanyaan dari Taeil, bingung harus menjawab apa. Ia melirik ke arah Yuriko, berharap agar mendapat jawaban yang tepat untuk dikatakan kepada Taeil. Namun sayang, sahabat wanitanya itu justru sekarang sedang sibuk menulis hal-hal random di kaca mobil yang berembun karena hujan.

"Halo...?"

"Hah? Iya. Nanti gua ceritain pas udah sampe rumah. Sekarang gua masih nyetir nih."

"Oke. Jangan lupa ingetin Yuriko buat makan. Gua gak tau sebenernya ada apa sama dia sekarang, tapi gua yakin itu bukan hal yang baik."

"Siap bos. Kalo gitu gua matiin teleponnya, ya."

Setelah Taeil mengiyakan, Yuta langsung mengakhiri panggilannya, lalu melepas airpod nya.

"Yuta. Makasih ya..." Kata Yuriko sambil tersenyum simpul. Yuta membalas senyumannya sambil mengacak surai kecoklatan milik sahabatnya itu.

"Gak usah bilang makasih, Yuriko. Kan dari awal sahabatan gua udah janji bakal jagain lu."

—————

Sesampainya di rumah Yuriko, Yuta langsung melepas jaket kulitnya lalu merebahkan tubuhnya di atas karpet bulu yang berada di dalam kamar Yuriko untuk sekedar meregangkan otot-ototnya yang terasa cukup pegal setelah harus menyetir dan berjalan mengitari Senayan City Mall. Sementara saat ini Yuriko sedang mengganti pakaiannya di dalam kamar mandi yang terletak di dalam kamarnya.

Tak lama kemudian, Yuriko keluar kamar mandi dengan menggunakan celana training panjang dan hoodie berwarna hitam berukuran cukup besar.

"Ih kayak kenal ama hoodie nya. Punya siapa tuuhh??" Tanya Yuta dengan nada meledek begitu melihat Yuriko mengenakan hoodie miliknya yang entah sudah berapa lama menginap di rumah Yuriko.

Can We be a Lover?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang