EMPAT BELAS

32 2 0
                                    

Alexa seperti sedang senam jantung saat ini.  Lain halnya dengan Sagara yang sudah biasa kebut-kebutan membawa motor. Alexa hanya bisa memejamkan matanya dan membaca doa agar diberi keselamatan.

Sagara tertawa tanpa suara melihat ekspresi Alexa melalui kaca spion. Dari tadi Alexa sudah mengingatkan Sagara untuk tidak kebut-kebutan tetapi cowok itu tidak mendengarkan.

Rasanya Alexa ingin sekali menjitak kepala Sagara. Kalau begini mereka sama saja sedang menantang malaikat maut.

Saat ban motor tanpa sengaja masuk ke dalam lubang Alexa spontan membuka matanya dan memukul keras bahu Sagara.

"HEH!" pekik Alexa.

"Jangan ngebut-ngebut atau gue turun sekarang?!" Alexa mengancam.

"Emang lo berani lompat dari motor?" Sagara bertanya.

"Ya- ya... Enggak. Tapi kan... Ih pelan-pelan gak?!"

"Gak mau."

"Pelanin."

"Gak."

"Lo tuh maunya apa sih?"

"Maunya lo."

"Jangan main-main!"

"Iya gue gak bakal mainin lo."

"Hih bukan itu maksud gue. Tuh liat jalan, ntar nabrak!" Alexa mendorong kepala Sagara agar kembali menghadap ke depan.

Setelah perdebatan yang cukup panjang akhirnya Sagara memelankan laju motornya.

"Rumah lo dimana?" tanya Sagara.

"Udah deket kok, gue turun di depan gang aja." Alexa menunjuk sebuah gang yang masih cukup jauh.

"Gue anter sampe depan rumah lo aja. Nanti gue dikatain ganteng doang nurunin cewek depan gang." Sagara berujar.

Alexa melongo. "Ya Allah, gue sama sekali gak punya pikiran ngatain lo kayak gitu."

Sagara hanya terkekeh. Sebenarnya itu alibinya saja supaya bisa mengantar Alexa sampai ke depan rumah. Sampai ke pelaminan juga kalau bisa. Hehe.

"Rumah lo dari gang jauh apa deket?" Sagara memandang Alexa melalui kaca spion.

Kalau Alexa bilang jauh, pasti Sagara akan menurunkannya di depan gang. Oke, maka Alexa akan mengatakan bahwa rumahnya sangat jauh dari gang.

"Oh, ja-uh. Jauh bangettt." Alexa meyakinkan Sagara bahwa rumahnya benar-benar jauh.

"Kalo gitu gue anter sampe rumah lo aja. Gak mungkin gue biarin lo jalan kalo rumah lo jauh banget," kata Sagara.

Sial. Kenapa malah seperti ini jadinya. Harapan Alexa dia akan diturunkan di depan gang lalu Sagara langsung pergi dari sana. Alexa tidak bisa beralasan lagi sekarang.

Sagara membelokkan motornya memasuki gang. Gang itu tidak terlalu kecil sehingga Sagara tidak kesusahan melewatinya. Belum terlalu jauh dari gang tetapi Alexa sudah menyuruh Sagara berhenti.

"Stop, disini."

"Hah?"

"Itu rumah warna coklat."

"Katanya masih jauh?"

Sagara menghentikan motornya di depan rumah yang Alexa tunjuk tadi. Alexa harus siap menahan malu. Dia sudah ketahuan berbohong.

"Nih, helmnya." Alexa mengembalikan helmnya pada Sagara.

Sagara mengambil helm itu kemudian meletakkannya dulu di jok belakang. Kini Sagara membuka helmnya sambil tertawa. Entah maksudnya meledek Alexa atau bagaimana.

SAGARA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang