36. INGIN MEMUTAR WAKTU. ✔

203 25 1
                                    

"Seandainya aku bisa memutar waktu, aku memilih untuk tidak mengenalnya sama sekali, Jika pada akhirnya harus berpisah."

Sebelum baca chapter ini boleh di follow dulu akun author 💙 biar sama-sama enak 🍃 kalo udah di Follow mangga baca part ini nya sambil nyalain video itu ya biar menjiwai dikit.

Jangan lupa vote kalo kalian suka sama part ini 🤗 jangan lupa Krisarnya di tunggu sama Author😙

•°•°•

"Semua pasti bisa di laluin La," ucap Salma pada Meila.

"Gue gak bisa gini terus, gue kayanya harus minta maaf sama Rafa, meski gue gak salah," ucap Meila pasrah.

"Gue gak bisa gini terus, gue gak bisa jauh-jauhan sama Rafa lama-lama, kalo seandainya gue bisa puter waktu gue gak akan mutusin Rafa, gue udah gak sanggup nahan ini," Meila menitikan air matanya.

"Gue nyesel," tangisan Meila semakin membasahi pipinya.

"Lo gak boleh lemah Meila. Inget lo gak boleh ngemis-ngemis cinta sama dia, lo sabar dikit lagi ya sampai dia percaya sama lo bisa?" Tanya Manda.

Meila menyeka air matanya, dan menganggukan kepalanya tanda bahwa ia bisa untuk mencoba lebih sabar lagi.

"Kesalahan ini gak fatal Meila, ini cuma masalah kecil Ego nya El aja yang terlalu besar, gue yakin dia pasti kangen banget sama lo," ucap Adam.

"Lo ngapain si Dam ada disini? Temen lo urusin sana," ketus Manda.

"Ogah gue punya temen kaya dia," ucap Adam bergidik ngeri.

"Gue tetep bakalan nyoba minta maaf sama Rafa, dia maafin atau engga itu keputusan dia, kalo seandainya dia gak maafin gue, gue janji gue pasti mundur kok," ucap Meila sambil mengembangkan senyuman termanisnya.

"Semangat Meila." Teman-temannya benar-benar mensupport Meila.

"Tuh El," ucap Reza.

"Gue kesana dulu ya," ucap Meila sambil bearanjak pergi dari tempat duduknya dan menghampiri Rafael.

"Bisa ngobrol berdua gak?" Tanya Meila pada Rafael.

"Ada yang perlu dibahas," sambung Meila.

"Gue gak butuh pembahasan lo," ucap Rafael dingin.

"Oh oke, kalo lo emang gak mau denger apapun dari pihak gue, gue gak masalah sorry ya kalo gue ganggu makan siang kalian," ucap Meila miris saat melihat Sheila menggandeng tangan Rafael.

"Langgeng deh buat kalian," Meila berlari setelah mengucapkan itu.

Meila menangis di tangga menuju kantin, ia sangat ingin pergi ke Rooftop sekolah tapi kakinya tidak kuat untuk berlari sampai sana.

"Gue harus gimana biar lo percaya? Gue udah gak kuat kesiksa kaya gini," isakan Meila semakin terdengar jelas.

"Lo keterlaluan Raf, gue mati-matian nahan rindu, nyari bukti buat nunjukin Sheila yang salah tapi apa yang gue dapet? Lo bahkan gak peduli gue bener atau salah," Meila bergumam frustasi ditengah tangisannya.

"Setiap gue inget lo, gue pengen balik ke pelukan lo, gue juga berat kaya gini," ucap Rafael di belakang Meila.

"Sejak kapan lo disitu?" Tanya Meila.

"Barusan," balas Rafael.

Meila mencoba bangkit dari semula duduk kini berdiri.

"Gue kangen sama lo," ucap Meila mencoba memeluk Rafael.

MeiRa  [LENGKAP] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang