" Semakin dewasa tuh kita makin sadar, kalau kehidupan kita gak harus sama dengan kehidupan orang lain, gitu pun sebaliknya "PULANG TAK SELALU RUMAH
PART 1; HUJAN, YASMINE DAN RAKSAnote : vote dan komen dong biar aku semangat nulisnya
{oooo}
Suara rintikan hujan deras menggema sudah sejak satu jam yang lalu, tidak ada tanda-tanda akan reda sama sekali. Padahal langit semakin gelap, jarum jam pun sudah menunjukkan pukul setengah enam sore kala itu.
Yasmine Clarissta Dea, gadis dengan rambut panjang sebahu itu sudah duduk didepan jendela sejak setengah jam yang lalu itu menghela nafas berat. Tangannya mengulur keluar jendela bermain dengan rintikan hujan, satu tangannya lagi menopang dagu nya dengan kuat. Kelas nya sudah selesai sekitar satu jam setengah yang lalu, tapi Yasmine masih tidak beranjak dari kelasnya.
Semua teman-temannya sudah pulang terlebih dahulu sebelum hujan turun mengguyur kota. Bahkan nyaris tak terlihat orang sama sekali di gedung tingkat tiga itu selain pak satpam yang menjaga di pos didepan pagar Universitas tersebut.
Yasmine tau betul bahwa dia mungkin satu-satunya mahasiswa yang masih berkeliaran di kampus tersebut. Bukan karena hujan ia memilih tidak pulang, padahal bisa saja ia pulang dengan menggunakan jas hujan yang selalu ia siapkan di jok motornya.
Tapi, Yasmine memang tidak ingin pulang. Ia memilih berlama-lama menghabiskan waktu untuk membiarkan seluruh isi kepala nya keluar saat ini.
Semua orang pasti setuju bahwa rumah adalah tempat pulang terbaik, tempat paling ternyaman di dunia yang kejam ini, tempat paling indah, tempat paling di tuju. Iyakan?
Sayang sekali pernyataan itu tidak pernah berlaku dalam kamus hidup Yasmine, rumah bukan tempatnya untuk pulang, rumah bukan tempat paling aman dan nyaman untuk nya. Jauh dari persepsi itu, rumah adalah tempat paling ia benci, tempat paling tidak nyaman dan lebih buruknya ia tidak merasa rumah adalah tempatnya merasa aman.
Yasmine benci bagaimana ia tidak pernah setuju dengan pernyataan bahwa pulang adalah rumah.
Gadis yang baru memasuki usia 21 tahun itu menarik nafas berat lagi-lagi, terlalu banyak isi di kepala nya yang ingin ia suara kan agar dunia tau bahwa Yasmine Clarissta Dea bukanlah gadis yang kuat. Ia rapuh, rapuh serapuhnya seperti kayu yang telah dimakan waktu. Tapi dunia menuntutnya untuk baik-baik saja, meski saat ini ia ingin hancur; sehancur hancurnya.
Yasmine hanya seorang gadis yang dipaksa tumbuh dewasa oleh keadaan, tak memberinya pilihan sedikitpun selain menerima semua nya dengan sebuah senyuman paling menyakitkan.
Sore itu, Yasmine benar-benar hanya ingin hujan tidak pernah berhenti. Ia ingin hujan menjebak nya dalam ruangan sepi itu. Ia tidak ingin kemana-mana, Yasmine ingin sendiri.
Suara telefon masuk membuyarkan kan lamunan Yasmine pada hujan, ia melirik untuk melihat nama siapa yang tertera di layar ponselnya. Tertulis disana; Raksasa.
Dengan malas Yasmine mencoba mengangkat telfon tersebut, tangannya masih terulur bermain dengan rintik hujan. Tatapanya sendu menatap tangannya sendiri.
" Hallo "
Kata itu yang pertama kali keluar dari mulut Yasmine saat ia meletakkan benda tipis itu ditelinga nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang Tak Selalu Rumah || Ahn Yujin ft Sungchan
FanfictionSemua orang pasti setuju bahwa rumah adalah tempat pulang terbaik, tempat paling ternyaman di dunia yang kejam ini, tempat paling indah, tempat paling di tuju. Iyakan? Sayang sekali pernyataan itu tidak pernah berlaku dalam kamus hidup Yasmine, ruma...