6. Fight

217 22 135
                                    



🌸True Beauty🌸



Pagi yang cerah di bulan April, Diana keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam gedung OnniX Tower.

Ya, kalian pasti tahu ada apa di OnniX Tower. Mingyu. Ceritanya, ia menjemput Mingyu. Sedikit aneh memang seorang perempuan datang untuk menjemput laki-laki di rumahnya. Tapi untuk Diana, apapun akan ia lakukan untuk Mingyu.

Diana sampai di lantai 7, ia langsung berbelok ke arah kanan setelah lift terbuka. Jam masih menunjukkan pukul 7 pagi, ia yakin bahwa Mingyu pasti belum berangkat.


"Oh, kau!"

Ia terkejut bukan main ketika melihat Brina keluar dari unit tepat di depan milik Mingyu. Pun dengan Brina yang terkejut bukan main saat berpapasan dengan Diana.

"Yak! Apa yang kau lakukan di sini, eoh?" tanya Diana tidak suka.

"Aku tinggal di sini, wae?"

"Heol! Tidak mungkin sekali jika kau tinggal di sini." Diana sedikit menarik baju Brina, "Penampilanmu tidak ada elit-elitnya, bisa tinggal di sini? Oh, apa kau seorang sugar baby?"

"Aku di siniㅡ"

"Ah, bahkan kau terlalu menjijikan untuk menjadi seorang sugar baby. Apa yang mau dibanggakan dengan penampilan seperti ini."

Sudah, sepertinya tidak perlu membalas Diana lagi. Hal itu akan hanya memperpanjang masalah, jadi Brina memilih untuk berjalan melewati gadis itu.

"Yak! Aku belum selesai bicara!" Bentak Diana, tapi Brina tidak peduli dan terus berjalan hingga masuk ke dalam lift.

Baru Diana hendak menyusul Brina, Mingyu keluar dari unitnya. Ia sedikit terkejut melihat kehadiran Diana di hadapannya.

"Diana?" panggil Mingyu.

Diana berbalik, "Oh, Mingyu annyeong!" Sapanya.

"Sedang apa kau di sini?"

"Yak, kau tidak membaca pesanku? Aku bilang akan menjemputmu. Jadi, kajja!" Diana menarik lengan Mingyu dengan cepat, menyeret laki-laki bertubuh tinggi itu masuk ke dalam lift.

"Oh, Mingyu-ya! Kau bertetangga dengan si anak baru itu?" tanya Diana ketika lift mulai bergerak turun.

"Eoh? Aniya," Jawab Mingyu seperlunya.

"Mwo? Tadi aku berpapasan dengannya, dia keluar dari depan unitmu."

Mingyu mengeryit lalu menggumam, "Tetangga depanku, ya?"

"Ne?"

"Ani, lupakan. Aku tidak tahu."

Diana tidak merespon lagi, ia hanya sibuk menyusuri jalan keluar gedung apartemen bersama Mingyu dan kemudian masuk kedalam mobil pribadinya.











Matahari siang ini cukup terik walau udara masih terasa cukup sejuk. Stepy yang tidak ada kelas, saat ini tengah berada di depan sebuah gedung perkantoran yang ada di pusat Kota.

Sudah 20 menit ia berdiri di depan, menunggu seseorang yang sulit sekali ia temui belakangan ini. Rasanya ia hampir prustasi berdiri sambil menenteng tas kecil.

Berulang kali ia menelepon kekasihnya, tapi tak kunjung diangkat. Sungguh, ini bukan yang pertama untuknya, tapi tetap saja ia kesal setiap melakukan hal ini dan ia selalu merasa bodoh karena mau saja menunggu.

TRUE BEAUTY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang