Pagi pagi sekali Kania dan Alee sudah berangkat menuju kampus. Hari ini merupakan hari kedua ospek. Dimana hari ini, adalah hari yang akan penuh tantangan dari senior. Saat ini, mereka sudah memakai atribut yang diperintahkan senior kemarin.
"Malu banget gua!" Lirih Alee.
Sebab kini, dia dan Kania menjadi pusat perhatian orang di dalam bis. Bagaimana tidak, atribut yang digunakan mereka seperti sss susah dijelaskan!
"Sabar aja, cuma sehari kok!" Bisik Kania.
Alee hanya menghela nafas. Kalau bukan demi kuliahnya, mana mau dia memakai aksesoris semacam ini.
Bis yang mereka naiki sudah berhenti di halte dekat kampus.
"Kania, aku ke kelompok ku dulu ya!" Pamit Alee.
Kania menganggukan kepalanya. Ia juga harus mencari Fika teman sekelompoknya.
"KANIAAA!" Baiklah, sekarang kita lihat siapa yang teriak.
Begitu Kania menoleh, Fika sudah tepat berada di depan wajahnya. Hal itu membuat Kania kaget dan reflek menampar pipi Fika.
"Huaaaa!" Teriak Fika sekali lagi yang menyebabkan mereka menjadi pusat perhatian.
Kania meringis menyadari kesalahan mereka berdua. Sedangkan Fika menyengir tidak berdosa.
"Sakit tau!" Sebal Fika.
"Biarin! Siapa suruh ngagetin!" Marah Kania.
Perbincangan mereka berdua harus terhenti ketika mendengar sebuah intrupsi dari atas podium untuk kumpul.
Kania dan Fika bergegas untuk berbaris.
"Sesuai arahan senior kemarin, hari ini kalian akan melakukan banyak kegiatan. Barang-barangnya sudah dibawa semua?"
"SUDAHH KAK!!"
"Oke, sekarang masing-masing pisah kelompokya!"
Semua Maba menjalankan perintah dari ketua senior. Begitu juga dengan Fika dan Kania yang sudah berada di kelompoknya.
"Aksesoris kepalanya sudah sesuai tanggal lahir?" Tanya Galen.
"Sudah kak!"
"Oke, sekarang saya akan periksa satu persatu sesuai tanggal lahir yang tertera di papan nama!"
Galen pun mulai menghitung dan memeriksa aksesoris yang dipakai para Maba kelompok Kania.
"Baik, semua sudah sesuai. Di kelompok ini yang beruntung adalah Kania." Para Maba seketika menoleh ke arah Kania setelah mendengar Galen.
Menyadari hal itu, Fika berteriak heboh.
"Wah, kok baru nyadar ya!"
Bagaimana tidak, ketika para temannya sibuk dengan urusan aksesoris atau atribut kepala, Kania hanya pakai bendo saja. Sebab, dia lahir di tanggal satu!
~~
Rangkaian acara di hari kedua sudah mereka lewati. Rintangan demi rintangan dilalui dengan mulus.
Kelompok Kania sedang beristirahat untuk menunggu perintah dari ketua panitia ospek.
"Capek banget gua! Disuruh ini itu! Pengen pulang!" Bisik Fika.
Kania hanya tersenyum menanggapi Fika yang sedari tadi selalu mengeluh.
Galen datang setelah tadi pamit untuk rapat panitia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Rindu (Hiatus)
Ficção GeralJujur, aku merindukannya. Sangat-sangat rindu terhadapnya. Baginya, aku adalah hujan. Disaat dia berjalan, dia akan singgah, atau justru ia menebus air untuk menuju tempat pulang.