Five

6 1 0
                                    

Selamat datang, selamat membaca.

***

Hati Zealire benar-benar merasa semakin menghangat. Senyuman indah seketika mengembang di bibir Zealire. Senang sekali rasanya, Shaq dengan mudah mengetahui maksudnya bercerita. Jadi, dia tidak perlu susah payah meminta bantuan lagi.

Dengan cepat Zealire menganggukan kepala. "Tentu, aku sangat membutuhkan bantuanmu."

Serupa dengan Zealire, Shaq juga membuat senyuman indah di wajah tampannya. Dia tersenyum puas, mudah sekali mengelabui gadis polos di hadapannya ini. Baiklah, mulai sekarang, Shaq harus semakin membuat Zealire jatuh pada perangkapnya. Dengan begitu, kehidupan indah yang dia impikan akan semakin mudah digapai.

***

Suasana di kapal uap milik Xylo sama seperti biasanya. Lautan saat ini sedang tenang, gelombang airnya menyejukan. Namun, ada satu hal yang berbeda dari biasa di kapal Xylo ini.

Ya, adanya warga Sectermite. Jocelyn yang memasak untuk mereka. Sedangkan Freqiele dan Trapesium sibuk dengan kegiatan masing-masing. Sesekali mereka bertanya tentang perasaan para warga yang baru saja bebas dari rayap itu.

"Esi! Cepat makan ke sini!" teriak Freqiele. Sudah benar-benar habis kesabaran Freqiele. Sejak tadi Trapesium asyik bermain sendiri dengan dunianya.

Gadis itu benar-benar ... tahan, Freqiele, tahan. Citramu tidak segalak Jocelyn. Ayo, tahan. Trapesium memang anak yang bodoh.

"Sebentar, Freq. Aku sedang bertanya pada lautan tentang apa yang sedang Kak Woody-ku lakukan sekarang?"

Freqiele mengernyitkan tipis. Dengan cepat dia menghampiri Trapesium. Dia meletakan punggung tangan pada dahi Trapesium. "Esi, kamu tidak panas. Aku tau kamu bodoh, tapi tidak sebodoh ini," tutur Freqiele.

Trapesium merasa kesal, dia menyingkirkan tangan Freqiele dari dahinya dengan kasar. "Aku pintar. Aku tidak bodoh. Trapesium adalah gadis paling pintar di antara kalian," balas Trapesium tak terima.

"Iya, Esi, iya. Saking pintarnya kamu, Jocelyn ingin membunuhmu. Cepat, ayo makan, yang lain menunggu." Tidak seperti biasanya, Freqiele memilih tidak lanjut berdebat dengan Trapesium. Dia lebih memilih mengalah. Mungkin efek perutnya yang sudah kelaparan.

Dia meraih pergelangan tangan Trapesium. Mengajaknya untuk makan sekarang juga, tetapi ternyata hal itu saja tidak cukup. Mulut Trapesium masih bebas. "Sebentar, Freq. Menurutmu, apakah Zealire akan selamat?"

Freqiele terdiam. Seketika dia juga berpikir. Dalam waktu tiga hari, di tempat yang pembunuhan manusia adalah hal lazim, untuk menemukan peta. Apakah gadis polos nan pendiam seperti Zealire bisa?

"Esi, dulu juga, aku dan kamu berpikir tidak akan bisa menyelesaikan misi. Namun, ternyata? Bisa, 'kan? Sebaiknya kita percaya saja pada Tuan Xylo yang sudah memerintahkan Zealire," usul Freqiele.

Dia juga ingat, dulu dia mengkhawatirkan Trapesium persis seperti Trapesium mengkhawatirkan Zealire sekarang. Kala itu Jocelyn yang membantunya untuk tetap percaya pada Trapesium. Benar saja, Trapesium kembali dengan selamat, bahkan sudah bisa kembali mengoceh di hadapannya ini.

"Benar juga. Saat itu aku pun pernah berpikir jika tidak akan bisa menaiki kapal ini lagi. Baiklah, aku akan berhenti mengkhawatirkan Zea, tapi Freq-"

Ucapan Trapesium terhenti ketika
Freqiele menatapnya tajam. "Apa? Jangan mengoceh aneh-aneh. Cepat. Aku sangat lapar, Esi."

"Menurutmu, Freq, apa Zea akan menemukan cintanya juga? Maksudku, apa Zea juga akan bertemu dengan pangeran pujaannya di Bleedpool nanti?"

BLEEDPOOL: ZEALIRE VURBENT [SERIES 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang