"Oh ayo lah. Seorang psikopat tidak akan melepaskan mainan nya begitu saja, sampai dia puas bermain!"
Revania Lysa Victoria"V-VICTORIA?!"
"QUEEN OF DARKNESS?!"
"NONA VI?!"
Ucap mereka bertiga bersamaan. Reva semakin menyeringai lebar. Dia kemudian mengeluarkan pisau lipat yang ada dikantong nya. Dia melihat pisau lipat nya dengan tatapan tajam. Lalu, dia melihat Kirana dkk yang bergetar ketakutan. Reva berjalan santai kearah mereka bertiga.
Reva jongkok di depan Kirana.
Plak
Reva menampar Kirana kencang, hingga sudut bibir Kirana mengeluarkan darah. Suara ringisan dari Kirana terdengar. Reva kemudian menarik dagu Kirana dan menatap Kirana dengan tajam. Dia kemudian menggoreskan pisaunya kepipi Kirana dengan pelan.
Srett
"Shhh," ringis Kirana.
Semakin lama, Reva semakin menekan pisau itu dan merobek pipi Kirana. Sedangkan, Kirana sudah menangis kesakitan. Kedua teman nya yang melihat itu hanya berteriak ketakutan.
"S-sakit... udah Rev... hiks," tangis Kirana.
Reva menutup matanya. Dia seakan sedang menikmati teriakan gadis itu seperti nyanyian. Selesai merobek wajah Kirana. Reva segera menusuk perut Kirana dengan pisaunya.
Jleb
Aarrhhgg
Reva menekankan pisaunya keperut Kirana, kemudian mencabut nya kembali. Kirana memekik kesakitan. Reva lalu melepas jepit rambutnya, lalu menarik jepit rambut itu supaya memanjang.Seketika jepit rambut Reva berubah menjadi sebuah katana. Reva memutar katana nya, kemudian melihat kearah Kirana yang menangis.
Blash
Tiba tiba, Reva langsung menebas kepala Kirana dengan kuat. Kepala Kirana menggelinding dan tubuh kirana tumbang dengan banyak darah yg keluar dari leher nya. Reva kemudian menendang kepala Kirana ke arah Amara dan Dania. Mereka berdua jijik dan memekik ketakutan. Reva tersenyum miring.
"Selanjutnya...," gantung Reva sambil menatap mereka berdua bergantian.
"Lo," tunjuk Reva kepada Amara.
Amara menangis kencang. Reva mendekat kearah Amara, kemudian berjongkok.
"Lo mau gue apain?" tanya Reva datar. Amara hanya menangis. Badan nya bergetar ketakutan.
Reva memutar bola matanya malas. Kemudian mengangkat dagu Amara. Amara membuka matanya, seketika matanya sakit. Ya, saat Amara membuka matanya, dengan cepat Reva langsung menancapkan pisau nya ke arah mata Amara.
"Aarrgghh!!" teriak Amara. Reva mencongkel kedua mata Amara dengan kasar. Dia kemudian, membuang kedua bola mata Amara dan menginjak nya sampai hancur. Amara menutup matanya. Darah segar mengalir dari matanya.
Krak
Krak
Reva mematahkan kedua tangan Amara dengan kuat,
"Ini tangan yang mau nampar temen gue," desis Reva.Amara yang tadi berteriak, seketika diam. Dia sudah meninggal. Reva kemudian berdiri dan menatap Dania yang hanya seorang diri.
"Tinggal lo ya," sengir Reva.
"M-mau a-apa lo?" tanya Dania ketakutan.
"Pergi,"
Mendengar ucapan Reva, seketika Dania mendongakan kepalanya. Dia menatap Reva senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BLOODY ROSE [ON GOING]
ActionJudul awal : REVANIA Cerita ini bukan berisikan tentang Revania saja, tapi berisikan tentang teman teman nya dan juga masalah. WARNING ❗❗ 16 + Banyak kata-kata kasar !! Adegan-adegan pembunuhan serta penyiksaan !! Semua ditulis berdasarkan imajinas...