21 : Alliance

1.6K 190 28
                                    

Pagi hari adalah saat yang paling menyenangkan untuk minum teh, secangkir teh hangat akan membuat perasaan menjadi tenang. Jaehyun yang sedang menikmati teh pagi bersama dengan sahabat dekatnya Rosé mempercayai hal tersebut. 

Tapi tidak dengan pagi ini, meskipun sudah meminum secangkir teh hangat Jaehyun tak kunjung merasa tenang. Rosé yang menyadari Jaehyun yang terlihat risau menambahkan daun mint miliknya kedalam cangkir teh Jaehyun.

"Extra mint, supaya kau jauh lebih tenang." Kemudian Rosé menuangkan sedikit tambahan teh agar daun mintnya larut dengan teh.

Jaehyun menatap daun mint yang sudah masuk ke dalam cangkirnya, ia tersenyum sebagai tanda terima kasih pada Rosé.

"What's wrong with you dear?" Rosé pada akhirnya penasaran.

"Kau benar-benar sudah memberikan jam itu pada Jina kan?" Perasaan ragu menyelimuti pikiran dan hati Jaehyun.

"Of course i did it, why? dia tidak memberimu kabar sampai saat ini?" 

"Kau tidak lupa memberitahu cara kerja jam tersebut kan?" Jaehyun masih ragu.

"Aku memberitahunya secara diam-diam dan hati-hati," jawab Rosé dengan penuh keyakinan bahwa ia sudah membantu Jaehyun dengan benar.

"Apa jamnya sudah ketahuan?" Rosé mengira-ngira.

"Kurasa belum, aku yakin Jina orang yang cukup berhati-hati dan kalau jam itu sudah ketahuan seharunya Taeyong tidak setenang ini." Jaehyun mencoba menepis perkiraan Rosé

"Mari berfikir positif, kurasa Jina memang belum mendapatkan sesuatu kau harus tetap sabar dan fokus."

"Aku sedikit mengkhawatirkannya."

Rosé mengeleng-gelengkan kepalanya tidak menyangka, "Wah yang kau khawatirkan sebenarnya Jina atau dokumen malpraktikmu?"

Jaehyun tersenyum kecut, sahabatnya itu memang paling tahu tentang dirinya.

"Musuh dalam selimut, huh?" Rosé mengejek strategi Jaehyun yang terlalu kentara.

Jaehyun hanya diam, ia sudah biasa pada Rosé yang mudah menebak jalan pikirannya. Mereka teman sejak kecil bahkan hampir dijodohkan, sudah pasti Rosé paham betul pola pikir Jaehyun.

"Kuakui kau pintar dalam ilmu sains, tapi caramu menyusun strategi benar-benar payah." 

"Semua orang punya kekurangan dear," ucap Jaehyun dengan nada bicaranya yang kini mengejek nada biacara Rosé tiap kali ia berkata 'dear'.

Rosé meminum teh miliknya, kemudian memfokuskan pandangannya pada Jaehyun yang duduk didepannya. 

"Mau kuberitahu cara yang lebih efektif?"

Mata Jaehyun secara otomatis menatap balik Rosé dengan fokus. Keduanya kini sudah saling fokus bertatapan seperti akan membicarakan hal serius.

"Kau pasti berfikir musuh terbaik adalah musuh di dalam selimut. Sekarang kau fikir lagi, siapa sebenarnya musuh Lee Taeyong?"

Salah satu alis Jaehyun naik ke atas. Ia mencoba memahami pertanyaan Rosé barusan.

"Menurutmu Jina adalah musuh Lee Taeyong?" Rosé mencoba memberi sedikit petunjuk.

Rosé mendadak menggebrak meja karena ia kesal menunggu respon Jaehyun.

"Aissh! You're! You're Lee Taeyong enemy!" Jari telunjuk Rosé dengan gemas menunjuk-nunjuk Jaehyun.

"I know it! Then whats wrong with that?"

"Bukankah sudah jelas, kau salah memasukan sesuatu kedalam selimut itu! Jina hanya seorang tawanan bagi Taeyong!" Rosé semakin naik pitam.

Crazy Mafia | LTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang