1

0 0 0
                                    

Crip...
Cripp..

Suara merdu kicauan burung adalah musik yang indah untuk memulai sebuah hari.

Aku bergelung dalam hangatnya selimut, sambil menunggu nyawaku yang masih tersebar untuk berkumpul.

"Zhi er! bangun sayang, nanti kamu terlambat masuk sekolah!" Sebuah suara disertai usapan lembut pada pipiku berhasil membuat seluruh nyawaku kembali terkumpul.

"Niaaang, beri Aku waktu sebentar lagi," kataku merengek dengan manja saat meletakkan kepalaku di pangkuan Ibuku.

"Oh! Ayolah sayang, ini sudah sangat terlambat, Kamu mau dikatain mengandalkan jabatan Daddymu untuk berlaku semena-mena di sekolah?" Kata Ibuku yang membuatku langsung bangun dan bergegas ke kamar mandi.

Tidak butuh waktu lama untukku menyelesaikan semua ritual mandi yang sudah sangat klise itu.

Saat aku keluar dari kamar mandi dalam keadaan yang sudah rapi! kulihat di kamarku sudah tidak ada lagi Ibuku, kupikir Wanita paruh baya yang masih cantik di usianya yang sudah separuh abad itu sudah menungguku di ruang makan.

"Selamat pagi Niang!"
"Selamat pagi Daddy!"

Sapaku pada dua orang terkasih dalam hidupku itu.

"Pagi sayang! Ayo sarapan, nanti kamu terlambat!" Ibu melambaikan tangannya memintaku bergabung dengan mereka.

"Di mana Gege?" (Kakak laki2 dalam bahasa China).

"Dia sudah berangkat sejak subuh tadi sayang, ada kelas pagi katanya," jawab Ibuku sambil menyodorkan sepiring nasi goreng padaku.

"Oooh, terima kasih Niang!" Kataku dan memakan sarapanku dalam diam.

Setelah Aku menghabiskan sarapanku, aku berangkat ke sekolah dengan diantar supir pribadiku.

"Paman Wei, ke rumahnya Tamara dulu ya, Aku sudah janji akan berangkat bareng pagi ini!" Kataku pada paman Wei, supir pribadiku.

"Iya Nona," jawabnya sopan.

"Terima kasih paman Wei," kataku yang dibalasnya dengan senyuman.

Cklek....

"Shangguan Ling Zhi! Kenapa Kamu masih belum tidur tengah malam begini!" Kata seorang Wanita paruh baya yang cantik saat melihatku masih duduk di depan komputerku padahal sudah malam sudah larut.

"Niang sebentar lagi, Aku akan menyelesaikan ini dulu ya!" Kataku memelas.

"No! Tidur sekarang, besok guru privatmu akan datang lebih pagi!" Katanya dengan tegas menolak bantahan.

"Iya, iya!" Jawabku kesal dan beranjak menaiki ranjangku.

Ibuku pergi setelah memastikan Aku naik ke tempat tidur dan memejamkan mataku.

Yah, kehidupan menyenangkan di atas itu hanyalah sebuah khayalan yang hanya bisa kutuangkan dalam sebuah cerita.

Inilah kehidupanku yang sebenarnya! terkekang, seperti burung dalam sangkar.

Aku sangat iri saat Tamara menceritakan tentang pengalaman kehidupannya dengan mata penuh binar.

Baiklah, waktunya tidur guys, nanti Ibuku marah saat tau Aku kembali duduk di depan komputer saat dia pergi.




Mohon pendapatnya suhu-suhuu🙏🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LIFE IN NOVEL : A Little DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang