Bab 24

15 2 0
                                    

STOP! Klik bintang di kiri bawah sebelum baca chapter ini!

Terima kasih :)

Beberapa hari kemudian...

"Kamu istirahat gih, baru juga sembuh. Jangan banyak tingkah," titah Nayla kepada Ali yang tak bisa diam setelah sembuh dari sakitnya.

"Hehehe.. Aku udah istirahat banyak tadi, sekarang waktunya bantu yang lain biar cepet pulang," kata Ali.

"Ck.. Susah amat dibilang nih anak," kesal Nayla. Ia lalu melanjutkan dengan membereskan peralatan latihan hari ini.

Hari ini, Ali kembali masuk sekolah setelah hampir 5 hari dirawat di Rumah Sakit. Meskipun awalnya Bundanya melarang Ali untuk ikut latihan pramuka, namun Ali memaksakan diri dan akhirnya Bundanya mengalah. Nayla sempat kaget melihat Ali mulai berlatih pramuka dan merasa kesal karena Ali sedikit keras kepala.

Di tempat lain, interaksi Nayla-Ali diamati dari kejauhan oleh Bang Obby, yang duduk bersama Ocha. Bang Obby sudah mengetahui semua masalah yang terjadi di antara mereka berdua, diceritakan oleh Ocha setelah acara Saka Dirgantara, dan tentunya hal tersebut tidak diketahui oleh Ali. Setelah latihan hari ini, Bang Obby dan Ocha berencana membahas masalah ini.

"Nih, minum," kata Dikha sambil memberikan minuman dingin isotonik kepada Nayla. Nayla menerima minuman dari Dikha, dan tak lupa mengucapkan terima kasih, "Thank you, Dik."

Namun, alih-alih meminumnya, Nayla justru memberikan minuman itu kepada Ali. Dikha yang hendak meneguk minumannya menahan diri karena minuman yang seharusnya untuk Nayla justru diberikan ke Ali. "Heh, itu minuman buat lu, bukan Ali," celetuk Dikha dengan nada tegas agar minuman isotonik dingin itu tidak diminum oleh Ali.

"Kenapa sih, orang gue gak haus. Kasihan, noh, Ali belum minum sama sekali sehabis beres-beres," jawab Nayla tak kalah tegas.

"Orang baru sembuh, elu malah kasih yang dingin. Nih, buat Ali, mending dia minum air putih aja," omel Dikha sambil memberikan botol air minum miliknya kepada Ali.

Ali hanya menggeleng-geleng kepala melihat perdebatan mereka, "Kalian tuh, ya, gue gak apa-apa. Thanks, lho, Dik. Gue udah bawa minum sendiri kok."

"Noh, dengerin, dia udah bawa minum sendiri. Jadi, sekarang lu minum tuh, keburu dinginnya ilang," kata Dikha, mencoba mengakhiri perdebatan.

"Iya, bawel," jawab Nayla dengan pasrah, mengakhiri perdebatan itu. Nayla lalu minum minuman yang diberikan oleh Dikha.

Ocha berdiri untuk memberi atensi dan menyuruh anggota pramuka berkumpul, lalu duduk melingkar. Ada yang perlu dibahas sebelum dibubarkan ke rumah masing-masing. Raut wajah Ocha sejak awal latihan sudah tidak bersahabat. Seperti tadi, kehadiran Ali tidak digubris oleh Ocha, bahkan lebih parahnya, Ali bertanya atau memberi pendapat tidak diindahkan oleh Ocha dan dijauhkan oleh beberapa anggota lain, kecuali Nayla, Dikha, Theo, dan Ojan. Ali paham sikap Ocha dan beberapa yang menjauhinya seperti ini karena kecewa dengannya.

"Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih sudah meluangkan waktu kalian untuk latihan pramuka pada hari ini," Ocha memulai membuka pertemuan hari ini dengan rasa terima kasihnya dan dijawab serempak, 'sama-sama' oleh anggota pramuka.

Ocha melihat Ali sebentar sebelum melanjutkan pembicaraannya. "Tentang pelantikan di Gunung Salak, sudah ditandatangani oleh Bu Erna, dan gue sudah diberi suntikan dana sebesar 30%. Terus, kata Zalea, dana kita baru terkumpul 20%, jadi jika dijumlahkan baru mencapai 50%. Dana itu hanya cukup untuk biaya masuk taman nasional, biaya makan, sewa tenda, dan biaya transportasi. Mengingat acaranya tinggal 3 minggu lagi dan tidak mungkin mencari dana dalam waktu dekat karena minggu depan kita sudah UTS. Maka dari itu, untuk menutupi kekurangan dana, mau tidak mau kita harus patungan sebesar 200 ribu per orang. Kira-kira kalian keberatan gak?" Ocha menjelaskan permasalahan acara pelantikan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

MUJIGAE (무지개): Scout Love Story✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang