7 :: Lost Control

260 16 6
                                    

"Matematika kalau jadi orang pasti udah bonyok."

Seungmin menoleh ke samping dengan senyuman terhibur, melirik Jeongin yang terus saja mengumpat soal-soal latihan yang diberikan guru mereka. Namun, sebuah suara dari ambang pintu menarik perhatian seisi kelas, Kim Minju dengan nafas terengah-engah memanggil nama Pak Choi, guru matematika, dengan ramah.

"Permisi, Pak. Boleh pinjem Jeongin sama Seungmin sebentar?" ucap gadis itu dengan senyum merekah.

Pak Choi tengah sibuk memeriksa hasil perhitungan dari soal-soal yang sudah selesai dikerjakan para siswa mengangguk. "Boleh, jangan lupa di kembaliin, 'ya."

Kelas yang awalnya diisi keheningan itu mendadak ricuh dengan suara tawa. Seungmin begitupun Jeongin segera menyusul Minju yang ada di ambang pintu, bertanya perihal kepergiannya sejak lama dari kelas. Ternyata Minju menghabiskan waktunya di studio siaran dengan alasan ada kegiatan, padahal bolos pelajaran matematika.

"Renjun suruh kita kumpul di studio," ucap gadis itu yang berjalan di samping Seungmin.

"Ada apa, ya? kok nggak biasanya banget dia suruh kita kumpul di jam pelajaran!" timpal Jeongin.

Sesampainya di ruang studio, ternyata ada beberapa orang yang sudah hadir. Namun, di setiap sudut manapun Seungmin belum menemukan keberadaan Renjun, sang ketua siaran. Hatinya tiba-tiba di geluti rasa cemas, seolah-olah ada kabar buruk yang akan datang.

"Eh, tau nggak? Waktu itu gue nggak sengaja liat Seungmin keluar dari ruang kepala sekolah bareng cowok ganteng, itu siapa, Min?" tanya Soobin, salah satu anggota club penyiaran, dengan mata berbinar. Semua orang langsung menoleh ke arah Seungmin yang duduk di sudut ruangan dengan wajah cuek.

"Katanya sih Kakaknya Seungmin," lanjut Teuku ikut nimbrung. "Tapi kok aneh. Selama ini kita nggak pernah dengar Seungmin cerita soal keluarga."

Seungmin mendengus dan menatap mereka semua dengan tatapan tajam. "Kalian pada lagi ngapain sih, jangan ngebahas hal yang nggak penting, deh!" ujarnya ketus. "Soal keluarga tuh privasi. Nggak perlu diumbar-umbar ke semua orang."

Semua anggota klub sedikit terdiam mendengar jawaban Seungmin yang ketus. Tapi, tentu saja, rasa penasaran mereka tetap tidak surut. Mereka lalu melirik ke arah Jeongin, berharap bisa mendapatkan informasi lebih dari sahabat dekat Seungmin itu.

"Jeongin!" seru Riel penuh semangat. "Kamu 'kan temenan sama Seungmin sejak lama. Kasih tau dong, keluarga Seungmin itu gimana sih? Gimana kakaknya?"

Jeongin tersenyum lebar, lalu meletakkan tangannya di dagu sambil memasang ekspresi dramatis. "Oh, kakaknya Seungmin itu ya... tinggi, ganteng, kayak pangeran dari negeri dongeng, gitu lho!" katanya dengan nada berlebihan.

Semua anggota klub tertawa mendengar jawaban Jeongin, tapi mereka masih menatapnya penuh rasa ingin tahu. "Serius, kampret! Kasih tau yang bener!" desak Teuku.

Jeongin mengangkat bahu dengan wajah polos. "Yah, apa ya? Pokoknya Kak Wonpil itu emang ganteng. Tapi kalau kalian sampai ngefans, gue saranin siap-siap mental aja. Seungmin itu ketat banget soal privasi keluarga, apalagi soal Kak Wonpil. Sekali kalian bahas, bisa-bisa langsung diblokir."

Seungmin melirik Jeongin sambil menyipitkan mata. "Jeongin, gue ada di sini. Jangan bikin drama," ucapnya dengan suara datar.

"Tenang aja, Min. Kita cuman penasaran. Kalo lo mau umbar privasi, kita siap jadi saksi kunci!" celetuk Heeseung yang diam-diam mencairkan suasana.

Seungmin hanya mendecak kesal, tapi matanya berbinar sedikit. "Kalau kalian masih penasaran, mending urus club kita aja yang berantakan daripada ngurusin keluarga gue," balasnya ketus.

Muñeca ⋮ Kim SeungminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang