Keping 59 : Menyibak Tabir

3.3K 327 49
                                    

-berburuksangkalah sebelum tau yang sebenarnya teman-

-silakan coba wahana mengejutkan ini tanpa emosi-

.

Happy reading

..................

Semakin siang kantin jurusan sipil semakin ramai. Perut-perut keroncongan milik para petarung gelar memaksa mereka berjalan menuju kantin tanpa ada yang bisa menghentikan mereka, bahkan sekelas petir pun sungkeman dibuatnya. Seperti bug yang mengarah pada suar dalam kegelapan.

Sebenarnya tiga teman Lora ada di kantin yang sama dengan si lesung pipi. Hanya saja mereka mengambil meja yang berseberangan untuk mengawasi secara diam-diam apa yang sebenarnya Lora lakukan.

"Itu si Lora nemuin siapa Jeng?" Dito bertanya pada Ajeng yang sedang menyeruput jus tomat di sebelahnya. "Sepertinya perempuan itu bukan anak sini."

"Tunggu ... tunggu. Sebentar ... sebentar. Kayaknya gue rada-rada ingat nih." Burhan tiba-tiba menyela Dito sebelum Ajeng selesai menelan utuh minumannya, "cewek itu kayak cewek yang ada dalam video Bang Ikhsan 'kan? Yang jalan di depan Bang Ikhsan waktu Bang Ikhsan lagi gendong biniknya?"

Mendengar kalimat Burhan, Ajeng langsung tersedak. Ikut memfokuskan matanya pada Arini yang ada di hadapan Lora.

"Lihat nih lihat!" Burhan mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan video Ikhsan menggendong Lora pada Dito dan Ajeng, "iya 'kan? Cewek yang lagi ngomong sama Lora itu cewek yang ada di video ini 'kan? Gue nggak salah 'kan? Iya 'kan? Iya dong!"

Ajeng memelototi Burhan usai si tambun selesai dengan kalimatnya. "Nelen berapa toa sih lo Han? Bisa kecilin dikit nggak suara lo? Ntar kalo Lora liat kita di sini bisa kena kutuk kita."

Burhan mencibir pada Ajeng, tak terima dikatai seperti itu oleh si tomboy.

"Sepertinya dia memang cewek yang sama Han." Dito bersuara membenarkan tanya Burhan. Berusaha mengalihkan peperangan sebelum Burhan dan Ajeng adu tangkas.

"Apa yang sebenarnya mereka bicarakan? Apa mereka berdua punya hubungan?" Ajeng bertanya sambil menautkan dua alisnya, terbawa arus atas pengalihan Dito. "Kok Lora nggak pernah cerita soal ntu cewek ke kita?"

"Jangan-jangan mereka ..." Burhan menahan suaranya, menatap usil pada Ajeng dan Dito secara bergantian.

"Jangan-jangan mereka apa Han?" Dito mendesak Burhan dengan menampol tangan kanan temannya itu.

"Jangan-jangan mereka saingan." Burhan nyengir tanpa dosa. "Rebutan Bang Ikhsan mungkin."

Pletak! Sebuah sendok melayang ke dahi Burhan usai si tambun selesai dengan kata-katanya. Ajeng baru saja melemparkan sendok itu pada si tambun. "Otak lo pakai Bek! Jangan asal ngelambe lo ya."

Burhan mencebikkan bibirnya pada Ajeng, melengos seolah tak bersalah. Mengambil sendok yang tadi sempat menyapa dahinya sambil menghentakkan kaki di bawah meja. "Gue sumpahin kagak bakalan ada cowok yang halalin lo Jeng! Selama-lamanya."

"Lo kata gue nggak berani bilang hal yang sama ke elo ha?" Ajeng menantang Burhan. "Apa yang lo sumpahin ke gue semoga balik lagi ke elo motor bebek. Aamiin!"

"Kalau kalian berdua nggak bakalan ada yang halalin, ngapa nggak saling menghalalkan aja ha? Simpel 'kan?" Dito menyela cepat, mencoba mencari jalan tengah untuk dua temannya itu.

"DITO!" Burhan dan Ajeng serentak meneriaki nama si kaca mata dengan ekspresi kesal yang tak dibuat-buat.

"Nah itu serentak. Udah. Valid ini mah, kalian jodoh. No kecotlah." Dito menimpali santai teriakan yang tertuju padanya.

SanuLoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang