Tujuh ;

206 32 28
                                    

Pagi harinya Wonwoo dibangunkan oleh dering ponselnya, rupanya sutradara Seo yang menelepon dan menyuruh Wonwoo untuk bertemu dengannya. Wonwoo pun bergegas bangun dari kasur dan mandi dengan kecepatan kilat.

Dengan rambut yang masih basah Wonwoo sampai di restoran dimana dia akan bertemu dengan sutradara Seo. Saat merapikan rambutnya di kaca depan restoran, Wonwoo melihat sosok pria yang disukainya selama 3 tahun telah duduk di dalam restoran.

"Apa ini drama untuk hari Jumat dan Sabtu?" ucap Wonwoo agak kaget setelah beberapa saat ikut bergabung dengan sutradara Seo dan Jaehyun.

"Ya. Atasan ingin menayangkan melodrama masa muda yang ceritanya unik. Dan lagipula, karena kau sudah menulis sebanyak ini jadi tak ada salahnya jika kita coba" ucap sutradara Seo.

"Aku sangat berterima kasih" Wonwoo berucap dengan tersenyum bahagia.

"Hei! kau tahu ini melodrama pertama yang akan aku sutradarai. Semoga kalian berdua bisa bekerja sama dan membuat dramanya menjadi mahakarya." Ucap sutradara Seo kepada Jaehyun dan Wonwoo.

Setelah pertemuannya selesai, Jaehyun mengantarkan Wonwoo pulang. Di dalam mobil mereka membahas naskah drama yang akan mereka tulis. Jaehyun berpendapat jika diantara pemain pendukung, ada satu orang yang akan memerankan sebagai pelajar yang ingin menjadi penulis. Wonwoo bingung dan bertanya apa alasan Jaehyun.

"Maksudku, tak realistis jika orang lulusan Universitas Seoul ingin jadi penulis skenario" ucap Jaehyun seperti menyindir.

"Kau bilang tak realistis? tapi, ada beberapa sutradara yang mengikuti beberapa ujian untuk menjadi sutradara" ucap Wonwoo.

"Itu lain cerita. Itu berbeda karena mereka belajar untuk dipekerjakan. Namun jika soal penulis, mereka tak pernah tahu kapan mereka akan menjadi penulis. Seakan berjalan di terowongan gelap. Kenapa seseorang yang punya masa depan menonjol melakukan itu?" ucap Jaehyun menjelaskan. Wonwoo hanya bisa tertunduk diam.

<<<<

Wonwoo memasuki kamarnya dan melihat buku yang bertuliskan namanya serta nama Universitas Seoul. Lalu Wonwoo teringat ucapan Jaehyun yang ingin membuat sejarah dengan pekerjaan berbayar pertama mereka dan Jaehyun juga tahu jika Wonwoo ingin menjadi penulis terkenal.

"Ya, ini bisa jadi kesempatan terakhirku. Aku bisa mewujudkannya. Aku akan menjadi legenda." Ucap Wonwoo sambil memakai kacamata dan siap menulis naskah.

Sepanjang hari itu Wonwoo habiskan untuk menulis naskah. Ketika tak ada ide Wonwoo akan membersihkan rumah dari menyikat lantai kamar mandi, dan membersihkan semua sudut ruangan, ketika ada ide datang, Wonwoo langsung berlari menuju laptopnya untuk segera menulis. Hal tersebut terjadi berulang kali hingga Wonwoo menyelesaikan naskahnya.

<<<<

Junhui yang sedang fokus bekerja di depan komputernya mendapatkan pesan masuk dari Bank. Pesan tersebut berisikan jumlah angsuran beserta bunga dan jatuh tempo pembayaran pinjaman.

Junhui hanya diam melihat angsuran yang harus dibayar, lalu berjalan pergi menuju ruang rapat. Junhui memakai papan putih di ruang rapat untuk menggambar skema keuangannya. Hasil akhir dari skema keuangannya, Junhui menghapus biaya untuk rekreasi dan biaya asuransi, lalu mengurangi biaya untuk makan. Biaya untuk makanan kucing tak ada perubahan sama sekali.

Seungcheol hanya melongo di depan pintu ruang rapat melihat Junhui sibuk dengan angka-angka di papan putih, lalu masuk menghampiri Junhui dan bertanya apa yang sedang dilakukan oleh temannya itu. Junhui mengatakan sedang mencoba menyesuaikan biaya hidupnya untuk bulan depan. Dan Seungcheol berpikir apakah orang seperti Junhui bisa mendapatkan penyewa di rumahnya.

Because This Is My First Life • WONHUITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang