Rumah

133 25 5
                                    

Sekarang Daniel sedang berada di depan kompor di dapurnya.
"Aduhh, gimana nih"
"Uangku tinggal itu"
"Ini sudah jam delapan, dan aku belum tau harus mendapatkan uang darimana" Monolog Daniel sambil mengecek jam di hpnyaa.

Setelah beberapa saat berpikir...
"Ahh iyaa, aku tau di tas" Kata Daniel sambil berlari menuju tas yang berada di atas kursi.
"Kemarinkan staff di sana memberikan ku uang untuk gaji selama kita syuting"

Daniel pun pergi berbelanja sendirian. Jangan khawatir, Daniel Sudah terbiasa sejak umurnya 7 tahun.

"Akhirnya udah selesai makan juga"
"Sekarang cuci piring dulu lah, biar ngga bau"
"Habis itu masuk masukin bahan makanan tadi yang sudah di beli ke kulkas".

-----------------------------------------------------------

Sekarang Daniel lagi main handphone bentar, oh iya ini handphone El nabung sendiri.

"Hebat banget, hyung - hyung lagi live pertama mereka"
"Wahh, banyak banget yang nonton" Kata Daniel dan ikut menonton live Enhypen.
"Heeseung hyung makin keliatan kayak jungkook sunbaenim"

Sedang asik Daniel menonton live para hyungnya namun suara teriakan muncul.
"Anak pemalas cepat kesini!" Itu suara eomma.
"Sebentar eomma"

"Iya eomma, apakah eomma memerlukan sesuatu?"
"Hey, cepat belikan eomma soju dikedai depan jalan besar sana"
"T-tapi eomma aku kan masih kecil, tidak boleh membeli soju. Ini juga sudah malam" Kata Daniel sedikit ketakutan, takut eomma akan marah.

"Hey!"
"Apa aku peduli? Cepat belikan!" Teriak eomma, membuat Daniel segera beranjak.

"Aku harus gimana"
"Apakah aku langsung masuk" Tanya Daniel pada dirinya sendiri.

Ya sekarang Daniel sudah berada tepat di depan kedai yang menjual minuman keras.
Hey jangan salah, Daniel sudah menyamar. Menggunakan topi, masker, dan juga dia berterima kasih kepada tuhan sudah memberikan tinggi yang jauh dari anak sepantarannya. Jadi dia akan terlihat seperti orang dewasa. Dan jangan lupakan ia akan berpura pura suaranya berat.

Daniel pun masuk
"Permisi paman, aku ingin membeli soju"
"Kau ingin membeli so__" Ucapan paman pemilik kedai minuman keras tersebut terhenti, karna dia menatap orang yang sedang ingin membeli soju.

Deg
"Dongkyu"

"P-paman Choi" Ucap Daniel gelagapan karena ketahuan.

Iya pemilik kedai minuman keras ini paman Choi. Paman Choi ini tinggal sendirian istri dan anaknya yg belum lahir meninggal karena kecelakaan.

Dari kecil Daniel sudah sering bermain bersama paman Choi, Paman Choi juga yang mengajari Daniel memasak dan berbelanja sendirian ke pasar. Tapi Daniel dipanggil Dongkyu.

"Hey nak kenapa kau membeli soju hahh" Tanya Paman.
"Maafkan aku paman, a-aku disuruh eomma" Jawab Daniel sambil menunduk.
"Eomma mu berulah lagi" Ucap paman Choi sedikit meninggikan nada bicara.
"Jangan paman Choi" Kata Daniel sambil menahan lengan paman choi.
"Aku sayang eomma"
"Tapi tidak seharusnya eomma mu menyuruh anak dibawah umur membeli soju"
"Aku tidak meminumnya paman, eomma hanya menyuruhku membeli soju" Kata Daniel sambil menatap Paman Choi
"Aku tidak mau" Kata paman Choi dengan nada sedikit marah.
"Ayolah paman ini demi aku" Kata Daniel sambil memohon memegang tangan paman Choi.

"Huhh, ya sudah berapa?" Paman Choi akhirnya luluh.
"Benarkah!" Tanya Daniel dengan mata berbinar karena senang.
"Iya Dongkyu" Jawab Paman Choi sambil tersenyum.
"5 botol paman"
"Astagaa, eomma mu sepertinya sudah tergila gila dengan soju"
"Eomma memang seperti itu" Jawab Daniel sambil tersenyum.

"Nah ini sojunya 5 botol" Paman Choi sambil menyerahkan 5 botol soju yang telah dimasukkan ke plastik.

"Ini uangnya paman" Kata Daniel sambil menyerahkan uang.

"Tidak usah, paman tahu kau membutuhkan uang itu untuk keperluan yang lain" Tolak paman Choi.
"Tapi paman"
"Tidak usah Dongkyu, pergilah sebelum eomma mu mengamuk" Kata Paman Choi sambil tertawa.
"Okee aku akan pergi, selamat tinggal paman" Kata Daniel berlari keluar Kedai sambil mengayunkan tangannya melambai ke paman.





































"Astaga Dongkyu senyuman mu masih selalu ada seperti dulu. Semoga kau tumbuh menjadi pemuda yang kuat nak" Kata Paman Choi sambil melihat siluet Daniel yang semakin menjauh.

____________________________________________________________________________

Astaga ini sedikit banget gilaa, soalnya aku lagi milah milihh alur yang menurut aku ngena.

Tau ga sih, aku nangis dong karna mikirin alur ceritanya karna menurut aku sedih. Padahal belum kutulis baru ku pikir. Aku dah nangiss wkwk

Jangan lupa di vote and comment
Biar aku semangat.
Bye

ADELFOTITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang