Hi, they call me Dyn🦋
Follow Instagram @dinasitirasdin & @wattpaddyn (untuk info seputar karya-karya ku).
•
•
HAPPY READING
•
•
58. KECEWAMenyembunyikan suatu kebenaran hanya akan membuat semuanya semakin rumit—Aditto Fransisco.
***
Mata Auris memicing kala melihat seseorang yang ia kenal baru saja turun dari mobil. Bola mata gadis itu terkejut saat melihat Aurel, saudaranya itu baru saja pulang selarut ini. Entah ke mana namun yang jelasnya Auris marah sekarang.
Aurel menutup matanya saat sebuah cahaya mobil menyorot dirinya. Gadis itu sedikit membuka mata sehingga melihat Auris yang turun dari mobil dengan tatapan tajamnya. Belum apa-apa gadis itu sudah tahu apa maksud saudaranya itu, buru-buru ia berlari memasuki mansion di ikuti dengan Auris yang mengerjarnya tanpa henti.
"Aurel," teriak Auris marah. Sorot mata tajamnya menatap gadis itu sengit.
Tangan Auris menarik tangan Aurel secara kasar membuat gadis itu berhenti berlari. Ia meronta meminta Auris untuk melepaskannya dengan sesekali mengumpat kesal.
"Lo bisa gak, sih, hargain larangan gue?!" bentak Auris.
Aurel mengembuskan napasnya kasar. Gadis itu menunduk sembari berkata, "Gue pergi ke acara keluarganya Reindhard, makanya lama."
"Jangan pikirin yang aneh-aneh," sambung Aurel dengan wajah dingin saat Auris menatapnya tajam.
"Lo emang gak ada tobat-tobatnya, ya?" Auris berkata pelan membuat Aurel mengerutkan dahinya.
"Maksud lo apa?" tanya Aurel gadis itu melirik sekilas Ellen yang menuntun Kanaya masuk ke dalam mansion.
"Lo pergi tanpa izin dari kita, Rel. Lo pikir kalau ada apa-apa cuma Reindhard yang ngurusin lo? Kita semua juga terlibat, tapi pernah gak lo hargain kita semua, sekalipun itu larangan buat keselamatan lo," balas Auris dengan sedikit emosi.
Aurel mendengus ia menatap Auris sinis sembari berkata, "Lo mau di hargain kayak gimana, sih? Lo dari dulu udah di hargain semua orang, Paman Ditto sama Paman Alen aja ngehargain semua yang lo lakuin, masa gue gak boleh ngelakuin apa yang gue mau, gak adil dong."
"Ini demi keselamatan lo, Aurel. Di luar sana banyak bahaya yang lo gak tahu kapan datangnya, bahaya itu datang kapanpun tanpa lo tahu," ujar Auris membuat Aurel mengepalkan tangannya geram.
"Gue bukan anak kecil. Stop, ngelakuin itu semua demi keselamatan gue, gue bisa ngejaga diri gue sendiri tanpa larangan lo."
"Lo mau ngelindungin diri lo kayak gimana? Ikut bela diri aja gak pernah, gak usah sok jago, deh," cecar Auris.
PLAKK!
Aurel spontan menampar pipi Auris kala dirinya tak terima mendengar perkataan gadis itu. "Lo jangan ngerendahin gue, cuma karena lo punya kuasa di Dark Monster. Paman Ditto ngelatih lo bela diri karena lo emang pantas kayak gitu, lo gak pantas di belas kasihi, Auris. Kita semua tahu lo lemah, paman Alen cuma kasihan sama lo karena selalu nangisin Rivald," ucap Aurel dengan ruat wajah marah.
"Kenapa lo ngomong kayak gitu?" Auris sedikit mengepalkan tangannya kala mendengar perkataan Aurel yang sedikit membuatnya emosi. Namun di satu sisi gadis itu penasaran dengan apa yang selanjutnya saudaranya itu katakan.
"Lo masih nanya gue kenapa ngomong kayak gitu? Seharusnya lo sadar, Auris. Lo egois, mau di ngertiin tapi gak bisa ngertiin gue, lo pikir gue gak capek di kekang dengan alasan apapun, gue juga pengen kayak lo yang bebas ke mana aja tanpa larangan apapun. Paman Ditto dan Alen percaya kalau lo bisa jaga diri, seolah mereka lebih sayang sama lo di banding gue," bentak Aurel. Gadis itu benar-benar marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA PRINCESS [COMPLETED]
Teen FictionKasus pembunuhan yang belakangan ini terjadi di Alexander High School membuat seorang gadis harus pindah ke sana demi menjalankan sebuah misi yang di berikan oleh paman dan ibunya. Tadinya gadis itu berpikir jika misi itu akan di selesaikan dalam wa...