Meet

11.9K 325 3
                                    

Pagi ini, Adara sudah bersiap pergi ke kantor. "Mama..." Panggilnya agak keras, tangannya sibuk mengoles selai ke rotinya.

"Pagi sekali?" Tanya ibu Adara muncul. Adara menggigit rotinya. "Iya... Eumm..."

"Hati-hati dijalan, kau yakin tak mau menunggu sebentar? Bi Tan udah masak." Adara menggeleng.

"Takut telat. Dah, Adara berangkat..." Ucapnya mencium tangan ibunya.

"Semangat..." Ucap ibunya dibalas senyuman Adara.

Hanya magang, tapi lumayan. Magang dibayar, kapan lagi? "Aku harus bekerja sebaik mungkin, siapa tahu lulus nanti mereka langsung merekrutku."

Adara masuk kedalam mobilnya lantas melaju menjauh.

Sementara itu, di sebuah rumah lainnya... "Bawakan saja aku sandwich. Jangan pakai saus tomat." Ucap seorang lelaki merapikan pakaiannya.

"Baik tuan..." Pelayan itu cepat keluar. Tak lama terlihat sebuah pergerakan lain di ranjang.

"Eungghh..." Pria itu menoleh sejenak lantas kembali menatap kaca membenarkan dasinya.

Seorang wanita bangkit, mengusap matanya. "Dean..." Panggilnya menatap lelaki itu.

Lelaki itu hanya berdeham pelan. "Cepatlah mandi, kita sarapan. Oma akan mengomelimu lagi jika kau tak bisa bangun pagi dan sarapan bersamanya."

Wanita itu diam, melangkah mendekati pria itu. Tangannya bergerak mendekap pria itu dari belakang.

"Kenapa pagi sekali?" Tanya wanita itu. "Ada urusan di kantor." Ucap pria itu berbalik.

Dean, lelaki itu menatap wajah wanita itu. "Cepat mandi." Wanita itu mengangguk, menjauh.

Blam... "Dasar..." Umpatnya pelan. Dean segera keluar menuju ruang makan.

Seorang wanita tua nampak sudah duduk disana. "Pagi, oma..." Ucap Dean pelan mengecup pipi neneknya.

"Cucuku tampan sekali. Kau ke kantor pagi sekali?" Tanya wanita itu. "Iya, ada mahasiswa magang. Aku harus mengawasi hari pertama mereka." Ucap Dean.

Oma mengangguk, "Mana istrimu?" "Masih mandi." Ucap Dean duduk disamping Oma.

"Lain kali minta dia bangun lebih pagi, seharusnya dia membantu pelayan menyiapkan makanan. Bukankah dia disini sebagai istri?"

Dean hanya diam. "Seharusnya orangtuamu tahu kelakuannya." Ucap Oma.

"Aku tak masalah, Oma. Aku akan mencoba lebih baik." Ucap Dean. "Aahh, cucuku memang baik sekali."

Tak lama, sup untuk Oma datang. "Kau pesan apa hari ini?" Tanya Oma.

"Sandwich." Ucap Dean. Mereka makan, sesekali berbicara. "Lama sekali ya wanita itu..." Ucap Oma.

Dean menoleh keatas, tak ada tanda-tanda istrinya keluar. "Oma ada rencana keluar?" Tanya Dean.

Oma menggeleng. "Oma ingin bersantai saja. Merajut di taman belakang."

"Mau Dean belikan benang baru?" Oma menggeleng. "Tidak perlu, kau terlalu banyak membelikan kemarin, belum habis." Ucap Oma.

"Oma membuat apa?" Tanya Dean. "Oma ingin membuat shal. Untuk kau bawa nanti, kau sering pulang malam belakangan." Ucap Oma.

"Akan kuusahakan makan malam dirumah malam ini..." Ucap Dean. Oma tersenyum. Mereka selesai dengan sarapannya.

"Aku berangkat ya?" Ucap Dean. "Oma antar..." Ucap Oma berdiri. Dean menggandeng neneknya dan berjalan perlahan keluar.

Beauty And The BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang