Prolog

266 25 29
                                    

"Kita putus"

Gadis berponi itu mematung ditempat sambil mencerna perkataan kekasih nya. Ia terkekeh kemudian membanting botol gelas yang ia pegang dan menatap tajam lelaki itu.

"Lo mutusin gue?!" Ucapnya meninggi yang membuat cowok dihadapan nya itu memutar bola matanya malas.

"Gak! gak bisa! gue yang harus mutusin lo! mulai sekarang, kita putus" lanjut gadis itu sambil menghentakkan kaki nya dan berlalu meninggalkan cowok dengan jaket jeans itu yang masih mengerutkan dahi.

"Cewek sarap"

***

Gemuruh suara deru motor yang membuat bising satu sekolah itu selalu terjadi setiap hari, termasuk pagi ini. Penghuni Gardapati sudah terbiasa melihat pemandangan tidak asing dari Geng besar sekolah nya, Radarsta. Tidak ada yang melarang bahkan guru sekalipun, memangnya siapa yang mau membubarkan Geng kesayangan SMA Gardapati ini?

Ngomong-ngomong Radarsta pagi itu terlihat berbeda, jika biasanya Geng yang berisikan cowok semua itu jarang membawa seorang gadis untuk berangkat bersama, namun hari ini salah satu dari mereka terlihat memboncengi primadona sekolah nya.

Gadis cantik dengan kardigan hitam itu turun dari motor putih milik sahabat saudara nya, ia membuka helm nya kemudian berjalan tanpa menghiraukan sorakan dari seluruh anak Radarsta yang mencie-cie kan dirinya dengan sang wakil ketua, Gibran Airlangga.

Siswi lain hanya memandang iri akan posisi Bintang Rajeshara. Gadis yang bergelimang harta juga kasih sayang, dikelilingi cowok ganteng incaran satu sekolah.

"Makasih, sama sama!" teriak cowok yang mengenakan jaket jeans itu langsung diberi acungan jari tengah dari gadis yang menjabat sebagai Mayoret Gardapati.

Keempat sahabat nya hanya menggeleng melihat kelakuan dirinya. Memang banyak yang men-shipper seorang Gibran dengan Bintang, namun kedua nya selalu menyanggah tidak memiliki hubungan apa-apa.

Selain ganteng dan kaya, Gibran termasuk kedalam cowok Boyfriend-able yaa.. walaupun agak tengil, asik juga bila sudah dekat, orang nya humble dan memiliki suara merdu turunan ibunya, itulah salah satu alasan mengapa dulu saat kelas 10 ia diseret untuk masuk anggota Radarsta bersama dengan keempat teman nya.

Beralih pada kelima cees itu sekarang yang tengah berjalan di koridor menuju kelasnya. Gibran berjalan berdampingan paling depan dengan aset penting nya Radarsta. Lalu dibelakang nya ada Arsen dan Putra yang selalu mengapit Rangga ditengah nya.

Fyi, diantara keliama nya Rangga adalah yang paling tua, kemudian Putra lalu disusul Guntur dan Gibran yang selisih satu bulan, dan tahun berikutnya adalah Arsen.

Sebenarnya mereka berlima sudah saling kenal saat masih SMP, namun hanya sebatas tahu nama dan orangnya saja. Lalu Radarsta benar-benar membuat persahabatan mereka semakin dekat hingga saat ini.

Rangga Masta Abimanyu merangkul kedua sahabat didepan nya. Cowok yang bercap Playboy itu nyengir sambil menatap genit para siswi yang mereka lewati.

"Jam 9 malem nanti jadi kan?"

Gibran terlihat mengerutkan dahi nya, "Ngapain?"

"Dih, mulai pikunnya" Timpal Arsen dari belakang mereka

Cowok itu melepas rangkulan Rangga kemudian menoleh ke belakang menatap kedua sahabat nya, "Ngapain sih?"

"Ngepet" Ucap Putra asal, membuat Ketua mereka yang sedaritadi diam saja tiba tiba terkekeh.

ATHAYA GIBRAN - 01Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang