3. Perkelahian di Club

290 9 5
                                    

Suasana remang-remang terlihat disertai music yang kian memekik. Suasana riuh tidak lagi terhindarkan dengan beberapa pelayan yang tengah membagikan minuman pada para tamu di sana. Music terus berputar begitu pula dengan begitu banyak orang yang tengah asik bergoyang.

Sebuah tepukan dibahu pria yang tengah mengoyangkan gelas pendek berisi es dan bir membuatnya melirik ke arah kiri siapa yang baru saja datang kemudian kembali memutar bola mata miliknya.

"Mengapa kau menikah dengannya?" tanya seorang pria yang baru saja datang kemudian memesak vodka.

Sebuah pertanyaan paling tepat yang diajukan untuk Langit setelah mengelar acara pernikahan tertutup beberapa waktu lalu.

"Kenapa masih bertanya sedangkan kau tahu jawabanya, Del. Sangat jelas, aku ingin membuatnya menderita."

Langit mengoyangkan gelas pendek miliknya, sambil menuangkan gelas miliknya dengan bir kemudian menambahkan beberapa potong es.

"Dengan menikahinya tidak akan membuat hidupmu tenang."

Memang benar, walaupun ia telah menikahi Danas tapi rasa benci untuk gadis itu tidak akan pernah hilang sedikitpun.

"Apa tidak cukup membuat keluarganya bangkrut dan mengambil alih perusahaan itu?"

"Tidak. Itu tidak cukup. Aku akan membuatnya lebih menderita, merangkak padaku, memohon belas kasihku."

Pria di depan Langit hanya bisa mengeleng-ngelengkan kepalanya. Mungkin pria itu berpikir jika Langit adalah sebuah penjelmaan iblis di dunia, bagaimana bisa menyiksa seorang gadis cantik seperti Danas.

"Jangan memperlakukan wanita seperti itu, kau akan mendapatkan karma, Lang. Istrimu cantik, bahkan seorang desainer, mandiri lagi."

"Diamlah, aku tidak ingin mendengarkan penilaianmu tentang gadis itu."

Mendengar apa yang dikatakan oleh Langit membuat Delta tersenyum tipis kemudian meneguk vodka miliknya. "Jika kau tidak ingin, berikan saja padaku."

Sontak saja mendengar apa yang dikatakan oleh Delta membuat Langit mencengkram kerah baju pria di sampingnya. "Dia milikku!"

Delta terkekeh mendengar reaksi yang ditunjukan oleh Langit. "Santai dong, aku hanya bercanda lagipula aku tidak mungkin mengambil milik seorang Raka Langit Maheswara," ucap Delta sambil mencoba melepaskan tangan Langit yang tengah mencengkram bajunya itu.

Pria dipanggilnya Delta itu, menyesap vodka yang telah disajikan sejak tadi untuknya. "Thanks," ucapnya untuk bartender yang tengah me-lap gelas.

Ilawana Delta Mahameru pria yang selama ini telah menjadi perancang seluruh gedung milik Langit beberapa tahun terakhir ini.

"Kalian memesan minuman tanpaku?" tanya seorang pria yang baru saja datang, menepuk pundak kedua temannya itu, pakaiannya terlihat rapi.

"Ingin minum?" tanya Delta.

"Tidak," tolaknya sambil tersenyum, pria itu memilih untuk duduk di samping kanan Langit. "Jika aku ikut minum tidak ada yang akan menyetir pulang, benarkan? Lagi pula—"

"Alkohol tidak baik untuk kesehatan, kau selalu mengatakannya pada kami, dokter Se Jagad Raya," ejek Delta sambil meneguk minumannya.

Pria yang dipanggil Jagad itu hanya bisa merapikan jas miliknya.

Ilalang Jagad Rahwana seorang dokter special bedah tampan, karrirnya bagus dalam bidang kedokteran, serta dia seorang pria single, sama seperti kedua temannya yang memiliki banyak pengemar wanita, namun hatinya belum menemukan gadis yang tepat mengisi hatinya.

"Jadi bagaimana dengan pernikahanmu?" tanya Jagad.

"Kau bahkan tidak hadir dalam pernikahanku."

"Maaf, aku ingin hadir tetapi terjadi sesuatu yang mengharuskanku untuk melakukan operasi darurat."

"Berjalan lancar," jawab Langit sekadarnya saja.

Melihat raut wajah Langit seperti itu membuat Jagad mengangkat sebelah alisnya. Jawaban yang diberikan oleh Langit padanya membuatnya penasaran. "Kenapa? Ada masalah?"

