"Mama!!!" Jeongmin berseru, melepas rangkulan Winter di pundaknya dan berlari kearah Karina yang baru saja turun dari mobil.
Hap!
"Bagaimana pelajaran Jeong hari ini? menyenangkan?" Tanya Karina menggendong Jeongmin dilengan kanannya, berjalan ke si guru muda yang masih betah berdiri depan kelas Jeongmin.
"Makasih, Ms. Kim" Ujar Karina tersenyum, Winter sedikit terperangah. Gadis didepannya tidak sedikitpun berubah, Mata tajam, pipi lancip dan juga tahi lalat dipinggir bibir tebal si jangkung.
"Tidak masalah" Winter membalas senyuman Karina dengan gugup, napasnya sedikit tercekat berhadapan dengan seseorang 6 tahun terakhir tidak Winter lihat.
"Kalo begitu, Saya duluan" Ujar Karina berjalan keluar halaman tk Jeongmin, tetapi sebuah toel'an dari sang anak membuat Karina berhenti sebentar.
"Boleh bu guru ikut pulang bersama kita ma?"
.SQ.
"Terima kasih mengantarkan saya pulang, Mamanya Jeongmin" Ujar Winter melepas seatbelt mobil Karina, Karina mengangguk sebagai balasan.
"Bu guru!" Jeongmin memanggil Winter yang sudah berada didalam pekarangan rumah si gadis blonde, Guru muda tersebut menoleh ke muridnya.
"Kapan-kapan bu guru kerumah Jeongmin nee!, telpon saja mama Jeongmin untuk mengantar bu guru kerumah" Bocah lelaki itu tersenyum ke Winter, Pipi gembung bocah didepan Winter ikut tersenyum.
"Bu guru usahakan, ya?" Jeongmin mengangguk, berdadah pada Winter sebelum mobil Karina melaju keluar komplek sang guru.
"Mama, bu guru Jeongmin cantik kan?" Ujar Jeongmin duduk berhadapan pada Karina yang fokus untuk menyetir, juga fokus memikirkan hal tadi.
"H-huh?"
"Bu guru cantik kan?"
"Y-ya, cantik"
Jeongmin tersenyum mendengar jawaban sang mama, kembali duduk hadap depan sambil meminum susu kotak ditangannya dengan tenang.
Jeongmin sungguh tidak sabar melihat Winter datang kerumahnya, doakan saja!.
"Siapa dia?" Lelaki depan Winter menyentuh kedua bahunya, menatap si gadis yang baru saja pulang dari mengajar murid tknya.
"Bukan siapa-siapa, Yuta" Lelaki tersebut mengangguk paham, melepaskan sentuhan dibahu Winter dan kini duduk disofa ruang tengah.
"Bagaimana dengan acara perjodohan kita? Kamu setujukan?" Winter menghela napas jengah, ikut duduk disamping Yuta dengan pandangan lelah.