Sorry for typo ~
Warning: kata-kata kasar dan verbal abuse. Kalo ketrigger, sebaiknya diskip ya 🙏🏻
☆☆☆☆☆☆☆
Younghoon terdiam melihat pintu kamarnya terbuka. Langkahnya terhenti beberapa detik yang lalu.Pemuda tampan itu sudah tahu siapa yang sudah berada di dalam kamarnya sebelum menemui orang itu. Karena, di rumah ini hanya ada dia dan beberapa pembantu serta penjaga. Dan tidak akan ada yang berani masuk ke kamarnya tanpa ijin.
Dengan langkah berat, ia akhirnya membawa tungkainya untuk berjalan menuju kamar dengan didominasi warna-warna gelap tersebut.
"Sore, Ma." Sapanya lalu meletakkan tas di atas nakas.
"Mau sampai kapan kamu jadi pembangkang Kim Younghoon? Kamu liat kakak kamu, dia udah sukses. Kamu, sekolah aja gak bener. Mau jadi apa kamu?" Ujar Mama Kim menatap putra bungsunya yang duduk di pinggir kasur yang hanya diam tidak menanggapi.
Tidak ada sapaan balik. Tidak ada tanya tentang kabar. Younghoon langsung ditodong dengan kalimat menyakitkan itu.
"Udah bener kamu sekolah di Jepang, malah pindah kesini tanpa ijin Mama. Mau jadi apa kamu?"
Younghoon hanya menunduk. Dua kepalan tangannya semakin memperlihatkan buku-buku jarinya hingga memerah.
Rasanya dia ingin menjawab semuanya, tapi percuma. Tidak ada yang akan mendengarnya.
"Ma, aku mau disini." Akhirnya satu kalimat itu keluar.
"Disini kamu cuma main-main dan buang-buang waktu dengan teman-teman gak jelas kamu itu."
"Kamu gak bisa ngapa-ngapain. Kamu itu cuma beban Kim Younghoon. Jadi turuti apa yang Mama bilang!"
"Ma!! Cukup!" Balas pemuda tampan itu dengan mata sudah berkaca-kaca.
"Kamu mau apa? Mau ngelawan? Mau jadi anak durhaka? Ck. Emang sebaiknya kamu ikut Papa kamu aja. Nyusahin." Lalu Mama Kim keluar dari kamar itu. Meninggalkan putranya yang menangis dalam diam sendirian.
》》》☆☆《《《
Chanhee menatap heran saat pemuda tampan yang beberapa hari lalu masih memintanya untuk menemani berkeliling, namun kini melewatinya begitu saja.
Tanpa ada sapaan atau apapun. Seperti orang berbeda.
Chanhee masih memperhatikan, dan melihat tangan kakak tingkatnya itu lebam dan beberapa bekas luka yang masih basah.
Tanpa pikir panjang, dia mengejar Younghoon karena penasaran.
"Kak.." Chanhee menghadang langkah kaki pemuda tampan itu. Diperhatikan oleh seluruh siswa siswi yang ada di koridor.
"Hm?" Sahut Younghoon pendek.
"Tangan lo. Bole gue bantu obatin?" Chanhee pun juga kaget dengan spontanitasnya ini.
Kemarin-kemarin dia yang meminta agar mereka bertingkah seperti orang tidak saling kenal, namun sekarang dia yang menghampiri Younghoon duluan.
"Gak perlu. Minggir. Gue mau lewat." Younghoon berjalan melewati pemuda manis itu begitu saja dengan wajah datarnya.
Namun Chanhee dengan keberanian entah darimana, menahan tangan kanan pemuda tampan itu yang tidak begitu banyak luka.
"Please..gue bantu ya?" Ucap pemuda manis itu lagi.
"Gak usah pura-pura baik sama gue. Munafik." Ujar Younghoon datar yang hanya didengar oleh Chanhee.
Chanhee terdiam di tempatnya. Rasanya dia baru kali ini melihat Younghoon seperti itu.
Seperti bukan Younghoon yang Chanhee kenal.
》》☆《《
Sebuah lengan menahan lengan Chanhee saat dia ingin berjalan menjauhi loker setelah mengambil buku pelajarannya yang tadi lupa dia ambil saat istirahat.
Saat ini sedang jam belajar (chanhee ijin sebentar), dan loker berada cukup jauh dari kelas dan juga sepi.
"Mau ngapain?" Tanya pemuda manis itu ke arah kakak tingkat yang kini menghadangnya.
"Idih, sok banget lo. Mentang-mentang wakil presiden kesiswaan." Ucap salah seorang siswa yang memang sudah dari lama tidak menyukai Chanhee.
"Sini lo ikut kita." Salah seorang dari mereka menarik paksa tangan Chanhee. Namun pemuda manis itu berusaha lepas.
Dia tidak berteriak karena tidak ingin asa keributan dan menjadi tontonan siswa lain.
"Lepasin!" Pinta Chanhee namun tidak didengarkan oleh sekelompok katingnya tersebut yang terus menariknya.
Chanhee dan sekelompok siswa itu sampai di sebuah ruangan yang sepi atau lebih tepatnya gudang sekolah. Tangan pemuda manis itu akhirnya dilepaskan dan meninggalkan jejak merah.
"Kalian mau apa?" Tanya Chanhee ketika empat siswa itu kembali mendekatinya dengan seringai menyebalkan.
"Ck. Gak usah sok jual mahal lo." Lalu dagu Chanhee ditarik kasar.
"Jangan macem-macem!" Peringat pemuda manis itu. Meskipun dia juga takut sebenarnya, namun berusaha dia sembunyikan.
"Gue peringatin ya, jangan macem-macem!" Teriak Chanhee ketika wajah pemuda itu semakin dekat dengan wajahnya. Dua tangannya ditahan oleh dua teman pemuda tersebut sehingga Chanhee tidak bisa bergerak selain teriak.
"Ck. Berisik. Ganggu tidur gue aja." Suara lain menghentikan kegiatan pemuda itu melakukan apa yang tadi ingin dia lakukan kepada Chanhee.
"Gak modal lo nyewa jalang sampe maksa dia buat lampiasin hasrat lo?" Ejek pemuda tampan itu ketika sudah terbangun dari tidur siangnya.
"Kak Younghoon.." gumam Chanhee.
Pemuda tampan yang tadi terbangun dari tidurnya di ruangan kosong itu yang merupakan Younghoon..
"Apa sih bangsat!"
Lalu sebuah tonjokan mendarat dengan mulus di pipi kiri Younghoon..
"Oh keroyokan." Saat Younghoon melihat tiga orang itu langsung menyerangnya bersamaan.
Chanhee yang melihat hal itu ketakutan dan cemas. Takut dan cemas Younghoon kenapa-napa. Seluruh tubuhnya gemetar karena cemas. Hingga dia terduduk di lantai.
Sampai sebuah lengan terulur di hadapan Chanhee.
"Ayo, lo udah aman." Ucap Younghoon dengan senyum tipis.
Tbc
Maaf banget lama gk update 😭🙏🏻
Sibuk banget sm rl dan gak tau mau lanjutinnya gimana 😭Semoga suka yaa. Goodnight ♥️🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
INSANITY || BBANGNYU [Completed]
FanfictionOut of no where, he's comeback into my life and ruined my day. Also, my heart. And then, gone (again). >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> ⚠️ YANG GAK SUKA, JAUH - JAUH PLEASE! MY BOOK MY RULES. 😌⚠️ <<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<...