Setelah Beberapa Bulan

3.1K 214 13
                                    

Hari terus berlanjut, dan sudah satu tahun lebih semenjak Naruto menyandang status sebagai seorang ayah. Boruto pun tumbuh menjadi anak yang selalu mengejutkan kedua orangtuanya dengan perkembangan-perkembangannya, seperti merangkak, tumbuh gigi, dan bahkan saat ini dia sudah bisa berjalan meski belum stabil. Selain itu, Boruto juga sudah mulai pintar menyebutkan beberapa kosa kata dengan jelas seperti, ibu, ayah dan beberapa kosa kata yang masih belum sempurna penyebutannya.

Bulan lalu, NaruHina merayakan ulangtahun sang buah hati dengan cukup meriah di kediaman Hyuga. Sebenarnya mereka tak ingin mengadakan pesta meriah, namun sang kakek meminta agar ulangtahun cucu pertamanya itu dirayakan dengan menggelar pesta alhasil Naruto dan Hinata mengikut saja.

Hingga hari ini, Boruto terus menunjukkan perkembangannya dan Hinata adalah orang yang selalu melihat pertumbuhan sang anak karena Naruto seringkali disibukkan dengan berbagai jenis pekerjaan namun meski demikian, Hinata tak pernah lupa untuk menceritakan segala perkembangan sang buah hati pada suaminya.

Seperti saat ini, Naruto dan Hinata yang sedang berbincang sebelum tidur. Hinata mulai menceritakan perkembangan sang anak pada sang suami.

"tadi dia bermain bersama Konohamaru-kun, tapi entah kenapa dia jadi kesal dan memukul Konohamaru-kun" ucap Hinata.

"benarkah? Hahaha..." Naruto terkekeh "akhir-akhir ini dia memang kesal dengan Konohamaru karena Konohamaru sering menjahilinya dan berkata kalau dia akan merebut aku dari Boruto" lanjutnya.

"mungkin dia memang kesal karena itu, hahaha..." jawab Hinata.

"aku pun sangat ingin terus melihat pertumbuhannya, tapi ya... ada tugas yang lebih penting dari itu, kau tahu saat ini dia sudah satu tahun dan aku belum tahu apa aku sudah menjadi ayah yang baik untuknya atau belum"

"Naruto-kun tidak boleh begitu! Selama ini Naruto-kun sudah melakukannya dengan baik dan Boruto sangat sayang padamu, kau tahu kan meski itu hanya candaan tapi dia bahkan tidak ingin Konohamaru mendekatimu itu berarti dia mengangumi ayahnya dan sangat sayang padamu"

"Hinata..." Naruto memandang sang istri.

Hinata selalu berhasil menenangkan hati suaminya, dia benar-benar istri dan ibu yang baik.

Naruto P.O.V.

Sekali lagi, sikap pesimisku muncul dan untuk yang kesekian kalinya pula Hinata menenangkan ku. Aku tahu kalau aku ini sangat buruk dalam berbagai hal selain bertarung, selama ini aku mempelajari banyak hal sebagai hal tapi satu-satunya yang tidak pernah ku pelajari adalah bagaimana menjadi ayah yang baik dan benar.

Aku payah, ku akui itu, aku takut kalau aku hanya menjadi orangtua yang gagal bagi anakku tapi sekarang aku paham, saat ini aku memiliki Hinata sebagai penutup segala kekuranganku selama ini. Bukan hanya sebagai istri yang baik tapi dia juga adalah ibu yang sangat baik, semenjak kehadiran Boruto, akhirnya aku paham entah bagaimana kehidupanku tanpa Hinata.

"Naruto-kun?" Hinata menyadarkan lamunanku "ada apa?" tanyanya.

"e-eh.. bu-bukan apa-apa" aku hanya membuat alasan "terimakasih ya" lanjutku.

Hinata hanya tersenyum dan mengangguk.

Dia istriku dan selamanya menjadi pengisi tahta tertinggi di hatiku.

Ku pandangi dia sangat dalam lalu ku dekatkan badanku padanya.

"Na-Naruto-kun?" dia terlihat gugup, tapi aku tahu dia sadar akan apa yang akan ku lakukan.

