*Clayne's POV*
"Okay, Be careful, hun. But, you and the others really-really don't know where you going?" Mom masih mengkhawatirkanku yang tidak tau pergi kemana
"No, mom. I'm working this video for 2days. You don't have to worry. And then, if we miscomunication it means we are going to SOS area. Okay?" kataku agar membuat kedua orang tuaku tidak begitu mengkhawatirkanku. Terutama Mom.
Aku mendengar ibuku menghela nafas disana "Mom and Dad will kill Harry if anything happen to you"
"Don't worry. I'll be okay." sekali lagi aku mencoba menenangkan ke khawatiran ibuku
"Mom, I have to go. Good bye. Love you mom and dad" aku menekan symbol berwarna merah.
Aku melihat ke arah Harry yang dari tadi penasaran apa yang dikatakkan kedua orang tuaku tentang project MV yang diberikan One Direction ini "So?"
"My mom and dad will kill you if anything happen to me" Aku melihat raut muka Harry yang menjadi pucat tapi ia langsung menutupinya agar tidak terlihat olehku
"Don't worry. You'll be okay."
Rasa kantukku langsung hilang ketika ibuku menghubungiku tadi. Aku melihat pemandangan di luar jendelaku. Lama-kelamaan aku melihat pantai berpasir putih yang sama sekali tidak ada tanda-tanda orang disana.
Bus tour yang kutumpangi bersama yang lain mulai memelankan kecepatannya sampai berhenti. Dan aku yakin inilah tempatnya. Untuk berjaga-jaga aku melihat sinyal diponselku yang takutnya tidak ada yang akan membuat kedua orang tuaku(terutama Mom) akan freaking out untuk mencariku.
One Bar, Two Bar. Sudahlah yang penting aku mendapatkan sinyal walaupun sedikit.
Aku turun dari bus. Panas langsung menyertaiku saat turun dari Bus yang dilengkapi oleh Air Conditioner yang suhunya berbeda dengan di luar bus. Aku melihat Heelsku tenggelam di pasir pantai yang masih virgin ini. Aku melepasnya dan membiarkan kaki-kakiku digelitikki oleh pasir putih yang indah ini.
Aku menuju bibir pantai. Air pantai ini membasahi kedua kakiku. Aku tidak peduli betapa lengketnya air itu. Ini pantai paling indah dan tenang yang pernah kutemui. Aku menutup mataku dan menikmati suara ombak yang merdu dan tidak memperdulikan One Direction yang sudah disamping kiri dan kananku menatapiku.
Mataku sentak terbuka saat seseorang menyentuh pinggangku dan ternyata aku diangkat oleh kelima bocah dari One Direction. Aku berteriak tetapi mereka tidak memperdulikanku. Tubuhku sudah mulai akan dilemparkan oleh mereka. Rasanya aku ingin tertawa,takut, dan marah akan hal ini. Tapi sebelum mereka melemparkanku aku, Suara Lou Tesdale seorang make up artist boyband ini memanggil kami dan meminta kami untuk bersiap untuk ber-make up untuk MV ini.
Tubuhku diputar 180derajat dan membelakangi pantai. Aku sudah pasrah yang dikerjai oleh mereka semua. Tubuhku dilempar dan merasa ada seseorang menangkap tubuhku. Aku membuka mataku dan melihat mata berwarna hijau menatapku tertawa. Jantungku langsung membeku rasanya. Kupu-kupu mulai berterbangan di perutku.
Aku langsung tersadar dan berdiri sebelum ia menurunkanku di pasir. Aku yang mukaku sudah merah layaknya kepiting rebus. UGH! Awas nanti mereka! akan kubalas!
Aku berjalan menuju Lou Tesdale yang akan segera menanganiku sedangkan yang lainnya di tangani oleh make up artist yang lain.
Wajahku langsung disentuh oleh beberapa make up yang dioleskan oleh Lou. Setelah selesai, Aku melihat wajahku di kaca dan menilainya. Not Bad-lah. Make up Natural menempel di wajahku ini cukup cocok dan aku menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papercut (One Direction Love Story)
Fanfiction(Papercut is my first fanfict . Papercut means that you falling in love with someone but 'the one who you love' is unreachable) "I promise, i won't forget about our promises and I will never forget you, Harold. Pinky Promise?" Kau membuat janji deng...