Selamat datang, selamat membaca.
***
Tuan Xylo datang, menghampiri keempat anak buahnya yang heboh berbincang sedari tadi. Mereka duduk di atas lantai kabin tanpa alas, membentuk lingkaran seperti anak-anak yang sedang bermain ABC lima dasar.
Bibir Jocelyn mengerucut, melihat sang dambaan hati duduk di dekat Trapesium. Bagaimana jika si bodoh itu benar-benar memeluknya?
"Esi!"
Seketika Trapesium menoleh ke arah sumber suara, mendapati Jocelyn dengan wajah merah padam. "Ada apa, Joce? Apa aku salah lagi?"
Tak ada jawaban. Jocelyn malah melirik Trapesium dan Xylo di sebelahnya secara bergantian, cepat. Sebuah kode untuk Trapesium menjauhinya.
Freqiele dan Zealire yang menyaksikan sudah paham apa yang terjadi. Bisa-bisanya si Galak itu benar-benar cemburu. Akan tetapi, Trapesium di sana masih menggaruk kepala tak gatal.
"Jadi, besok kita akan melanjutkan perjalanan ke negara ketiga. Bleedpool." Xylo akhirnya membuka suara. "Jangan ada yang bertanya dahulu, sebelum saya mengizinkan."
"Bleedpool adalah sebuah negara kecil di atas sebuah batu, dikelilingi lautan. Jangan harap akan bertemu rayap-rayap lucu seperti di Sectermite, di sana penduduk--" Ucapan Tuan Xylo terpotong oleh Trapesium.
"Oh, aku tahu! Joce, kamu khawatir Tuan Xylo-mu ini benar-benar dipeluk olehku, 'kan? Hahaha. Lihat ini, benar-benar aku peluk." Tanpa merasa dosa, si Fanatik Kuning itu benar-benar memeluk sang tuan.
Tangan Jocelyn sudah mengepal, bibirnya mengecurut, dan wajahnya semakin memerah seperti ingin meledak. Akankah dia menjambak rambut Trapesium saat ini juga? Sepertinya tidak.
"Trapesium, lepaskan atau saya ceburkan kamu ke laut sekarang juga?" ancam Xylo membuat Trapesium bergidik ngeri. Akhirnya dia melepas pelukan itu.
Melihat situasi sudah baik, Xylo melanjutkan penjelasannya. "Tidak banyak yang akan saya jelaskan. Jadi, Bleedpool ini adalah negara dengan para penduduk jahat. Di sana pembunuhan pun sudah menjadi hal lazim, jangan terkejut lagi bila mendapati darah berserakan."
Trapesium membekap mulutnya terkejut. "Ja-jadi, nanti--"
"Jangan ada yang bertanya sebelum saya mengizinkan," ucap Xylo tegas. Dia melanjutkan, "baiklah, silakan bertanya."
Freqiele mengacungkan tangan. "Apakah alasan mereka sampai tega membunuh se-enteng itu, Tuan? Itu terdengar sangat bahaya untuk salah satu dari kami, takut-takut ikut mati di sana juga," ucap Freqiele khawatir.
"Bukankah, negara-negara sebelumnya juga tidak aman? Semuanya mempertaruhkan nyawa," balas Xylo.
Xylo menerawang lurus ke depan. Entah apa yang ada di pikirannya. Dia pun berucap, "Saya tidak tahu pasti penyebabnya. Tenang saja, salah satu dari kalian yang akan saya tunjuk untuk pergi ke sana, jangan membuat onar, ataupun melakukan kesalahan fatal."
"Sepertinya Joce cocok!" sahut Trapesium tiba-tiba. Sosok tegas seperti Jocelyn memang terlihat cocok, dua saudaranya yang lain pun seperti menyetujui ucapan si Kuning itu.
"Tidak." Xylo menatap Zealire yang sedari tadi diam tak bersuara. "Zealire, saya tunjuk kamu. Lakukan tugasmu dengan benar di Bleedpool."
Entah mengapa, Bleedpool itu tidak terdengar begitu menakutkan di telinga Zealire. Dia menyetujuinya dengan enteng, dan akan mulai menggambar peta Bleedpool untuk dirinya sendiri di sana.
"Untuk negara ketiga ini, saya beri waktu tiga hari."
"Tiga hari?!" Keempat orang itu memekik serempak. Dibalas anggukan oleh Xylo.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLEEDPOOL: ZEALIRE VURBENT [SERIES 3]
Fantasy[SUDAH TAMAT] Zealire Vurbent harus melanjutkan misi mencari peta hanya dalam waktu tiga hari. Bleedpool bukan tempat yang ramah untuk disinggahi. Perampok, bajak laut, penjarah, pembunuh, pengedar, bahkan semua jenis pelaku kejahatan ada di sana. M...