"Yak! kau pikir kau bisa mengalahkanku di posisi pertama? Tidak akan bisa!"
Brakkk
Airin tersungkur, ini kesekian kalinya ia diperlakukan buruk di gedung belakang sekolah. Gadis itu hanya menunduk, ia terisak merasakan sakit di bagian lututnya.
"Maafkan aku, tapi Aku tidak bisa menuruti keinginan mu"
"Apa?! Kenapa kau tidak bisa menuruti keinginan ku?! Kenapa!" Youra berjongkok kemudian mencengkram dagu gadis itu, "asal kau tau, aku tidak akan tinggal diam jika kau masih seperti ini. Tidak ada yang bisa mengalahkan ku, ingat itu!" Youra menghempaskan dagu Airin lalu pergi bersama ketiga temannya.
Airin menangis, Ia tidak tahu harus melakukan apa.
Ia mencoba bangkit dengan lutut yang terluka akibat dorongan tadi. Ia mengibaskan roknya yang kotor dan mengusap air matanya.
Seseorang berlari dan tiba-tiba berhenti di depannya. Airin mendongak, gadis itu tersenyum manis kepada lelaki di hadapannya.
"Eoh? Namjun oppa"
Lelaki itu memeluk Airin, Ia mengusap kepala gadis itu dan menepuk-nepuk nya.
"Aku khawatir dengan mu, kenapa kau berada di tempat ini? Tas mu juga tidak kau pakai"
"Aku hanya membuang sampah, kebetulan aku piket hari ini" lelaki itu melepas pelukannya, Ia mengamati wajah Airin.
"Aisshh, sudahlah oppa, ayo pulang. Aku ingin makan bibimbap buatanmu, kajja! Aww" Airin mengaduh, ternyata luka di lututnya lumayan sakit saat digunakan berjalan.
"Airin, gwenchana?" Lelaki itu memegang kedua lengan Airin dan meneliti sekujur tubuhnya. "Eoh? Kakimu, ini kenapa?"
"Aku t-tadi tersandung, iya tersandung saat berjalan kemari" Airin memegang tangan Namjun dan menggoyangkannya.
"Aku tidak apa-apa, ayo pulang aku lelah oppa" Airin berbicara dengan nada merengek.
"Baiklah, aku akan membuat kan mu bibimbap setelah mengobati kakimu nanti. Pergilah ambil tas mu" Namjun tersenyum seraya mengusak kepala Airin.
Airin mengangguk lalu pergi menuju kelasnya, sedangkan Namjun memilih menunggu Airin di parkiran sekolah.
***
Shin Airin adalah gadis 17 tahun yang hanya hidup bersama kakak lelaki nya, Ibu dan Ayah nya meninggal setelah kecelakaan mobil 5 tahun lalu. Dan Namjun adalah satu-satunya keluarga yang Airin punya.
Airin pernah kerja part time di sebuah cafe tanpa sepengetahuan Namjun, alhasil Airin sering bolos les karena dirinya bekerja dari siang hingga malam.
Dua hari Namjun tidak bicara dengan Airin karena Airin tetep kekeh ingin bekerja, sampai suatu malam Airin demam hingga masuk rumah sakit. Namjun benar-benar marah dan posesif setelah itu.
"Huh, aku kenyang"
Airin dan Namjun mendudukkan diri di sofa setelah makan malam.
"Kau terlalu banyak makan, padahal perut mu kecil" ucap Namjun tertawa dengan lesung pipi yang menunjukkan diri. Airin memukul lengan Namjun lalu ikut tertawa.
Gadis itu menghela nafas kelewat berat, lalu menyandarkan tubuhnya di sofa, Namjun menoleh.
"Eoh? Ada apa denganmu?" Namjun mengambil remot tv dan menyalakannya. "Apa gadis itu mengganggumu lagi?" Lanjutnya.
Airin menoleh ke arah Namjun, Namjun memang peka terhadap orang disekitarnya.
"A-ani, dia tidak menggangguku lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRIN
Teen FictionCerita ini aku buat untuk lomba menulis bersama hacin, ini juga sekaligus mengasah kemampuan ku dalam menulis. Apakah aku bisa atau tidak, beruntung disediakan lapak untuk 'mencoba'. Semoga diambil yang baik-baiknya saja ya dari cerita ini💜