Kalian tahu bagaimana rasanya bermimpi bertemu dengan seseorang yang telah tiada? Rasanya sangat bahagia! Seperti Haechan sekarang. Pemuda manis itu tersenyum cerah ketika melihat sosok yang selama ini ia rindukan. Sang kakak yang berdiri di dekat sebuah pohon besar dengan senyuman yang juga merekah kearahnya.
"Kakak!", Seru Haechan senang, pemuda itu berlari dengan cepat menuju kearah Renjun. Memeluk tubuh yang selama ini ia sangat rindukan.
Ini nyata, batin pemuda manis itu. Tubuh sang kakak bisa ia dekap dengan hangat. Wajah Renjun juga nampak sangat putih bersih. Kakaknya terlihat bahagia disini.
"Kakak adek rindu", Haechan menangis dipundak Renjun, menunjukkan bahwa pemuda dengan kulit tan itu sangat-sangat merindukan tubuh yang ia peluk.
Renjun tak menjawab, hanya mengelus punggung sang adik yang bergetar. Berupaya untuk menenangkan tangisan sang adik.
"Apa kabar dek? Kakak juga rindu", Renjun tersenyum melihat wajah Haechan yang nampak masih merah dihadapannya karena habis menangis.
"Kenapa adek ada disini?"
Haechan mengernyitkan alisnya, menoleh kesekitar, benar kenapa dia ada disini? Haechan menatap Renjun lalu menggeleng.
"Gak tahu, tiba-tiba aja pas adek bangun adek udah disini"
Renjun tertawa melihat raut kebingungan yang Haechan tunjukkan, "dek seharusnya adek gak disini"
"Kenapa? Kakak kenapa disini?"
Senyum lembut Renjun tunjukkan, "disini emang tempat kakak, adek belum saatnya disini"
"Kenapa kak? Tapi adek pengen disini aja sama kakak"
Renjun menggeleng, "gak bisa dek, inget apa yang adek bilang? Adek gak akan nyerah buat Bunda"
Haechan nampak kembali berkaca-kaca mengingat soal bundanya, "Bunda..", ucapnya lirih. Mata bulatnya menunduk kebawah, memegang perutnya yang bahkan masih bisa ia rasakan bagaimana pisau itu menusuknya.
"Bunda gak menginginkan adek kak, bahkan yang lain pun juga"
Renjun menggeleng, "adek berharga buat siapapun itu dek"
Haechan menggeleng, "adek mau disini aja kak, bareng kakak bareng ayah"
"Belum waktunya, disana banyak yang nungguin adek buat kembali.. kalo udah waktunya kita bakal ketemu lagi"
Haechan menoleh ketika mendengar suara-suara yang memanggil namanya dengan keras.
"Adek denger? Ayo dek kembali"
Haechan menangis dan menggeleng dengan kuat, "mau sama kakak aja mau sama ayah juga"
Menoleh ketika pundaknya terasa ditepuk dengan pelan, tangisan itu kembali memburu ketika mengetahui siapa sosok yang berada di belakangnya.
"Ayah!"
Ayah tersenyum, memeluk tubuh ringkih sang anak bungsu. "Ayah, adek mau disini aja bareng ayah sama kakak"
Tanggapan ayah sama dengan Renjun, menggeleng dengan senyuman lembut terpatri disana, "gak bisa dek, katanya mau lindungin bunda"
"Tapi bunda yang mau adek pergi yah"
"Adek harus sabar, bunda cuma butuh waktu.. sebentar lagi ya dek"
Waktu? Semua orang bilang begitu, apa ketika waktu itu sudah tiba Bunda akan kembali menganggap dirinya ada? Menganggap bahwa Haechan juga putrnya yang masih tersisa.
"Tempat adek bukan disini, waktunya buat kembali"
Rangkulan tangan ayah pada pundak Haechan terlepas, keduanya pergi dengan melabaikan tangan kearah Haechan yang ingin ikut bergerak, ingin menyusul keduanya namun cahaya putih seakan menariknya untuk kembali pada dunia nyata.
°°°
Tit
Tit
Tit
Tiiiiiiiiiiit
"HAECHAN!"
"Engga, ayo kamu bisa ayo bangun Chan", Nana menggoyangkan lengan Haechan dengan kuat, memanggil nama sahabatnya itu dengan brutal, berharap sosok tegar itu kembali ke dalam raganya.
"Haechan", Mark pun demikian, namun tidak sehisteris Nana.
Wajah Mark bahkan memucat, ia tidak bisa merasakan seperti ini untuk yang kedua kalinya. Mengelus surai lembut milik Haechan, Mark berucap lirih.
"Haechan"
"Haechan kembali, aku mohon Tuhan"
Mark sangat berharap, berharap agar ia diberi kesempatan untuk membuat Haechan bahagia, untuk membuat Haechan merasa disayangi bahkan di cintai kembali. Untuk membalas perasaan pemuda itu.
Mark mohon, jika dikabulkan Mark berjanji akan mencoba mencintai Haechan dan melindungi seperti apa yang sudah ia janjikan pada Renjun juga.
Tit
Tit
Tit
"HAECHAN?", Suara Nana yang mengucapkan nama Haechan dengan lantang juga suara pendeteksi jantung yang kembali berbunyi membuat Mark mengucapkan rasa syukur dan terimakasih kepada Tuhan.
"Terimakasih Tuhan, aku akan menepati janjiku"
Tersenyum haru ketika melihat Haechan membuka kedua matanya dengan perlahan. Netra cantik nan berkilau itu kembali terbuka.
.
.
...Selamat membacaaa
Dan
Sampai jumpaa 💚💚💚
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] 𝑪𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑲𝒊𝒕𝒂 || Renhyuck | Markhyuck
FanficMenceritakan bagaimana seorang Haechan menjalani kehidupannya setelah kehilangan sosok Kakak juga Ayahnya. Bagaimana cara dia menatap dunia dan bagaimana ia terus berjalan walau jalan yang ia lalui tak ada penyangga. ..... Start: 3 Feb 21 Finish: 1...