Happy reading.
Arrano berjalan dengan perlahan memasuki rumah sambil memegangi pipinya yang terasa perih akibat bogeman Tio.
"Eh Aden udah pulang, astagfirullah eta muka aden kunaon bonyok kitu?"ujar bi Arni kepala pembantu di rumah nya.
(Astagfirullah itu muka aden kenapa babak belur gitu.)
Arrano mendudukan diri di sofa"gak papa kok bi, biasa anak cowok"jawab arrano santai.
"Aden teh tos ribut deui nya, ulah osok ribut wae atuh aden èngke di carekan dei ku papah aden"ucap bi Arni memperingati.
(Aden itu habis ribut lagi ya, jangan suka ribut mulu aden nanti di marahi lagi sama papanya aden.)
Arrano adalah seorang anak tunggal, papah mamah nya bercerai sejak ia masih kecil. Arrano hanya mendapatkan kasih sayang dari bi Arni karana kedua orang tua nya sama sekali tak pernah peduli padanya, bahkan mereka pulang hanya untuk memarahi Arrano.
"Gak akan bi, papah kan' ada di luar kota sampai minggu depan. Asal bibi gak ngomong aja sama papah, papah gak akan marah"ujar Arrano santai membuat bi Arni geleng-geleng kepala tak habis pikir dengan tingkah anak majikan nya ini.
"Yaudah atuh kalau begitu, aden geura bebersih terus tos eta dahar geus di siapkeun di meja makan"ujar bi Arni sebelum pergi.
(Yaudah kalo gitu, aden segera mandi terus habis itu makan sudah di siapkan di meja makan.)
"Ck.. sial, kenapa gue harus kalah dari si Tio. Gue pikir dia gak bisa berantem? tau nya sampe bonyok gue di buatnya. Akh.. jangan pernah meremehkan orang dari sikap nya mulai sekarang"gerutu Arrano sambil berjalan memenaiki tangga.
~•~
Sedangkan di rumah Ranjaya, Laisya sedang membantu Tio mengobati luka nya di balkon kamar Tio dengan pintu kamar yang terbuka.
"Shh... pelan-pelan Sya"pinta Tio ketika Laisya menekan luka Tio dengan kapas yang sudah di celupkan ke alcohol.
"Makanya jangan suka ribut, udah gini ngeringis juga kan lo"omel Laisya sambil menekan luka Tio membuat Tio meringis kembali.
"Sya"
"Hmm.."
"Jangan kasih tau nyokap bokap ya, tetang gue ribut di sekolah"pinta Tio membuat Laisya menghentikan aktivitasnya untuk menatap Tio.
Tio memang lah bukan anak yang suka cari masalah, dia hanya siswa yang penyendiri dengan otak yang pas-pasan dan jarang buat masalah yang menyebabkan orang tua nya tak pernah di panggil ke sekolah.
Maka dari itu ia sedikit takut jika orang tuanya tahu bahwa ia ribut di sekolah, mereka pasti akan kecewa padanya. Tio hanyalah anak patuh di depan orang tua nya walau terkadang mulut nya sidikit pedas."Gue sih gak akan ngomong soal lo ribut di sekolah ke bokap sama nyokap lo, tapi gue gak jamin guru gak akan bilang sama mereka"ucap Laisya sambil kembali mengobati luka Tio.
"Apa mereka akan kecewa?"tanya Tio.
"Hmm.. gue gak tau, tapi gue rasa mereka akan memehami nya. Toh lo udah gede dan lo laki-laki, wajar kali kalau lo sedikit buat keributan asal jangan berlebihan"ujar Laisya mencoba membuat Tio tenang.
"Menurut lo begitu?"tanya Tio di jawab anggukan kepala dari Laisya.
"Tentu saja"ucap Laisya pasti sambil membereskan kotak p3k.
Cukup lama mereka diam sambil menatap langit malam sampai Laisya membuka suara.
"Tio"panggil Laisya membuat Tio menoleh padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY I Love You
Teen FictionQalaisya bintang rainandi seorang remaja perempuan yang menyandang status yatim piatu dan bergantung hidup pada mesin. Di saat ia merasa sediri dan putus asa atas Kehidup nya tuhan mengirimkan orang-orang yang berbaik hati ingin mengisi kesedirian d...