Langkah kaki yang lebar berbaur dengan keramaian pusat kota. Lampu-lampu gedung dan toko begitu gemerlap di sepanjang jalan. Empat tahun meninggalkan Tokyo, rasa-rasanya kota ini masih sama saja di mata Gojou. Begitu sibuk, padat, dan monoton.
Seperti tak memiliki rasa lelah setelah melakukan perjalanan Kyoto-Tokyo menggunakan pesawat, pemuda berusia 16 tahun itu langsung pergi ke pusat kota setibanya di bandara. Tanpa dikawal ataupun diantar supir. Berjalan kaki dan menaiki angkutan umum menuju pusat kota tanpa memberitahu orang tua yang sudah tiba duluan. Benar-benar tuan muda yang seenaknya.
Ingar-bingar musik kini terdengar di telinganya saat kaki panjangnya membawanya ke area taman kota. Sepertinya ada sebuah pertunjukan di sana melihat ada kerumunan yang terpusat. Gojou pun mendekat, ingin menonton juga walau sejenak.
Rupanya itu adalah pertunjukan tari tradisional yang ditarikan oleh beberapa perempuan. Musik khas tradisional mengalun, beberapa penonton memasukkan koin ke wadah yang disediakan. Gojou dan penonton lainnya menonton dengan seksama dan ia baru menyadari jika para perempuan ini menari tari tradisional yang sudah dimodifikasi. Alunan musiknya pun terdapat unsur musik modern. Kontemporer? Entahlah, Gojou lupa-lupa ingat soal istilahnya.
Gerakan-gerakan tarian modifikasi itu begitu menarik untuk dilihat. Apalagi kini tempo musiknya semakin cepat. Penari yang berjumlah empat orang itu bergerak sesuai tempo bahkan sempat melakukan aksi.
Selama menonton, Gojou berusaha sebisa mungkin untuk menonton keseluruhan pertunjukan. Akan tetapi, mata biru cemerlangnya selalu saja berakhir dengan terpaku pada salah satu penari yang wajahnya terdapat luka melintang. Perempuan itu benar-benar atraktif sampai-sampai Gojou tak bisa melihat ke arah lain.
Aneh, padahal mereka melakukan gerakan tarian & tempo yang sama. Akan tetapi, aura penari dengan luka di wajahnya itu benar-benar kuat. Rambut hitam cemerlangnya yang dikuncir berayun mengikuti tempo, senyuman kecil yang sesekali diuarkan, gerakan tubuh yang jauh lebih ekspresif dibanding penari lain, dan lampu-lampu jalan yang menyorotinya disertai langit peraduan menuju malam. Perempuan itu begitu cantik, anggun, memesona, dan mampu membuat Gojou terpana.
Angsa
Penari perempuan dengan luka melintang di wajahnya itu bagaikan angsa cantik dari surga. Belum pernah Gojou bertemu dengan perempuan secantik dan seindah ini. Maka Gojou menikmati detakan kencang yang tiba-tiba menghampiri dada kirinya dan panas yang menguar di pipinya. Mata biru cemerlang itu benar-benar memfokuskan pandangannya kepada sang gadis angsa.
Di tengah alunan gerakan, mata mereka tak sengaja beradu. Kilau cokelat dari sang angsa membuat Gojou terpental ke masa lalu. Seketika pemuda itu menyadari bahwa angsa cantik yang ada di hadapannya ini adalah gadis kecil yang ditemuinya di taman dekat sekolah dasar empat tahun yang lalu.
Gojou Satoru tidak menyangka jika dongeng itik buruk rupa yang berubah menjadi angsa yang cantik benar-benar terjadi pada Utahime Iori.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scars To Your Beautiful ✓
Fanfiction[Gojou Satoru x Iori Utahime] Bagi Gojou, luka di wajah Utahime bukanlah sebuah kutukan yang harus diludahi, melainkan kecantikan abadi yang harus dimiliki. ──────────────────────── Jujutsu Kaisen © Gege Akutami Scars To Your Beautiful © Alessia Car...