Pagi yang menyebalkan.
perasaan bingung sedih dan marah itulah yang tiar seorang anak laki-laki kelas 6 Sd yang baru saja lulus, iya senang karna dengan kemampuannya sendiri ia dapat memperoleh nilai kelulusan yang lumayan, tapi ia kesal karena ia berpisah dengan teman-temannya.
Ibunya memintanya untuk mengizinkannya mendaftar di SMP Negri meskipun harus membeli kursi, Tiar tak setuju dengan pemikiran ibunya memang dengan nilai yang lumayan besar ia kalah dari anak lain yang melakukan kecurangan sehingga membuat namanya tidak lolos seleksi, tetapi ia tidak akan melakukan hal yang sama karena ia tidak mau membuat orang lain merasakan hal yang sama.
"Emang kamu mau sekolah dimana?" Tanya ibu dengan nada tinggi untuk mengetahui keinginan anaknya
"Ya pokoknya sama kayak teman aku, di SMP pamarta aja", jawab tiar meyakinkan ibunya agar mengizinkannya bersekolah di sana.Keesokan harinya tiar diajak mengunjungi smp pamarta, tiar yang berharap dapat diterima hanya bisa menunggu dan dan berharap. 15 menit berlalu ibu tiar kembali menemui tiar dan mengajaknya ke suatu tempat yang ternyata itu adalah sebuah sekolah, tiar yang heran kemudian bertanya kepada ibunya
"lho ngapain kita ke sini?"
"Ini masih 1 sekolah sama sekolah tadi tapi di sini katanya lebih bagus dan Lita juga mendaftar di sini"
"Lita? Masa? Kok dia ga ngasih tau kalo dia daftar di sini?"
Tiar kaget karna saudaranya Lita bersekolah di sekolah yang sama, mereka sangat dekat sampai-sampai dari kecil mereka terbiasa bersama dan slalu bersekolah di tempat yang sama.
10 menit sesi pendaftaran di smp pamarta 2 itu berakhir dan tiar diterima sekolah disini, Tiar yang sedih karna tidak dapat bertemu teman-temannya merasa kecewa dengan tindakan ibunya tapi di satu sisi dia cukup lega karna ada Lita, Lita adalah pelindung yang baik meski dia anak perempuan tetapi ia selalu ada dan membela Tiar saat Tiar di ejek atau mengalami masalah sementara Tiar slalu berada di sisi Lita saat Lita membutuhkan nasihat dan menemani Lita saat Lita membutuhkan bantuannya.2 Minggu berlalu hingga tiba hari dimana Tiar dan Lita bersekolah, Tiar yang tampak kebingungan dengan ruang kelas yang berjajar dan tidak diberitahu sebelumnya dia harus kemana, akhirnya ia menunggu Lita berharap mereka dapat menemukan ruang kelas yang sama, setelah mengadakan sambutan guru kesiswaan dan jadwal pembagian kelas mereka di minta untuk segera masuk ke ruang kelasnya masing-masing, Lita yang senang karna sekelas dengan Tiar lalu menariknya.
"Yes kita sekelas ar, astaga seneng banget gua"
"Apaan si biasa aja njir"
"Yaudah ayo cepetan kita masuk terus milih tempat duduk, nanti sebelahan ya gua di deket tembok lu di kiri gua"
"Dih ogah gua mending dibelakang lu lit"
"Dih yaudah terserah lu"
Perasaan senang terpancar dari keduanya mereka lega karna dapat bersama di kelas yang sama, setelah menunggu datanglah seorang guru wanita yang menyambut siswa baru tersebut,
"Halo anak-anak kenalkan saya bu ani saya guru bk di sini, dan sementara saya akan membimbing kalian karena walikelas kalian tidak bisa hadir karena sakit"
Para murid menyadarinya bahwa bu ani bukanlah wali kelas mereka, mereka cukup lega karena dari sikap bu Ani sangat jelas bahwa beliau adalah orang yang galak dan itu sedikit melegakan karna wali kelas mereka bukan beliau, kemudian bu Ani mengeluarkan hpnya dari saku bajunya dan membaca info yang telah disampaikan kepala sekolah.
"Oke saya akan menyampaikan informasi dari kepala sekolah tentang penyusuaian absen pertama-tama kita ubah dulu tempat duduk biar nanti bisa berbaur satu sama lain, setelah itu setelah jam istirahat akan di tampilkan beberapa siswa yang pindah kelas karena penyusuaian dan untuk siswa yang harus pindah akan di umumkan di mading dan segera pindah dari kelas sebelumnya"
Para siswa kaget karna mengetahui bahwa mereka bisa saja pindah kelas karena beberapa dari mereka sudah memulai mengakrabkan diri.
Pembagian tempat duduk sudah di lakukan Lita mendapat duduk di barisan depan sebelah kiri dan Tiar hanya pindah kebelakang dari tempat duduknya yang sebelumnya yaitu di urutan kedua dari belakang sebelah kanan bersebelahan dengan barisan yang berdekatan di tembok, Tiar cukup sedih karna tempat duduknya tidak bersebelahan dengan Lita dan begitu juga Lita yang langsung protes kepada guru bk itu.
"Bu, saya mau duduk di pojok belakang aja bu gak mau di sini"
"Tidak boleh!, Gak ada yang boleh pindah sama sekali, besok bakal ibu cek lagi"
Mendengar perkataan guru bk itu Tiar dan Lita kecewa tetapi setidaknya mereka harus sekelas, perasaan khawatir dan takut menyelimuti Tiar yang berfikir mungkin saja dia tidak sekelas dengan Lita tetapi Tiar berusaha untuk tenang.Bel berbunyi di antara lorong tangga yang tidak luas dan tertutup, membuat suara bel menjadi lebih keras, anak-anak lainnya segera meninggalkan ruang kelas, ada yang segera menuju kantin dan ada juga yang masih tetap di dalam kelas untuk menyantap bekalnya masing-masing.
Beberapa anak dikelas Tiar berkata
"Eh Ayuk liat nama-nama yang bakal pindah kelas lagi"
"Ayok dah ngeri gua yang kena"
Lita dan Tiar yang mendengar percakapan itu pun ingin sekali ikut untuk melihat siapa saja yang akan pindah. Tiar yang dari tadi memiliki firasat buruk akhirnya melarang Lita untuk pergi mengajaknya meliat ke mading sekolah.
"Lit, makan aja yo laper gua"
"Tapi lu g mau liat dlu siapa aja yg pindah?."
"Gak usah lah, ntar aja abis makan juga bisa."
"Yadah, ayo makan lu bawa apa?."
"Bawa sayur kangkung sama ati gua, lu?."
"Gua bawa ikan sambel dong."
"Wih mau dong, sambelnya kan pedes."
"Yaudah nih."
Mereka menyantap bekalnya masing-masing hingga tidak berselang lama datang anak kelas Tiar yang tadi baru saja pergi ke mading sekolah. Beberapa anak lainnya yang habis dari luar menatap Tiar seolah mengisyaratkan sesuatu, Tiar yang mengetahui bahwa mungkin saja namanya ada di madingpun bergegas untuk melihatnya sendiri.Ia berlari menuruni tangga dengan perasaan yang cemas, ia berdo'a semoga namanya tidak ada di mading. Namun, setelah ia melihat namanya ada pada urutan ke-12 ia pasrah dan tak terima, ia cukup sedih karna hanya dia yang pindah kekelas lain, yaitu kelas 7-3 sebelumnya ia berada di kelas 7-2, memang tidak jauh perpindahan kelasnya, tapi jarak antara kelas 7-2 dengan 7-3 sangat jauh, 7-2 terletak di lantai 3 sedangkan 7-3 terletak di lantai 1. Bentuk bangunan sekolah itu persegi panjang mirip dengan gedung perkantoran dengan setiap kelas berjejer di sisi kanan dan kiri. Tiar kembali ke kelas sebelumnya untuk membereskan barang-barangnya dan pindah kekelas 7-3 dengan perasaan murung dan takpercaya bahwa hanya dia yang pindah dari kelas tersebut, Lita memberi semangat.
"Udah gpp ar, gua juga sedih sih lu pindah, nanti gua samper lu buat pulang bareng".
Menanggapi perkataan Lita, Tiar hanya mengangguk dan pergi ke kelas yang baru itu.
Ternyata anak yang pindah ke kelas tersebut bukan hanya dia, tetapi ada 1 anak lagi.
Disana ia melihat seorang gadis berhijap yang menarik perhatiannya, dia kelihatan pendiam dengan cara duduk yang terbilang sopan, ia melangkah masuk kekelas dan mulai duduk di depan gadis itu, ia memperkenalkan dirinya begitu juga gadis tersebut yang bernama Nuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
I want to be your partner
Romancekadang. banyak orang yang telat untuk jatuh cinta, menyadari keberadaannya, dan berusaha memperbaikinya. Tiar adalah seorang laki-laki yang menghadapi takdirnya, berjuang untuk menemukan kebahagiaan yang ia inginkan. takdir yang baginya mengekan...