Irene sayang banget sama anak semata wayang Seulgi. Dia nekat membesarkan Seulgi sendirian, meskipun banyak dicaci orang tapi akhirnya dia jadi single mother yang sukses banget sekarang ini. Pengalaman hidupnya yang bikin dia dingin sama orang lain. Praktis dia ga punya temen sama sekali. Kalau ada laki-laki yang ngedeketin dia, dia bener2 kaya gunung es aja ga bisa disentuh. Irene begitu fokus sama perkerjaannya dan mengurus Seulgi. Sekarang Seulgi sudah mulai dewasa, Seulgi menjadi anak yang bisa Irene banggakan.
Irene seperti biasa menyiapakan makanan untuk anaknya, saat menyiapkan makanan egi baru pulang, irene menyuruhhnya untuk mandi dan cepat turun untuk makan bersama. Dia menunggu seulgi buat makan bareng, tapi orang yang ditunggu ko ga nongol-nongol. Dalam pikiran irene, heran kenapa anaknya ga turun-turun. Dia akhirnya penasaran takutnya anaknya ketiduran, dia kan suka gitu kalau kecapean, seulgi malah tidur.
Saat dia mau menuju kamar seulgi, ko dia mendengar suara aneh di kamar mandi kaya suara seulgi yang sedang kesakitan, dia buru-buru mendekati pintu kamar mandi dan berniat untuk cepat-cepat membuka pintu kamar mandi, takutnya emang egi kenapa-napa. pas dia mau mengetuk kamar mandi, dia mendengar suara lenguhan egi, sambil manggil nama dia. Niat dia untuk segera mengetuk pintu kamar mandi dia urungkan, dia malam mendekatkan telinga ke pintu kamar mandi untuk mendengarkan lebih jelas. Irene mendengar dengan jelas seulgi manggil2 dia, dan menyuruh dia untuk mengemut penis seulgi. Deg..jantung dia berdetang saat tau anaknya sedang benmastrubasi sambil bayangin, dirinya. Dia mendengarkan terus dibalik pintu kamar mandi sampai seulgi merasakan klimaknya. Diapun akhirnya mengetuk pintu kamar mandi dan menyuruh Seulgi untuk cepat turun buat makan di bawah.
Selagi dia menunggu seulgi, buat dia bergabung makan. Dia begitu bingung dan bersedih. Bingung bagaimana dia harus berbicara sama seulgi kalau itu perbuatan yang salah, dia merasa sedih karena dia merasa gagal buat jadi ibu yang baik. Dia terus melamun sampai ga sadar kalau seulgi udah turun ke bawah dan memanggil dia.
Seulgi..memanggil-manggil mommy.. "mommy..mommy".. dan irenepun tersentak dari lamunannya. Seulgi bertanya pada dia kenapa mommy melamun, apa yang mommy pikirkan?", katanya. Irene menjawabnya "tidak ada apa2". Tanpa sadar dia memperhatikan postur tubuh anaknya. Sekarang anaknya sudah besar, dia perhatikan wajah anaknya yang bener2 tampan, tangannya pun begitu kekar, dia alihkan pandanganya ke bagian perut seulgi yang keliatan sixpack dan tanpa sadar dia liat kebagian selangkangan seulgi. Deg.. dia tersadar "apa2an kamu, irene." Dia merutuki dirinya sendiri karena dia membanyangkan penis punya anaknya. wajah irene jadi kaya kepiting rebus, karena malu.
Seulgi yang melihat tingkah ibunya itu, menyunggingkan smirk dan dalam hati dia mikir kayanya gue ga akan sulit buat dapetin mommy gue. Mereka makan bersama seperti biasa mengobrol tentang keseharian dia. Sehabis mereka makan, irene membereskan dan peralatan makan yang mereka gunakan dan mencucinya.
Selagi Irene, beres-beres di dapur dia, duduk di sofa sambil cari filem di netflix. Sambil dia merencanakan buat mengetes prasangkanya tentang ibunya. Setelah dia menemukan filem yang bakal ngebantu dia melancarkan prasangkanya. dia manggil mommy. Mih.. mommy sisi deh nonton bareng Egi dan Irene pun ikut duduk di sofa barengan dengan Seulgi. Tanpa Irene sadari, Seulgi mendekati Irene sampe duduknya dempetan banget. Irene baru tersadar saat merasakan ada yang meraba pahanya. Irenepun memegang tangan seulgi untuk menghentikannya.
Seulgipun berpura-pura minta maaf bilang ga sengaja. Irene pun fokus lagi menonton sampai pada scene felem yang mereka tonton menunjukkan adegan ciuman, yang awalnya biasa eh terus sampe ke adegan nak enak..Irene mulai ngerasa tubuhnya menghangat dan Seulgi ngelihat itu semua. Seulgi melancarankan niatannya dia mulai mengelus paha ibunya lagi, karena Irene mulai terangsang melihat adegan di filem itu. Dia mendesah terangsang saat pahanya dielus-elus anaknya dan tangan anak udah sampai pangkal pahanya dan sejengkal lagi akan menuju vaginanya dan dia mendesah..ngerasa terangsah..ah...abang..ja..jangan..Irene akhirnya menatap anaknya sambil berkaca-kaca, maafin mommy, bang kamu ga boleh seperti itu. Irenepun berlari menuju kamar dan mengunci pintunya.