"Masalahnya adalah dia menikah bukan dengan Renata."

"Apa maksudnya itu?" Jagad terkejut tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Delta padanya.

Kedua pria tampan itu sangat mengenal sosok Renata, kekasih Langit—sahabat mereka. tentu akan terkejut ketika mengetahui jika Langit bukan menikah dengan Renata melainkan dengan wanita lain.

"Maksudku, Langit tidak menikah dengan Renata tetapi menikah dengan gadis itu," jelas Delta.

"Gadis itu?" Jagad melirik ke arah Langit yang tengah duduk di sampingnya sambil asik meneguk minuman miliknya.

"Gadis yang keluarganya dibuat bangkrut itu."

"T-tunggu, biarkan aku berfikir dengan benar. Langit tidak menikah dengan Renata, melainkan dengan gadis lain."

Jagad yang telah mencerna dengan baik apa yang dijelaskan oleh Delta seketika melayangkan pukulan tepat dipipi Langit, membuat pria itu terjatuh dari tempat duduknya. Apa yang dilakukan oleh Jagad membuat beberapa pasang mata melihat ke arah mereka bahkan Delta terkejut dengan sikap Jagad.

"Brengsek! Bagaimana kau menikah dengan gadis itu, sedangkan Renata kekasihmu."

Jagad memukul wajah Langit, pria itu tidak membalas pukulan yang diberikan padanya. Sudut bibir Langit luka, akibat pukulan yang diberikan oleh Jagad padanya. Dia tahu, dia pantas menerima hal itu. Delta mencoba melerai agar Jagad tidak memukul Langit. Tidak terima jika dirinya terus disalahkan oleh Jagad membuat Langit seketika mendorong tubuh pria itu agar menjauh darinya.

"Jagad, tenanglah," seru Delta sambil menahan agar Jagad tidak kembali memukul Langit.

Langit meraba sudut bibirnya yang terluka.

"Jadi apa yang harus aku lakukan? Renata pergi seminggu sebelum kami menikah, dan apa aku salah menikah dengan wanita yang telah membunuh adikku agar aku bisa membuatnya menderita karena dia tidak mendapatkan hukuman atas apa yang dia lakukan." Seketika emosi Langit memuncak membuatnya mengatakan apa yang dirinya rasakan.

Jagad terdiam.

"Renata tiba-tiba menghilang, aku harus menaruh wajahku di mana dengan undangan yang telah tersebar. Kau pikir aku tidak punya perasaan? Aku punya, Jagad. Aku punya," ucapnya sambil menghela nafasnya kasar kemudian meninju tembok.

Begitu kesal rasanya, ketika dirinya terus menerus dipojokan. Semua yang terjadi tidak pernah ia duga sebelumnya, dia bahkan tidak menyangka akan ditinggalkan oleh Renata.

"Aku tidak akan menyesal telah melakukannya," ucap Langit sambil mengambil jas miliknya dan memakainya kemudian pergi meninggalkan kedua temannya.

Delta memandangi Jagad yang tengah mematung, sedangkan Langit begitu kesal menancapkan gas mobilnya dengan kasar kemudian pergi dari tempat itu. Raut wajahnya penuh dengan kekesalan, sangat jelas terukir. Beberapa kalia ia memukul setir mobil karena meluapkan rasa kesalnya.

"Aarrgh!" teriaknya, sambil menepikan mobilnya.

Langit meraih ponsel dari saku jas miliknya, kemudian melakukan panggilan di sana, tetapi panggilannya sama sekali tidak terhubung hal itu membuatnya berteriak frustasi.

Ia langsung melempar ponsel miliknya ke kursi belakang. "Semua ini gara-gara wanita itu," geram Langit menyalakan mobil, dan menancap gas.

Mobil dipacu olehnya dengan kecepatan penuh, tangannya mengepal setir mobil dengan erat membuat otot lengannya timbul.

Tidak membutuhkan waktu lama, dengan kecepatan penuh ketika dia mengemudikan mobil, kini pria itu telah sampai di Mansion miliknya. Suara pintu mobil yang dibanting terdengar, ditambah dengan suara pintu yang tertutup begitu keras.

Wajahnya penuh dengan amarah, apalagi perdebatan saat di club bersama Jagad membuatnya butuh pelampiasan emosinya.

Bersambung ... 

Sangkar Pernikahan [PINDAH INNOVEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang