.
"Ahhh aku kenyang sekali" Teriaknya dengan mengelus-elus perutnya yang tadi sempat membuncit
Kid melirik orang disampingnya lagi , ckk bagaimana bisa?
Si raven itu menidurkan kepalanya diatas meja yang sekarang mulai lengang, tidak dipenuhi piring-piring seperti sebelumnya.
Dia menatap orang didepannya, hingga semenit kemudian si rambut merah itu tersadar sedang diperhatikan
"Aku tau, aku ini sangat tampan, jadi berhentilah menatapku bodoh"
Repel
Sepasang sendok dan garpu itu melayang tepat diatas kepala si rambut merah.
Sedangkan si raven masih memegang satu buat pisau roti ditangan kanannya dengan tawa yang tak lepas dari bibir manisnya.
"Shishshiishiii... "
"Ya bodoh kau mau melukai wajah tampanku" Bentak kid yang sukses membuat si raven kembali tergelak dalam tawanya.
Kid menatap orang yang masih asik menertawainya, untung saja restoran ini sepi.
Karena memang sudah larut malam jadi hanya menyisakan mereka berdua sebagai pengunjung.Pandangannya masih tak lepas, suara tawa yang masuk dalam gendang telinganya mulai menjadi candu.
"Ayo pulang"
Satu bentakan dari Kid yang sukses membuat si raven menghentikan tawanya.
Itu lebih baik daripada ia mulai berpikir yang tidak tidak.
.
Setelah selesai membayar tagihan makan Luffy yang membuat pria berambut merah itu tak habis pikir. Tidak dia tentu saja mampu membayarnya bahkan untuk membeli restoran ini saja ia mampu, ok itu sedikit berlebihan.
Tapi yang membuat pria itu tak habis pikir , bagaimana mungkin bisa seorang pria bertubuh krempeng itu menghabiskan 10 porsi daging dan makanan lainnya. Mungkin harusnya ia tak perlu kaget, karena beberapa hari kemarin dirinya mengikuti perlombaan dango bersama. Tapi, ah sudahlah.
"Tunggulah, aku akan mengambil mobil dulu"
Luffy memukul kepalanya dengan pelan
"Ada apa?" Tanya kid heran pada pemuda yang menghabiskan 10 porsi daging itu
"Topiku tertinggal, tunggu sebentar" Jawab si raven dengan sedikit berteriak dan berlari masuk kedalam restoran lagi.
'Dasar bodoh'
Kid hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat bocah ceroboh itu.
Entahlah kenapa akhir-akhir ini ia sering terjebak dalam kebodohan si topi jerami itu.
Dan kata 'bagaimana bisa? Masih menghantui pikirannya saat ini.
Hingga suara sayup sayup wanita dari kejauhan yang memanggilnya, mulai mengalihkan fokusnya.
'Tuan kid'
Kid mendongkakkan kepalanya melihat lebih jelas dua orang disebrang sana, raut wajahnya berubah, tangannya mengepal kuat, dengan alis yang menaut.
Kembali lagi ia melirik kearah belakang memastikan bocah raven itu, ini akan jadi masalah besar
Dan iapun mulai tertawa
"Apa yang dilakukan seorang dokter dan asistennya selarut ini ditempat seperti ini" Kid melirik tajam dua orang yang sudah berada didekatnya
Sementara lelaki yang ada disamping wanita berambut hijau itu tampak tak memperdulikan ucapan kid, dan memilih menyibukan diri dengan gedgetnya.