Sudah lama aku tidak membuka jurnal ini. Lebih tepatnya satu tahun lamanya aku tidak membukanya. Karena tidak ada hal yang menarik yang terjadi di hidupku. Tepat hari ini, di mana aku menemukan kepingan puzzle yang hilang dalam tumpukan salju.
Selama ini akhirnya aku menemukannya, sedikit ada rasa sakit saat aku menemukannya. Bagian dari kebahagiaanku, aku menemukannya, dia Hyung ku. Tepatnya kemarin aku dan Appa berpindah rumah. Saat aku turun membantu Appa membawa barang-barang ada sesuatu yang mengacaukan pikiran ku.
"Aku pergi dulu!! Aku sayang Appa!!"
"YAK! MIN JONGSEONG!"
Aku masih ingat, kemarin hari pertamaku bertemu dengan Jay Hyung. Seketika aku mengingat semuanya, sudah dua puluh tahun aku masih tidak bisa melupakannya. Tapi tujuanku satu, aku akan menyelamatkan mereka.
Aku berjalan masuk ke dalam rumah membantu Appa memindahkan barang, hampir tiga jam aku dan Appa menata rumah seperti yang kami mau. Seperti dirombak besar-besaran.
Tok tok tok
Aku berjalan menghampiri pintu yang diketuk dengan ritme cepat itu. Membukanya dengan cepat dan langsung terdiam kala itu juga. Air mataku membendung di pelupuk mata, tidak ada yang akan bisa aku lakukan lagi.
Selama ini aku kira, dua puluh tahun cukup untukku melupakan segala hal yang menyakitkan. Aku kira dengan kenangan indah saja aku bisa menyelamatkan mereka tapi saat aku bertemu dengannya aku rasa aku seperti hilang akal.
"Maaf, ini ada kiriman dari Appa." Jay Hyung mengulurkan sebuah paper-bag kepadaku dan dengan segera ku terima.
"T-terimakasih!"
"Baiklah aku pergi, semoga betah di sini."
Aku menolak untuk bertatap mata dengan Jay Hyung, rasanya sangat menyiksa. Aku kembali masuk dan memberikan kiriman itu kepada Appa. Dan ternyata, Ayah Jay Hyung berteman dengan Appa. Sebuah kebetulan yang bagus.
Tadi malam aku tidak bisa tidur dengan nyenyak, aku memilih untuk keluar rumah dan menghirup udara segar. Dan entah kebetulan atau apa itu, aku bertemu dengan Jay Hyung yang baru saja keluar dari rumahnya.
Dilihat dari penampilannya sepertinya dia ada acara yang penting. "Kenapa di luar?"tanyanya.
Aku menatap sekeliling, tidak ada siapa-siapa. Apakah aku yang dia tanyai? Aku menunjuk diri ku sendiri dan Jay Hyung merespon ku dengan tawa renyahnya.
"Kau kebingungan sekali, kemarilah."
Aku berjalan mendekat kearah Jay Hyung, dia berbeda dengan yang dulu. Ah dia memang berbeda, dia bukan Jay Hyung yang dulu. Tatapan itu lembut, tidak tegas seperti biasanya. Aku mulai membungkuk dan menyapanya.
Hah, sungguh hal yang indah saat bisa bertemu dengan seseorang yang mengingatkanku pada masa lalu yang tentu saja menyakitkan. Membuatku menghargai waktu, menghargai setiap momen entah itu sedih ataupun senang.
"Kau baru pindah?sekolah di mana?"
Aku terdiam, aku memang belum merencanakan sekolah. Memangnya untuk apa?aku datang hanya untuk sementara tidak untuk menetap.
"A-aku belum tau,"jawabku dengan lirih.
"Pindah saja di sekolah yang sama denganku, bilang dengan ayahmu. Kau bisa berangkat denganku."
Aku mengangguk, kami banyak bercerita pada malam itu, yang aku kira Jay Hyung akan pergi ternyata dia memang berpenampilan seperti itu setiap hari dan tujuannya untuk keluar rumah sama denganku, tidak bisa tidur.
Sejak malam itu dan hari ini aku masih memikirkan banyak, bagaimana jika dulu aku tidak membakar dapur?bagaimana dulu jika aku Jay Hyung dan Sunoo Hyung selamat?bagaimana jika semuanya bisa diulang kembali? Ah rasanya semuanya mustahil.
Awal pertemuanku dengan Jay Hyung memang canggung, tapi lama-lama aku menjadi begitu akrab. Entah karena kami memang satu frekuensi atau memang aku sudah terbiasa. Aku sudah mengenal Jay Hyung dengan baik walaupun baru bertemu, tapi sebelumya kita pernah tinggal bersama dan melakukan semuanya bersama.
Hanya satu yang aku ingat saat melihat Jay Hyung, rasa bersalah. Mungkin rada bersalah ku ada dimana aku membawa Sunoo Hyung dan Jay Hyung dalam sebuah panggilan bodoh itu.
Aku berharap tidak akan ada yang terjadi lagi ke depannya, walaupun aku akan mengubah sedikit dari takdir mereka. Aku harus melakukannya jika tidak mereka akan mendapatkan panggilan itu lagi.
Baiklah, aku rasa hanya itu. Besok adalah hari pertamaku masuk ke sekolah bersama Jay Hyung dan ya, catatan sepertinya di generasi ini aku harus memulai belajar dari bawah lagi haha. Tapi aku rasa aku bisa menanganinya, aku pasti bisa.
Aku hanya ingin semuanya membaik besok, sesuai dengan yang aku inginkan.
Yang Jungwon 21 September 2042
Copyright ©210726
KAMU SEDANG MEMBACA
MY JOURNAL : RUNNING THROUGH TIME [✓]
Fiksi PenggemarHai, sudah tau kisah ku? haha. Kalian pasti berpikir semua ini adalah kisah Heeseung Hyung, tapi dia hanyalah seseorang yang ada dalam kisah ku. [SEBUAH HIDDEN BOOK DARI THE CALLING]