"Aku udah di depan rumah kamu. Pengen masuk, tapi takut digigit Woozi."
Wonra tertawa lepas mendengar lelucon konyol Wonwoo dari telepon. Masker wash-off yang dipakainya benar-benar sudah retak hanya karena satu kalimat yang diucapkan—ehem, pacarnya itu.
"Ih, apaan, sih, udah pakai aku-kamu aja," omel Wonra dengan tawa yang masih tersisa. "Lo nyuri start mulu. Gak pakai basa basi lagi. Sebel. Udah, ah. Gue mau bilas muka dulu. Masker gue retak semua gegara lo."
"Eh, kok pakai gue-lo, sih, yang?!" protes Wonwoo dengan nada suaranya yang ke-aegyeo-an.
Wonra yang baru bangkit dari posisi rebahannya bergidik geli. Mendengar Wonwoo mengubah panggilan menjadi aku-kamu saja sudah membuat Wonra geli, ditambah lagi Wonwoo memanggilnya sayang. Rasanya sekujur tubuh Wonra digelitiki oleh banyak kupu-kupu.
"Up to you, deh. Masuk aja ke rumah. Woozi gak segalak anjing rabies," balas Wonra. "Tunggu 15 menit."
Tanpa menunggu balasan Wonwoo, Wonra segera mematikan panggilan teleponnya dan berlari kecil menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.
Diam-diam, Wonra mengulum senyum. Seandainya pipi tembamnya tak tertutupi oleh masker berwarna putih itu, mungkin akan terlihat sangat jelas rona merah di kedua pipinya.
🔥🔥🔥
Bunyi ketukan pintu kamar Wonra membuat Wonra mengalihkan pandangannya dari cermin.
"Astaga, Ji!" jerit Wonra tatkala dia melihat sosok kembarannya.
Woozi menyelundupkan kepalanya. Sebenarnya tampangnya biasa aja, tetap datar seperti yang biasa terlihat. Namun, sheetmask yang dipakainya itu hampir saja membuat Wonra jantungan.
"Napa, sih, lo alay banget," ledek Woozi. "Wonwoo bilang lo nyuruh dia nunggu 15 menit. Buruan datengin. Kasian tuh anak cuman diem-diem bae daritadi."
"Iya, iya," sungut Wonra, lalu melanjutkan aktivitasnya di depan cermin. "Lagian lo kenapa, sih, pakai gituan?! Tumben banget."
Woozi menatapnya datar. "Gue, kan, besok perform juga. Jadinya gue harus kelihatan glowing dong biar ada yang ngelirik. Emang lo aja apa yang boleh punya pacar? Btw, gue minta sheetmask lo, ya, Ra."
Wonra dengan sigap melemparkan sebungkus tisu basah ke arah Woozi. Nahas, Woozi sudah menutup pintu kamar Wonra dengan keras sebelum benda itu mengenainya.
"Kurang ajar, lo! Pantes aja, ya, tadi gue cariin sheetmask gak nemu-nemu! Mana sisa satu itu lagi!" umpat Wonra sejadi-jadinya.
Dengan wajah cemberutnya, dia menguncir rambutnya lalu mengambil tas kecil dan kokarde. Wonra berjalan keluar kamar untuk menemui Wonwoo yang pasti sedang duduk diam di sofa tamu.
"Lama banget kayak penganten mau akad," ejek Wonwoo. Dia mencubit pipi Wonra sesaat setelah Wonra duduk di sampingnya.
"Sebel sama Woozi," adu Wonra. "Masa dia ngambil sheetmask terakhir gue tanpa bilang apa-apa."
"Heh, gue denger, ya, lo ngaduin gue ke pacar lo!" teriak Woozi dari ruang keluarga. "Lo mau gue aduin juga ke bokap nyokap, hah?!"
"Bodo amat!" balas Wonra.
Dia tak peduli dengan Wonwoo yang tengah terkejut mendengar dua kembar itu saling ngegas. Sepertinya, Wonwoo harus terbiasa mendengar hal seperti ini mulai sekarang.
"Udah, udah," timpal Wonwoo seraya mengelus punggung pacarnya itu. "Nanti aku ganti, deh, sheetmask yang dipakai Woozi. Asal kamu gak pakai gue-lo lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hareudang ; [JWW] ✔️
Fanfiction"gimana rasanya pas lihat mantan jalan sama pacar barunya, won?" "hareudang." -duo won "ck, lebih hareudang lagi denger kalian berdua adu mulut padahal senasib sama-sama jadi korban perselingkuhan." ↪️[semi baku ; lokal] ▶️mei 2020 ©rfashua