Ku dekati dia, sangat dekat dan 'cup' ku cium bibirnya sangat lama. Sudah menjadi kegiatan yang sering ku lakukan, bahkan setiap kali aku berangkat untuk pergi bekerja aku selalu saja melakukannya tapi entah mengapa setiap kali ku lakukan itu di malam sebelum tidur meski dia tidak menolak tapi dia selalu saja gugup hahaha... aku yakin pikirannya melayang entah kemana.

"hanya itu untuk malam ini hahaha... sudah jangan berpikir macam-macam" ucapku setelah melepaskan kecupanku.

"e-eh? Aku tidak berpikir macam-macam kok" tolaknya dengan rona merah.

"syukurlah kalau begitu hahaha..."

"sudahlah, aku mau tidur" dia langsung menarik selimut dan tidur membelakangi ku.

Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya yang malu-malu, lalu ku susul dia di balik selimut.

Naruto P.O.V End.

Setelah Hinata menarik selimut untuk segera tidur, Naruto pun ikut membaringkan tubuhnya dan melingkarkan tangan kekarnya di pinggang Hinata.

Hinata yang mendapati pinggangnya tiba-tiba di sentuh dia sedikit tersentak karena terkejut.

"eh? Kenapa?" heran Naruto.

"bu-bukan apa-apa" jawab Hinata.

"hahaha... ya ampun, pikiranmu kemana sih? Aku tidak akan melakukannya malam ini lagipula aku sangat lelah karena misi tadi jadi maaf ya.. besok saja, tidak apa-apa kan?" ucap Naruto kembali menggoda istrinya.

"a-aku tidak berpikir begitu!"

"begitu ya?"

"te-tentu saja, Naruto-kun berhenti menggodaku, dasar mesum"

"heh? Tiba-tiba bilang begitu, lagipula kalau tidak mesum Boruto tidak lahir tahu"

"ish sudah lah, aku tidak mau membahasnya"

"hahahaha... lagipula sayang, kita melakukan "itu" bukan hanya sekali loh, sudah beberapa kali tapi masih saja malu-malu begitu" Naruto mendekati punggung istrinya dan mengeratkan pelukannya.

"NARUTO-KUN!!" HInata geram dan mencubit tangan Naruto.

"aduh, sakit tahu" keluh Naruto.

"siapa suruh menggodaku terus"

"tapi itu benar kan?"

"sudah lah! Ayo tidur saja!"

"kalau begitu jangan memberikan punggung pada suami dong"

"tidak mau"

"baiklah, kalau begitu aku akan.."

"akan apa?"

Tiba-tiba saja tangan Naruto naik meraba bagian leher Hinata dan tentu saja itu sukses membuat Hinata merinding dan karena tahu apa niat Naruto, Hinata langsung membalikkan badannya.

"nah begitu, hahaha" tawa puas Naruto.

"dasar! Ayo tidur!"

"kalau begini kan tidur akan menjadi nyenyak, selamat tidur istriku sayang"

"selamat tidur"

Setelah mengucapkan selamat tidur, Naruto akhirnya benar-benar tertidur namun tidak dengan Hinata, dia masih terjaga dan terus memandangi wajah damai sang suami yang sedang tidur dengan nyenyak.

Meski sudah tidur, tangan Naruto yang berada di pinggang Hinata tidak berpindah tempat.

"dasar, dia benar-benar menggodaku" ucap Hinata sambil tersenyum.

Hinata meraba wajah Naruto dengan lembut.

"terimakasih karena mengizinkan aku mewujudkan mimpiku, Naruto-kun" ucap Hinata lalu dia mengecup pipi suaminya dan segera tertidur juga.

.

.

Skefo:

Bagi pembaca manga, gimana nih chapter 55? Mengoyak hati nggak? Kalau aku jujur ini chapter paling mengharukan di Boruto, yaiyalah gimana nggak, chapter ini kita harus lihat Naruto kehilangan partnernya yang udah nemenin dia dari lahir dan sekaligus sebagian dari kekuatannya. Sedih nggak sih?

NEXT PART..

Maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan karena author penulis amatiran, jangan dibully ya..

Jangan lupa vote dan komen ya! Terimakasih, sampai jumpa di part selanjutnya...

MALAIKAT KECIL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang