49. Kematian Arkanda

10K 681 40
                                    

Hi, they call me Dyn🦋
Follow Instagram @dinasitirasdin & @wattpaddyn (untuk info seputar karya-karya ku).


HAPPY READING


49. KEMATIAN ARKANDA

Tidak denganmu maka tidak dengan orang lain-Anggara Dirgantara.

***

Pemakaman Tasya telah usai, semua orang kembali ke rumah mereka begitupun dengan Auris dan yang lainnya. Mereka baru saja berjalan meninggalkan makam Tasya, Syela dan Aurel terlihat sembab kedua gadis itu berjalan lambat dengan kepala menunduk menatap tanah.

"Hey, kamu jangan sedih, kita doain Tasya biar pelakunya cepat ketangkap, ya?" bisik Reindhard sembari mengusap lembut kepala Aurel.

Gadis itu masih terdiam seperti tidak mendengarkan perkataan Reindhard membuat lelaki di sampingnya itu tersenyum, ia mengerti apa yang di rasakan Aurel dan Syela, tidak apa, pikirnya.

"Lo semua ngerasa ada yang aneh gak sama kematiannya Tasya?" Geral membuat Auris dan yang lainnya berhenti berjalan kemudian menatap lelaki itu serius.

"Maksud lo?" seru Ando. Tangan lelaki itu masih merangkul pundak Syela agar tak jatuh sebab gadis yang biasanya pemarah itu sudah lemas.

Gerak mengembuskan napasnya, "Gue maksud kalau Tasya itu bukan korban tabrak lari tapi-"

"Di bunuh?" Raden memotong perkataan Geral. Tatapannya berubah dingin kala melihat kepala Geral yang mengangguk.

"Gak mungkin, Tasya gak punya musuh," sahut Aurel.

Geral menatap mereka datar, "Musuh itu bisa siapa saja, termasuk orang terdekat, mungkin dia punya masalah yang belum selesai sama sama orang terdekatnya."

"Lo gak bisa asal ngomong kalau gak ada buktinya, Ral," ujar Langit.

"Setuju, saat ini polisi masih cari siapa pelakunya, kita tunggu kepastian dari pihak kepolisian dulu baru kita simpulin Tasya beneran korban tabrak lari atau di bunuh," kata Kanaya. Gadis itu membuat Geral memutar bola matanya sinis.

"Kenapa gak sekarang aja? siapa tau aja salah satu dari kita ada yang ngebunuh Tasya," ucap Geral dingin.

"Lo orangnya," sahut Geisha dengan tatapan tajam.

Geral spontan menggeleng, lelaki itu menyeringai menatap gadis yang berdiri di samping Chandra, "Bukan gue, tapi dia."

Mereka langsung saja berbalik menatap Auris yang terdiam. Gadis itu seolah tidak peduli dengan ucapan Geral sementara lelaki di sampingnya sudah mengepalkan tangannya karena emosi.

"Jangan asal nuduh, lo gak punya bukti," seru Nafil. Iris matanya menyorot tajam kepada Gerak.

"Fil, harusnya dari awal lo tau dia bahaya buat kita, Angga udah pernah ngomong sama kita semua kalau dia itu ancaman, lo masih aja ada dekatin dia."

"Auris bukan ancaman, kita lebih tahu dia dari pada lo, lo bukan siapa-siapanya, Auris, jangan sok tahu," timpal Ellen. Gadis itu mulai merasa kesal dengan ucapan Geral.

"Lo bela dia karena dia sahabat lo, kan? Jangan-jangan lo semua-"

"Stop, buat orang emosi, Ral. Jangan kayak anak kecil," tegur Chandra membuat Geral terkekeh sinis.

MAFIA PRINCESS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang