🌸Hai, Pandu! Chapter Tujuh🌸

5.3K 549 12
                                    

Sekitar pukul 01.00, Pandu baru saja pulang. Ia mengetuk pintu kamar kostnya beberapa kali, namun tak ada jawaban dari dalam. Hingga sekali lagi, ia mengetuk pintu kamarnya. Beberapa menit kemudian, pintu kamar Pandu terbuka, dan Ragata berdiri didepan Pandu dengan mata mengantuk.

Setelah membuka pintu, Ragata kembali kearah kasur dan tidur lagi. Rasanya ia masih sangat mengantuk. Pandu masuk kedalam kamar dan menutup sekaligus mengunci pintu kamar kostnya. Ia masuk kedalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya terlebih dahulu. Setelah itu, ia keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah ia pakai.

Rasanya saat ini ia merasa sangat laper. Dibukanya kulkas dan mencari makanan yang bisa ia makan. Ia makan terlebih dahulu hingga makanan pun habis tak tersisa. Rasa ngantuk dirasakannya. Menatap Ragata yang sedang tidur dengan nyenyaknya membuat ia juga ikut mengantuk. Tapi, apa ia harus tidur disamping Ragata?

Atau ia harus tidur dikamar Ota?

Hah! Sudahlah. Tidur disini juga tidak papa. Asal, jangan melakukan sesuatu hal yang berlebih. Dengan segera ia berbaring di samping Ragata. Menatap wajah cantik gadis itu terlebih dahulu. Hingga, mata Pandupun terpejam perlahan lahan membuat penglihatannya menghitam seketika.

Sekitar jam 03.00 Ragata terbangun dari tidurnya. Ia melenguh pelan dan membuka matanya pelan pelan. Menatap kesamping dimana Pandu berada. Terdiam sejenak seraya memegang perutnya yang terasa sangat laper. Ia mengangkat sesuatu yang berada di perutnya, ternyata tangan Pandu berada disana.

"Ndu, bangun"Ragata memukul pelan tangan Pandu yang berada di perutnya saat ini. Tapi, laki laki itu tak berniat banguni. Sekali lagi Ragata membangunkan Pandu.

"Ndu, bangun ih"Pandu melenguh pelan dan membuka matanya.

"Kenapa?"Tanya Pandu seraya menatap Ragata.

"Gue laper"Rengek Ragata.

"Ya makan lah"Ujar Pandu cuek dan tidur kembali.

"Tapi gue takut Ndu"ujar Ragata. Pandu membuka matanya dan duduk seraya mengusap kedua matanya yang masih merasa mengantuk.

"Takut apaan coba? Takut hantu?"Ragata mengangguk. Pandu berdecak dan menatap jam di ponsel miliknya.

"Gue baru tidur dua jam loh"

"Siapa suruh pulangnya lama"

"Kan gue ada urusan Jamilah"Pandu menatap Ragata yang saat ini memegang perutnya "Kenapa sih? Kok pegang perutnya?"Tanya Pandu khawatir.

"Laper heheh"Ragata tertawa setelah mengucapkannya.

"Kalau laper makan Ragata"

"Emang ada makanan?"

"Ya ada. Dari kemarin lo belum makan?"Ragata menggelengkan kepalanya "Kok bisa sih?!"

"Ya bisa lah. Gue takut tau nggak sih pas lo nggak ada"Ujar Ragata dengan mata sedikit berkaca kaca.

"Takut kenapa?"

"Dari pas setelah magrib ada yang ngetuk ngetuk pintu gitu, nggak berhenti henti. Gue pikir itu lo. Tapi pas gue mau buka, gue dengar orang ketawa ketawa gitu. Terus bicaranya nggak jelas banget. Itu dia kayak gitu didepan kamar lo dari setelah magrib sampai jam 11 Ndu. Hiks...Gue takut banget tau nggak, mana gue sendiri"Ragata memeluk tubuh Pandu sambil menangis.

"Udah jangan nangis. Mungkin tetangga kost yang sedang mabuk kayaknya. Biasa sih kayak gitu. Kadang kalau malam suka minum minum dikamar sebelah"

"Setiap hari?"

"Iya, tapi selama tinggal disini mereka nggak pernah ngetuk ngetuk pintu gitu. Malah asik sendiri dikamar sebelah"

"Kenapa tadi malam kayak gitu?"

"Mungkin karena mereka tau ada cewek sendirian dikamar gue kayaknya"

"Nggak lagi lagi deh gue nginap disini"Pandu tertawa mendengarnya.

"Ya lagian ngapain lo mau nginap di kost cowok kayak gue? Kalau tiba tiba gue jadi singa gimana?"

"Tiba tiba jadi singa gimana?"

"Ya tiba tiba gue nerkam lo gimana? Lo nggak takut?"Ragata terdiam dan tak menjawab. Malah ia sedang berpikir saat ini "Udahlah, nggak usah mikirin ucapan gue. Sekarang Lo makan dulu, pasti kelaparan itu"

Dan Ragata pun makan makannya dengan lahap. Setelah makan, keduanya kembali tidur dan terbangun ketika pagi.

🌸~•••~🌸

Setelah hari dimana Ragata menginap di kost Pandu. Mereka berdua semakin lengket setiap harinya. Pandu akan mengusahakan untuk menjemput Ragata di sekolahnya dan akhirnya setelah itu, merekapun jalan jalan berdua.
Seperti saat ini, mereka sedang berada di halte tempat nongkrong Pandu dan teman temannya.

Hanya Ragata yang perempuan sendiri. Ia selalu berada didekat Pandu dan takut jika berada jauh dari laki laki itu. Melihat teman teman Pandu membuat Ragata jadi takut.

Ragata hanya terdiam seraya mendengarkan omongan omongan tak bermutu dari teman teman Pandu.

"Kenapa?"Ragata menatap Pandu yang saat ini sedang menatapnya.

"Nggak papa kok"

"Nggak nyaman?"Ragata terdiam tak menjawab "Gue antar pulang sekarang?"

"Nanti aja deh. Duduk dulu sebentar"Pandu mengangguk dan meraih tangan Ragata untuk digenggamnya. Mendengarkan ucapan teman temannya yang kadang tidak berfaedah "Kalau nggak nyaman bilang ya"Ragata mengangguk.

"Neng Ragata kok diam aja sih. Nanti cantiknya ilang loh. Senyum senyum kek, jangan cemberut gitu. Atau neng Ragata sebenarnya gugup lihat abang yang ganteng gini, makanya diam gitu?"Tanya Ikram percaya diri. Setelah mengucapkan kata kata barusan, beberapa batu kecil mengenai tubuh Ikram. Dan bukannya marah, laki laki itu malah tertawa terbahak-bahak.

"Percaya diri banget lo. Wajah biasa aja percaya dirinya tinggi banget. Gue yang gantengnya kayak Kimmingyu aja biasa aja tuh"Ujar Ilham yang seketika semua teman teman Pandu muntah.

"Sumpah, teman teman gue percaya dirinya tinggi banget. Lo berdua makan apasih hari ini?"

"Gue baru makan mi sayang tadi dirumah"

"Samyang kampret, bukan sayang!"

"Ya itu. Beda sedikit aja udah marah marah lo semua"

"Walaupun beda sedikit tapi maknanya beda lagi Munaroh!"Ragata tertawa melihat teman teman Pandu.

"Daripada gabut. Kita main tik tok aja yuk"

🌸~•••~🌸

#Garing banget njir🤥

Hai, Pandu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang