0.1 : Aku
...
Di gelapnya malam, meratapi kesedihan itu menyenangkan bukan? Karna Aku selalu melakukan itu.
"Apakah aku terlihat begitu bahagia?"
"Baguslah, aku memang ingin terlihat bahagia ..."
"Apa ada orang di dunia ini, yang ingin sekali saja mendekatiku."
"Berteman denganku."
"Bertanya padaku, bagaimana hari yang aku jalani."
"Bertanya padaku, apa yang aku rasakan."
"Bertanya padaku, apakah aku baik-baik saja."
"Atau ada orang yang mau MENCINTAIKU."
"Apakah, aku hanya dilahirkan untuk menderita?"
"Apakah, aku dilahirkan untuk dibenci semua orang."
"Mereka pikir, senyum dan tawa yang terukir indah diwajahku, adalah tanda bahwa aku bahagia."
"Padahal, mereka memperlakukan ku tidak layak."
"Tak apa, aku menerimanya sepenuh hatiku."
"Aku terluka, sendirian."
"Dan bangkit seorang diri pula."
"Aku tidak tau apa salahku, Sampai-sampai, setelah bangkit kakiku ditendang kembali sampai aku tersungkur."
"Tersungkur, lalu jatuh ketempat yamg menyakitkan."
"Tempat itu adalah hatiku. Yang Aku siksa setiap hari, yang lemah tak berdaya."
"Hati ku berteriak, namun mulutku tertutup rapat."
"Hatiku menangis, namun mataku tidak mengeluarkan satupun tetesan bening."
"Hatiku terluka, namun bibirku masih mengukir senyumnya."
"Hidup ini penuh kebohongan bukan? Hahaha."
"Ingin ku mengadu."
"Tapi hanya Tuhan yang bisa mendengarku."
"Orang-orang bilang, rumah adalah tempat untuk pulang."
"Tempat untuk beristirahat."
"Tempat untuk berlindung."
"Tapi itu tidak untukku."
"Rumah adalah tempat aku di tendang, tempat aku harus merasa lelah, tempat dimana aku bukan merasa terlindungi. Tapi tempat aku disiksa."
"Rumah, bukanlah tempat aku bisa tenang, dan tertawa."
"Rumah hanya tempat di mana aku merasakan bahaya, tempat aku menahan sakit, dan tempatku menangis."
"Aku ... Hanya ingin dicintai."
"Aku tidak pernah merasakan itu seumur hidupku."
"Tidak ada tempat untuk aku pulang."
"Kecuali ... Surga."
"Tapi, akankah Tuhan menerima anak sialan ini di surganya. Sedangkan di dunia saja tak ada satupun yang menerima ku."
"Aku, seharusnya mati. Karna aku tidak pantas hidup."
"Mama ... Papa."
"Asahi, sayang kalian."
"Tapi, apa kalian sayang sama Asahi?"
"Ma ... Pa ..."
"Asahi, gak pernah minta dilahirkan di dunia ini."
"Ini bukan salah Asahi ..."
"Tapi kenapa, Asahi dipukul hanya karna Asahi ada didepan wajah papa saat papa pulang kerja."
"Bahkan ... wajahku saja tidak ingin kalian lihat"
"Ini semua bukan salahku ..."
"Aku baik-baik saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Ok || Hamada Asahi[HIATUS]
FanfictionAsahi... Cuma mau disayang sama Mama, dan Papa.