Junhui dan Wonwoo akhirnya pergi ke taman bermain yang lumayan sepi. Setelah beberapa saat berada dalam kecanggungan, Junhui pun memulai percakapan.
"Kau bisa jawab sekarang"
"Begini... sejujurnya... aku hanya ingin melakukannya" ucap Wonwoo dengan terbata-bata.
"Kau hanya ingin melakukannya?" tanya Junhui keheranan.
"Ya. Itu karena aku belum pernah menjalin hubungan. Jadi aku belum pernah mencium siapa pun. Dan hubunganku selalu saja tak lancar dengan orang yang kusukai"
"Ya, benar juga"
"Kau bisa berkencan dengan orang jika punya uang dan waktu. Tapi aku tak punya dua-duanya. Biasanya, kau harus punya pacar dulu baru bisa mencium seseorang. Tapi kurasa itu tak akan terjadi dalam hidupku, itulah yang aku pikirkan. Dan saat itu tiba-tiba saja aku berpikir, 'kenapa tak kucoba saja?' karena ku pikir aku tak akan punya kesempatan mencium seseorang. Itulah kurasa alasan aku menciummu" jelas Wonwoo.
"Aku merasa seperti aku sudah gila setelah bilang begitu. Kau tak memahaminya, kan?" tanya Wonwoo karena Junhui hanya diam saja setelah mendengar penjelasan Wonwoo.
"Aku paham jika alasannya begitu" akhirnya Junhui bersuara.
"Sungguh?" tanya Wonwoo.
"Ya, hubungan bisa menjadi beban entah karena uang, waktu maupun emosi. Tapi kau ingin melihat hasilnya tanpa biaya apapun. Makanya kau menciumku" kata Junhui dan Wonwoo membenarkan maksud Junhui.
"Kau juga tak ingin menjalin hubungan cinta apa pun" lanjut Junhui.
"Ya, tentu saja. Hidupku saja sudah penuh dengan masalah. Jadi mana bisa aku mencari masalah lagi." Sahut Wonwoo.
"Semua akhirnya beres. Sempurna" celetuk Junhui.
"Apa maksudnya?" tanya Wonwoo heran.
"Inilah daftar mantan teman serumahku. Seperti yang dilihat, nilaimu tertinggi di antara ketujuh teman serumah ini. Sejujurnya aku belum pernah bertemu orang yang memenuhi semua syaratku. Jadi, kemungkinan besar aku tak akan pernah bertemu dengan orang sepertimu lagi" jelas Junhui kepada Wonwoo sembari memperlihatkan grafik penilainnya.
"Tapi, diskualifikasiku kritis sekali" kata Wonwoo khawatir.
"Aku yakin itu titik masalah kita, atau bisa jadi keuntungan kita. Kau akan didiskualifikasi... Jika setidaknya kita memiliki sedikit kemungkinan untuk jatuh cinta. Tapi kita tahu itu tak akan terjadi. Jadi aman bagi kita berdua. Apalagi, kita sudah saling ciuman maka sudah terbukti itu tak akan pernah terjadi lagi." Kata Junhui.
"Ya, benar juga"
"Kau bisa mempercayaiku. Entah bagaimana bisa aku memang kebetulan menciummu, tapi kau sungguh bukan tipeku." Ungkap Wonwoo.
"Ya. Kau juga bukan tipeku." Sahut Junhui.
"Jadi bisakah aku terus menjadi teman serumahmu? tanya Wonwoo.
"Ya, tentu saja" jawab Junhui dengan yakin. Wonwoo pun tersenyum bahagia mendengar jawaban Junhui.
<<<<
Wonwoo berada di ruangan rapat seorang diri dengan membawa naskah yang berjudul "Turtle Studying Room" yang ditulis olehnya. Wonwoo memandangi naskah tersebut dengan senyuman bahagia, karena sebentar lagi dia akan menjadi penulis naskah sesungguhnya. Beberapa lama kemudian Sutradara Seo dan Jaehyun datang, disusul Penulis Jung dibelakangnya.
"Kau datang lebih cepat" ucap Sutradara Seo kepada Wonwoo.
"Hai Wonwoo. Kau kaget ya melihatku disini. Aku senang bertemu kalian lagi." Sapa Penulis Jung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because This Is My First Life • WONHUI
Fanfiction• Remake Story dari Drama Korea yang berjudul sama, Because This Is My First Life • Cerita ini berkisah tentang Wen Junhui yang menghabiskan uangnya untuk rumah yang berakhir memiliki banyak hutang dan Jeon Wonwoo yang tidak memiliki tempat tinggal...