Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Ia tersenyum, ini kesempatannya untuk lebih dekat dengan sang adik.
"Tasya, emmm kamu belum berangkat?" tanya Kayla.
Tasya menoleh, "kenapa?"
"Gak apa apa," ucap Kayla menatap jam dinding yang menunjukkan jam setengah 7.
Ia melebarkan matanya. Ia tidak mungkin sampai ke sekolah jika berlari.
Ia menoleh ke arah Tasya yang sedang sibuk menali sepatunya sendiri.
Kayla pun dengan berani mengatakan "emm, Tasya boleh gak aku bareng sama kamu ke sekolah? Tap...tapi ...cuma di depan halte aja kok setelah itu aku jalan kaki. Boleh ya?"
Kayla sangat berharap jika Tasya ingin berangkat bersamanya.
Namun dunia berkata lain.
"Gue? Berangkat sama lo? Enak aja. Lo mau reputasi gue hancur?" ucap Tasya bersedekap dada.
"Denger ya, gue gak mau orang lain tau kalo lo itu kakak tiri gue. Dan gue gak mau berangkat bareng sama lo ngerti?" sambung Tasya dengan menunjuk muka Kayla.
Kayla mengerjap matanya cepat. "Ta....tapi kenapa? Ak....aku kan......"
"Lo mau pura pura bodoh apa lagi hah? Lo itu pembunuh. Lo gak sadar apa? Orang lain udah ngecap lo sebagai pembunuh" ucap Tasya membuat hati Kayla sakit.
Kayla menunduk. Ia menahan air matanya agar tidak terlihat lemah di mata adiknya itu.
"Udah ah, males gue ngomong sama lo, byee" ucap Tasya berjalan menyenggol bahu Kayla sampai terjengkang.
Kayla memejamkan matanya sabar. Menarik napas dalam dalam dan membuangnya perlahan lahan.
Ia membuka matanya lalu tersenyum miris. "Aku gak boleh nangis, aku pasti bisa" ucap Kayla menyemangati dirinya sendiri.
Ia pun bangkit dan berlari keluar menuju ke sekolah.
###
"Huh, huh huh" keluh Kayla saat di depan gerbang.
"Yahhhh, udah di kunci" ucap Kayla dengan menyeka keringat di dahinya.
"Loh, nak Kayla kok ada disini?" ucap Satpam sekolah itu.
"Iya pak, saya telath berangh - khatnya" ucqp Kayla menetralisir napasnya.
"Aduh maaf nak, bukannya bapak gak mau bukain, cuma......ya gitu, disini kan ada aturannya" ucap satpam itu tak enak hati.
Kayla tersenyum. "Gak apa apa pak, mungkin ini hari sial Kayla. Kalo gitu Kayla pulang ya pak, assalamualaikum".
"Waalaikumsalam" jawab pak satpam itu.
Ia melihat Kayla yang terus menghapus keringat di dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAYLA
Teen FictionJangan lupa follow sebelum membaca ! Namaku Kayla Adi Pratama, keluargaku memanggilku dengan sebutan Ayla. Tapi sebutan itu sekarang tidak ada lagi, setelah kepergian mamaku. Hidupku yang dulu sangat berwarna kini menjadi gelap, seperti debu yang be...