10• Kelemahan Naya Adena

171 44 3
                                    

Sejak semalaman penuh Naya tak bisa tidur nyenyak akibat kepalanya terus memikirkan kejadian semalam, kejadian yang benar-benar membuatnya ingin mencincang tubuh Arkan. Dia adalah laki-laki pertama yang berani merampas first kiss nya. Benar-benar malu sekaligus jijik.

Sembari menatap langit-langit kamarnya, Naya terus memegangi bibirnya. Bibirnya akan baik-baik saja kan?

Sialan Arkan! Lihat saja dia!

Naya akhirnya beranjak dari kasur, memutuskan untuk mandi dan bersiap berangkat sekolah. Terus memikirkan Arkan akan membuatnya gila. Tidak boleh. Itu sudah berlalu. Yang terpenting sekarang adalah, bagaimana cara mematahkan leher Arkan.

Usai semuanya selesai, Naya segera keluar rumah.

Omong-omong bagaimana kabar motornya ya? Naya jadi rindu ngebut-ngebutan di jalan lagi. Dan juga, kalau ia bolak-balik naik angkutan umum ia terus mengeluarkan uang. Jujur saja itu boros sekali.

“Lah,  motor gue udah balik?“ Naya sedikit terkejut, perempuan itu segera meneliti keadaan motornya, apakah masih terlihat goresan atau tidak.

Ia juga melihat sebuah note di letakan di atas jok motornya.

Surat terbuka untuk Naya Adena. Temen  terbaik sepanjang masa yang gue punya, Nay, kalo lo baca surat ini, berati gue udah ada di Berlin. Maaf dan makasih atas semuanya. Gue mutusin untuk nurut sama bokap gue biar dia gak gangguin lo lagi, ternyata, alesan dia cecer gue buat sekolah di Berlin itu, gue di jodohin sama anak partner bisnisnya. Dan begitu lulus kita bakal tunangan. Lo gapapa kan? Selama gue di Berlin, gue butuh seseorang yang mantau Lo, Elang itu licik. Dia berandalan cabul yang gak segan ngelakuin hal aneh. Itu makanya gue titipin Lo sama Arkan, anaknya baik. Humble juga, semoga dia cocok jadi pengganti gue.

Jujur Nay, gue sayang sama lo. TAPI, sebatas sahabat ya ... Gue gak mau Lo jatuh ke tangan yang salah.

Kalo lo kangen, telepon gue. Jangan buat barcode tanpa seizin gue. Jangan!

Udah ya, pegel gue.

Love u, Nay

From: manusia ganteng sedunia
Axel

Naya membuat decihan pelan, kemudian dia menyimpan note tersebut ke dalam tasnya.

“Tch, dasar anak manja. Bagus deh, lo udah pergi, kasian mama lo yang bolak datengin gue buat bujuk lo pulang.” Naya mendengus kasar kemudian dia memakai helmnya.

Perempuan itu memutuskan untuk mengendarai motornya kembali daripada naik angkutan umum.

🔸🔸🔸

“Motor lo udah balik?“ Naya sontak menoleh saat melihat seorang murid laki-laki tengah memikirkan motor vespa berwarna kuning di sebelahnya.

“Jauh-jauh dari gue.“ Naya memperingati laki-laki tersebut sembari melepas helmnya.

“Kenapa? Ini tempat umum. Gue bebas parkir di mana aja.“ laki-laki itu tersenyum ceria namun tidak bagi Naya yang sudah geram ingin menimpuk kepalanya dengan helm.

“Kalo gitu, jangan ngomong sama gue!“ Naya kemudian turun dari motor dan pergi meninggalkan parkiran.

Dengan cepat laki-laki itu segera melepas helm dan turun dari motornya. Dia mengejar Naya. Berjalan di sampingnya sembari menyusuri koridor.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang