12. PELANGI DAN HUJAN

16 20 11
                                    

Rabu pagi ini, langit cukup cerah secerah senyum Zilda. Entah kenapa dia tersenyum secerah matahari. Mungkin karena kemarin, Rasya mengantar dirinya pulang. Pagi ini pelajaran Bahasa Indonesia jam pertama. Pelajaran yang sangat Zilda sukai.

"Selamat pagi anak-anak" sapa Bu Rahma-guru Bahasa Indonesia.

"Selamat pagi juga bu" jawab orang-orang di kelas X IPA 1.

"Saya akan menjelaskan tentang Cerpen (Cerita Pendek). Apakah kalian sudah tau apa itu Cerpen?" tanya Bu Rahma kepada anak muridnya.

Bu Rahma pun menjelaskan apa itu Cerpen, jenis-jenis Cerpen, tujuan dibuatnya Cerpen. Dan, tugas minggu ini mereka disuruh membuat Cerpen tentang cerita kehidupan sehari-hari. Zilda berencana membuat Cerpen tentang kisah cintanya dengan Rasya.

Zilda ingin menceritakan pengalamannya tentang lika-liku mendapatkan hati es batu itu. Alangkah bahagianya Zilda saat Rasya menyatakan cinta padanya. Dan, itu hanya khayalan semata yang mungkin tak akan pernah menjadi kenyataan. Tapi, Zilda yakin suatu saat nanti Rasya akan menyatakan cinta kepadanya.

"Lo mau buat Cerpen apa Zil?" tanya Kinan.

"Ada deh" sahut Zilda.

"Lo kok gitu sama gue sih" cetus Kinan.

"Biarin wleee" kata Zilda sambil menjulurkan lidahnya.

"Ish, ya udah" tutur Kinan.

"Ya udah gue mau ke toilet dulu" ujar Zilda.

"Ya udah" celetuk Kinan.

Di dalam perjalanan menuju toilet, Zilda membayangkan bagaimana sikap Rasya ke Zilda setelah cowok itu menggendong Zilda ke UKS kemarin. Rupanya, Rasya telah mengagumi sosok Zilda yang selalu sabar menghadapi sifat kasar Rasya padanya. Ia tahu lama-kelamaan Rasya akan luluh kepada dirinya.
***

Hari selasa siang, cuacanya sangat tidak mendukung. Pasalnya, setelah isitirahat kedua, hujan mulai turun dengan derasnya. Padahal, matahari masih menampakkan diri.

Siswa dan Siswi SMAN 1 MERDEKA tidak bisa pulang. Padahal, ini sudah waktunya pulang. Zilda dan Yura sedang ada latihan musik sehingga, Zilda tidak bisa pulang bersama kakaknya. Yang Zilda bingungkan adalah nanti dia pulang bersama siapa? Rumah Yura dan Zilda tidak searah.

Mereka berdua menuju kelas musik. Semuanya sudah ada disana kecuali, Rasya dan Yezki. Kemanakah mereka? Beberapa menit kemudian, Rasya dan Yezki datang ke ruang musik. Anehnya, Rasya tersenyum kepada Zilda. Zilda pun merasa aneh dengan sikap Rasya.

Di kelas musik, Zilda belajar bermain gitar dan di ajari oleh Kak Reygan. Tangan mereka bertemu, mata mereka beradu pandang. Tapi, perasaan Zilda biasa saja. Tidak seperti dengan Rasya waktu itu. Rasya yang melihat kejadian itu langsung memalingkan wajahnya dari hadapan mereka. Entah perasaan apa yang Rasya miliki kepada Zilda saat ini.

"Kok masih hujan sih" gerutu Zilda pelan.

"Iya nih, gimana kalo kita pulang aja? Aku bawa mantel hujan sih. Terus kamu gimana?" tanya Yura.

"Aku nggak bawa lagi" keluh Zilda.

"Ya udah lo bareng gue aja" celetuk Rasya tiba-tiba.

"Ha?" tutur Zilda yang tak percaya dengan perkataan Rasya.

"Iya. Mau nggak?" tanya Rasya lagi.

"Udah deh. Mau aja, terus nanti kalau lo nggak mau, terus lo bareng siapa?" ucap Yura.

"Iya juga sih. Ya udah deh aku mau" jawab Zilda.

Zilda duduk di atas motor Rasya. Pemandangan yang tak biasa terjadi. semua pasang mata yang ada di parkiran sekolah melihat pemandangan yang langka tersebut. Rasya memang tak pernah dan hampir tak pernah membonceng cewek. Ini pertama kalinya, Rasya membonceng cewek.

"Gimana enak kan naik motor waktu hujan?" celetuk Rasya membuka pembicaraan.

"Iya. Kamu sering?" tanya Zilda.

"Ya sering lah. Bisa menikmati sejuknya air hujan" ujar Rasya.

"Iya, lihat deh itu pelanginya indah banget" tunjuk Zilda kepada pelangi yang masih menghiasi langit.

"Iya, indah seindah senyummu" gumam Rasya pelan.

"Kamu bilang apa Sya?" tanya Zilda.

"Nggak ada. Kamu suka lihat pelangi?" tanya Rasya.

"Sering sih tapi lumayan lah soalnya kan pelangi tidak datang setiap saat" tutur Zilda.

"Iya juga sih ya" kata Rasya.

SELAMAT MENIKMATI JANGAN LUPA VOTE YAH🤗😉

WHEN I SEE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang