Can I?

1.1K 89 0
                                    

Lagi-lagi hanya keheningan yang ada di dalam ruangan putih itu. Beberapa menit yang lalu, sebuah kabut tebal telah terpecah oleh pembuatnya.

Donghyuck yang memecah kabut tebal itu, untuk Mark.

"Maaf.."

"Tidak perlu meminta maaf. Sudah harusnya aku membuka diri ke dunia luar tanpa menoleh ke belakang lagi. Semua memberi ku dukungan, dan itu sudah cukup untuk membuka itu padamu. Walaupun, aku ragu sebelumnya. Tapi bagaimana pun, sepertinya hyung juga harus tahu."

"Kenapa harus tahu?"

"Sebab hyung tertarik padaku. Bukan aku terlalu percaya diri, tapi aku tahu itu dari mata hyung. Aku bukan anak kecil lagi yang bisa dibodohi soal cinta dan ketertarikan.

Di beberapa manusia, mereka ada yang jatuh cinta karena tertarik dengan pasangannya. Di lainnya, ada yang jatuh cinta karena memang cinta tulus.

Jika mereka cinta karena tertarik, besar kemungkinan mereka tidak mencintai pasangannya secara tulus ikhlas. Dan, aku ragu jika hyung mencintai ku dengan tulus.

Apa lagi setelah mendengar masa lalu ku."

Donghyuck menatap mata Mark yang juga menatapnya. Pandangan mereka terkunci satu sama lain.

Dalam penglihatan Mark, Donghyuck adalah namja manis yang siapa menduga memiliki masa lalu kelam. Donghyuck itu sesuatu bagi Mark. Dia memang tertarik pada awalnya. Namun, setelah mendengar ceritanya, di hati Mark terbesit rasa ingin melindungi namja beruang di depannya. Menjaganya sepanjang hari. Atau, menikah-

Ups, terlalu jauh pikiranmu, Mark!

Mark di mata Donghyuck? Lelaki tampan yang mampu memikatnya saat pertama kali bertemu. Meski, harus berakhir dirinya yang pingsan karena serangan paniknya. Iya, dia terpesona dengan teman dari hyung nya yang baru dia kenal ini. Entah sejak kapan, namun perasaan Donghyuck akan menghangat jika Mark ada di dekatnya. Dia merasa terlindungi di satu sisi. Di sisi lain, dia masih ragu untuk membuktikan perasaannya.

Donghyuck tidak menampik jika dia nyaman. Apa, perasaan dia akan terjawab secepatnya? Entahlah, dia tidak tahu pasti. Dia terlalu lelah untuk mengenal orang asing lagi. Tapi jika orang asing itu adalah Mark, bisakah dia menerimanya? Atau, membuka hati untuk Mar-

"Awalnya, aku memang hanya tertarik padamu. Tapi, semakin aku dekat dengan mu, aku sadar, jika aku tidak hanya tertarik padamu. Tapi, mencintaimu."

_____

"Awalnya, aku memang hanya tertarik padamu. Tapi, semakin aku dekat dengan mu, aku sadar, jika aku tidak hanya tertarik padamu. Tapi, mencintaimu."

Kalimat itu terus saja terngiang di telinganya. Ini sudah larut malam, dan dia masih sibuk menghilangkan kalimat yang terlontar dari bibir lelaki yang jauh lebih tua darinya.

Dia bimbang-

"Aku masih belum yakin pada perasaan ku sendiri, hyung. Beri aku waktu. Aku masih terlalu takut untuk menjalin sebuah hubungan."

"Tidak perlu kau paksa, Hyuck. Hyung akan menunggu kesiapan mu."

Haruskah? Haruskah ia membuka hati untuk lelaki bernama Mark tersebut?

Terlalu sibuk dengan pikirannya, membuatnya tak menyadari jika ada seseorang yang masuk ke dalam ruangannya.

"Hyuckie? Belum tidur?" Johnny. Iya, yang masuk adalah Johnny.

Donghyuck menoleh, menemukan appanya yang duduk di kursi samping ranjangnya.

"Tidak bisa tidur~"

Baby Hyuckie || MarkHyuck [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang