GC 37

555 39 16
                                    

Tak ada yang dapat menghindari dosa. Semakin banyak kita menghindar semakin banyak dosa yang mendekati hingga tak dapat terelakkan.

Total mengabaikan amal yang sudah ditabung untuk akhir hayat.

" 'setelah nafsu birahi terpenuhi, lahirlah dosa. Dosa jika semakin besar, mendatangkan kematian.' kau baik-baik saja dengan itu baby?"

"dadhh enghh"

"oh tuhanku ugh, jawab daddy sayang." Menggeram seolah tak dapat menahan pusat tubuhnya terhisap habis hingga kedalam, kepalanya berputar. Tak bisa mengelak nikmat yang ia dapatkan. Daniel menyukainya.

"hah ahh ahh! Dadh pelan!!!"

Sangat panas, ada yang berkedut dibawah sana. Mengabaikan layar televisi yang menyala dengan pemberitahuan berita malam sejam yang lalu.

Ruang sempit tempat mereka bermain tak menjadi alasan untuk menghentikan ini semua. Lampu ruang tengah sengaja pria tua itu padamkan. Katanya, biar seperti dibioskop. Padahal yang menjadi tontonan mereka hanya berita harian.

Pria kolot.

Tapi gagah. Seksi jadi nilai tersendiri.

"bagaimana ini baby? Mphh ini tidak mau berhenti,"

"ngah ah hiks dadd!!"

"nyahh! Ah please dad, pelan hiks pelan.."

Bunyi persatuan kulit begitu kentara. Daniel semakin menggila melihat bagaimana seorang dibawah kukungannya menjerit. Cairan kental membasahi dada bidangnya yang tidak terlapisi apapun.

"sayang, daddy tidak bisa berhenti. Jangan salahkan daddy, kau yang memulainya. Benar? Ah fuck.."

"maaf daddy maaf, ugh ja-jangan disitu...akh!!"

"ya tuhan, keluar lagi?" Daniel terkekeh kecil dengan nafas memberat.

"ini sangat cair sayang.." tubuhnya mengurangi ritme, seolah memberi kesempatan untuk sang anak mempasok udara begitu rakus.

"sudah dad, Jihoonie lelah.."

"siapa yang memohon pada daddy tadi hm? Jangan menggoda seperti itu lagi."

Jihoon mengangguk bagai anak anjing patuh lalu menggeleng lagi tak tentu arah. Tangannya mencengkram pada sisi sofa yang berbeda. Perasaan campur aduk dibawah sana membuatnya mendesah dengan tangis kecilnya memenuhi ruangan. Daniel terus menggempurnya tanpa ampun.

Oh, tidak. Jangan marah pada Daniel.

Ini jelas salahnya, ah bukan salah. Ini kemauannya.

Jihoon yang memulai.

Jihoon yang memancing pria tua itu saat asik menonton berita .

Jihoon yang menggoda lebih dulu.

Nakal sekali. Jihoon tertawa dalam batin.

Bagaimana bisa ia sejalang ini untuk ukuran lelaki?Bahkan memohon dengan bisikan ditelinga sang dominan.

Tentu tidak akan di iyakan dengan cepat. Pria itu jelas terkejut sejenak.

Lalu menduduki tubuh besar itu dan terjadi seperti keinginannya.

Ia merindukan Daniel.

Merindukan sang ayah tiri.

Merindukan sesuatu yang besar itu disebalik celana piyama sang kekasih sekaligus ayahnya.

Sudah lebih satu bulan mereka menjalin hubungan ini. Dan semenjak hari itu, Daniel tidak menyentuhnya lagi secara berlebihan.

Get Closer (NIELWINK) I√Where stories live. Discover now