02

33 3 0
                                    

"Brrr.... Sangat dingin disini..."

"Kau mau pakai jaketku dulu? Setidaknya hingga hujannya reda dan kau bisa pulang. Hidung mu memerah jadi pakailah ini".

Dua orang yang duduk di bangku pemberhentian bus tapi bukan untuk menunggu bus mereka, melainkan untuk berteduh dari hujan yang kebetulan jatuh dengan derasnya.

Satu laki-laki yang duduk diujung bangku panjang tempat itu. Ia menggigil karena udara dingin saat itu, udara dingin yang begitu saja menerpa tubuhnya yang hanya mengenakan kemeja putih dan tipis.

Satu lagi perempuan yang duduk diujung lain dari bangku panjang itu, berjauhan dari laki-laki tadi. Ia baru saja pulang sekolah dan berniat untuk pulang kerumah dengan jalan kaki hari ini, namun sayangnya hujan deras membuatnya harus berteduh ditempat itu bersama laki-laki asing yang kebetulan juga kehujanan.

" T-t-terimakasih nona..." Ujarnya laki-laki yang kedinginan tadi menyambut jaket tebal milik perempuan yang duduk merapat kesampingnya. Tangannya gemetar karena dingin dan juga agak merasa malu.

Jaket miliknya akhirnya di kenakan pada tubuh lelaki yang sudah menggigil itu, perempuan ini hanya mengangguk kiranya lelaki tadi sudah nampak tidak kedinginan lagi.

"Tunggu, nona?" Perempuan tadi menoleh, lelaki tadi juga menoleh.

"Itu karena aku belum tau namamu...nona? Hehehe...." Sambil meremat jaket yang menyelimuti tubuhnya ia menyalurkan rasa malunya. Ia rasa perempuan ini tengah menatapnya.

"Ooh...."

"PERKENALKAN AKU CHOI SINHWA!! SENANG BERTEMU DENGAN MU TUAN KEREN DAN SIAPA NAMAMU?!!"

Nada semangat perempuan ini membuatnya terlonjak kaget, laki-laki ini reflek mundur karena teriakan itu tepat disamping telinganya.

Choi Sinhwa memang senang bertemu dan berbaur dengan orang baru, ini sudah kebiasaannya. Berisik tapi menggemaskan. Bahkan lelaki ini juga berperasaan demikian.

"Choi Sinhwa... Nama yang sangat cantik, dan kebetulan marga kita sama. Aku Choi Beomgyu". Ucap lelaki ini sopan seraya menyerahkan tangannya untuk di jabat.

Mendengar pujian akan namanya dan melihat betapa rupawannya sosok dihadapannya membuat Sinhwa mematung mentatap bibir yang tersenyum manis padanya. Hingga ia sadar tangan lelaki ini ingin menjabatnya, dengan segera ia sambut tangan besar itu.

Terasa dingin ditangan Sinhwa, tapi terasa hangat di tangan Beomgyu. Keduanya terkekeh canggung dan menarik perlahan masing-masing tangan mereka.

Sinhwa tadi reflek menarik Beomgyu karena lelaki ini terlihat kebingungan mencari tempat berteduh, kebetulan Sinhwa menemukan tempat ini, jadi mereka berteduh disini.

Dan satu hal besar yang disadari oleh Sinhwa dari orang ini. Ya, laki-laki ini buta.

" Ummhh...."

"Terimakasih Sinhwa"

Beomgyu mendahului Sinhwa yang hendak berbicara, perempuan ini hanya tersenyum dan mengangguk walau ia tau laki-laki ini nyatanya tak bisa melihat. Sinhwa merapat, jujur ia juga mulai kedinginan tapi mungkin Beomgyu lebih membutuhkan jaket itu pikirnya.

"Ahh hehe sama-sama, bukan apa-apa. Oh iya, apa kau tidak bisa terkena udara dingin?" Ucap Sinhwa dengan niat mencairkan suasana canggung dan hening antara ia dan lelaki disampingnya yang hanya menegakkan kepalanya lurus kedepan.

Dari pertanyaan dan cerita-cerita kecil antara mereka, Sinhwa tau jika Beomgyu orang yang sangat ramah dan sopan bahkan dengan orang baru. Entahlah, Sinhwa sudah banyak bertemu, berteman dan bercerita dengan orang baru. Tapi perasaan nyaman yang ia dapat bersama Beomgyu, ia belum pernah merasakannya dengan orang lain.

Apa karena Beomgyu sangat tampan? Atau karena sebenarnya Sinhwa hanya kasihan pada orang buta? Mungkin tidak keduanya.

"Wahh.... aku sangat mengagumi mu Beomgyu" Sinhwa yang daritadi mendengar cerita Beomgyu masih terpaku hingga tak sadar bahwa hujan lebat kian mereda dan hari menjelang senja, segera ia berdiri meregangkan otot-otot nya yang keram karena duduk sangat lama.

"Hujannya sudah berhenti ya? Kupikir aku sudah bisa pulang".

" Ini, milikmu. Aku sangat berterima kasih no- maksudku Sinhwa". Cengiran di iringi tawa yang malu-malu Beomgyu mengembalikan jaket perempuan yang tadi ia pakai untuk menyelimuti diri.

Rasanya ingatan itu seperti baru saja terjadi padanya kemarin, momen yang masih segar di kepalanya ini membuatnya tak sadar telah sampai pada kursi panjang yang dulu ia duduki bersama gadis disampingnya. Bukan kursi di pemberhentian bus itu, tapi kali ini kursi kedua yang menjadi tempat mereka bertemu kala itu.

Saat itu cuaca masih senang hujan, bahkan pada hari itu langit mendung sepanjang waktu. Tapi itu tidak menghentikan orang-orang untuk tetap menjalankan pekerjaan mereka termasuk anak-anak sekolah.

"Wahhh Beomgyu suka Americano ya? Eeuhh aku sih tidak suka, itu sangat pahit dan membuat lidahku mati rasa". Ujar gadis berambut pendek yang menampakkan ekspresi geli di wajahnya sambil menatap laki-laki yang ia panggil Beomgyu tengah meminum kopi hangat yang warna begitu hitam.

" Kenapa? Sinhwa tidak suka ya?hehe kalau begitu Sinhwa minum susu saja sana". Sentilan kecil dipipi didapatnya dari seseorang yang masih asik dengan kopi nya, sedangkan Sinhwa sibuk memerah dan meminum susu dari kemasan yang ia beli dengan isapan yang tergesa-gesa.

Sinhwa baru saja pulang dari sekolah, ia melihat kedai kopi kecil yang ternyata kebetulan ada Beomgyu disitu sedang mengantre. Bertegur sapa itu harus, tapi terjadi lagi, mereka larut dalam pembicaraan hingga tak sadar mereka menghabiskan waktu mengobrol bersama-sama di kursi panjang berjejer di taman itu.

Terkadang mereka bertengkar, ya ini adalah pertengkaran kecil yang membuat mereka semakin dekat. Waktu-waktu itu terasa menyenangkan dan tak terasa begitu lama, hingga.....

BRUK!

"Oh maaf, aku sengaja".























♛┈⛧┈┈•༶Blurry༶•┈┈⛧┈♛


"Yak! Beomgyu kenapa diam saja? Cepat duduk sini" Tersadar dari lamunan berjalannya ia tersentak karena bentakan kecil Sinhwa, Beomgyu jadi lupa bahwa sekarang ia masih berjalan-jalan dengan seorang gadis.

"Hehe, maafkan tadi aku melamum". Ujar Beomgyu sambil mendaratkan bokongnya di kursi taman, ia duduk di samping Sinhwa dengan posisi yang agak berdempetan.

" I-ish..., Beomgyu melamun kan apa?"  Sinhwa gagap tatkala rasanya Beomgyu duduk benar-benar dekat dengannya.

Whuuss~

Angin mengibarkan rambut keduanya, tampak dari Beomgyu wajah yang menatap teduh dan senyuman simpul terukir di situ. Detik berikutnya Beomgyu menggerakkan kepalanya kearah Sinhwa.

"Sinhwa selalu berada di pikiranku".















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Yupi-Chii
17032021

[YUPI^^]

Blurry||Choi Beomgyu(최 범규)//TXT(투모로우바이투게다) [COMPLETED✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang