Rhea berdiri di pinggir jalan menunggu apa saja yang bisa ia tumpangi untuk ke rumah Raj. Dia tidak membawa motor karena sedang malas, tapi dengan ini dia merutuki kebodohannya sendiri. Pasalnya sudah banyak bajaj yang lewat, tapi tidak satupun mau berhenti saat dia panggil.
"Matahari, kau bisa pulang dulu, tidak? Aku sangat kepanasan," keluhnya sambil melihat ke atas. Bagaimana lagi, kepalanya juga sudah sangat pusing.
"Bajaj?"
Rhea langsung berdiri di tengah jalan sambil merentangkan tangan. Dia bisa mati jika berdiri di sini lebih lama lagi.
Cittt ....
Sopir bajaj itu mengerem mendadak tepat di depan Rhea."Hey, Nona, apa kau sudah bosan hidup? Kenapa berdiri di tengah jalan? Kau kira jalanan ini milik kakekmu?!" omel si sopir.
"Sudahlah diam. Cepat antarkan aku ke alamat ini," Rhea menyerahkan kertas berisi alamat dari bibi Neetu tadi ke sopir itu lalu duduk di belakang si sopir.
"Kau benar-benar mau mati, Nona," Sopir itu geleng-geleng kepala sambil menyerahkan kertas itu kembali ke Rhea, "ada kerusuhan besar di daerah itu."
"Kerusuhan? Kerusuhan apa?" tanya Rhea tidak mengerti.
"Kerusuhan seperti pemisahan India dan Pakistan di film Kalank, tapi tidak separah itu, hehe," Sopir itu terkekeh pelan.
Rhea berdecak, "Malah membahas film. Kerusuhan apa? Aku tidak mengerti."
"Biasa, perang antara dua---ya, jalan saja," Sopir itu mengibaskan tangannya keluar, memberi tanda agar pengendara yang mengklakson di belakang lewat duluan.
"Dua? Dua apa?" desak Rhea tak sabar, sambil menengok ke belakang, "hei, bukankah itu Rishi dan Jai? Mau ke mana mereka?" lanjutnya bergumam.
"Iya, itu memang Tuan Rishi," sahut si sopir.
"Keluar kau!" suruh Rhea.
"Mau apa, Nona?" tanya sopir itu takut-takut.
"Cepat keluar saja, jangan banyak tanya!"
Sopir itu pun keluar seperti perintah Rhea, sedang Rhea berpindah ke depan tempat si sopir.
"Cepat naik," titah Rhea.
Sopir itu mengangguk patuh dan segera naik.
"Siap?"
Setelah mendapat anggukan dari si pemilik bajaj, Rhea tancap gas dan melajukan bajaj itu secepat mungkin.
"Hey, Nona, pelan-pelan, aku masih mau hidup ...!" teriak si sopir sambil berpegangan erat pada besi.
"Diam kau!"
"Ini bajaj, Nona, bukan roket, kau mau membuatnya terbang?! Ya Tuhan .... Selama 15 tahun aku jadi sopir bajaj, tidak pernah aku mengebut seperti ini," sopir itu terus mengeluh.
"Bisa diam, tidak? Aku harus mengejarnya," kata Rhea sambil membuka lipatan kertas berisi alamat.
"Jadi kau mau mengejar tuan Rishi? Kau tahu, dia itu penjahat, mau apa mengejarnya?"
"Kau kira aku tidak tahu?" kesal Rhea.
"Oh, berarti kau ini salah satu anak buah tuan Rishi, iya? Berarti kau juga penjahat. Pantas saja tingkahmu sebrutal ini."
"Bukan, aku calon---maksudku teman, kami berteman," ujar Rhea.
"Hei, ini kan alamat Raj. Rishi mau menemui Raj? Jangan-jangan ... Rishi mau menghajar Raj karena dia dijodohkan dengan---ah, tidak, itu tidak boleh terjadi. Ayo, Rhea, tambah kecepatannya," gumam Rhea pada dirinya sendiri, lalu semakin menambah kecepatan bajaj itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay A Little Longer (COMPLETED)
RomansaRishi punya satu tujuan di dunia ini: mengejar Rhea, mendapatkan cinta Rhea, dan menikah dengan Rhea. Rhea, gadis yang hanya memikirkan kebahagiaan kedua adiknya, gadis dingin dan datar yang sangat tertutup, serta penuh rahasia. Rishi pun sadar men...