♡.Sorry.

21 13 67
                                    

Malam sudah berganti menjadi pagi orang-orang sudah sibuk kembali dengan aktivitas mereka masing-masing, sama seperti Tio dan juga Laisya yang sudah rapih siap untuk berangkat sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam sudah berganti menjadi pagi orang-orang sudah sibuk kembali dengan aktivitas mereka masing-masing, sama seperti Tio dan juga Laisya yang sudah rapih siap untuk berangkat sekolah.

Kini mereka sudah tancap gas menuju ke sekolah, Laisya sedikit memajukan kepalanya untuk mendekat ke Tio.

"Yo"panggil Laisya di jawab deheman oleh Tio yang fokus mengendarai motor.

"Lo nanti mau minta maaf gak sama Arrano?"tanya Laisya, cukup lama Tio tak menjawab nya membuat Laisya menepuk pundak Tio.

"Mau minta maaf gak?"tanya ulang Laisya.

"Gak tau"jawab Tio singkat.

"Kok gak tau, lo kan di suruh minta maaf sama bokap lo ke Arrano"ucap Laisya mengingatkan Tio.

"Gue pikirin nanti"

"Lo gengsi ya minta maaf sama Arrano"

"Enggak, kata siapa?"

"Kata gue"

"Enggak, ngapain gue ngensi sama dia."

"Yaudah kalo gitu, tadi nya mau gue bantuin ngomong biar gue aja gitu yang minta maaf ke Arrano"usul Laisya.

"Enggak!!, gak usah di bantuin di pikir gue anak kecil gak bisa minta maaf sendiri" bantah Tio dengan cepat

"Yasudah kalau begitu"

"Ingat ya Sya, gue memang gak akan cemburu buta lagi sama lo. Tapi inget lo gak boleh suka sama Arrano dan lo gak boleh ngobrol hanya berdua sama dia oke"peringat Tio membuat Laisya memutar bola mata malas.

"Astaga... dia mulai lagi"ujar Laisya dengan nada malas.

~•~

Sampai mereka di sekolah, Laisya langsung turun dari motor berbarengan dengan datang nya ke empat teman Laisya yang langsung membawa kabur Laisya dari Tio.

Tio yang menatap itu hanya memutar bola mata malas dengan tingkah ke empat teman Laisya"dasar perempuan"

Tio mulai melangkah meninggalkan parkiran, laki-laki berambut pirang berjalan bersisian dengan Tio membuat Tio menoleh  padanya. Bener dugaan nya Arrano lah orang nya, memang tak ada lagi siswa yang berani mengecat rambut selain Arrano.

 Bener dugaan nya Arrano lah orang nya, memang tak ada lagi siswa yang berani mengecat rambut selain Arrano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WHY I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang